"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 11 Juni 2013

Babak Baru Kerjasama Iptek antara Indonesia dan Iran

Kerjasama Iptek antara Indonesia dan Iran telah memasuki babak baru. Hal ini ditandai dengan kunjungan Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Republik Islam Iran, Hossein Naderi Manesh ke Kementerian Riset dan Teknologi pada Kamis, 21 Februari 2013. Kunjungan Profesor Manesh diterima oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta yang didampingi oleh Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek, Teguh Rahardjo dan Asisten Deputi Jaringan Iptek Internasional, Nada Marsudi.
Dalam pertemuan yang berjalan lebih kurang satu jam tersebut, kedua pihak membahas upaya peningkatan kerjasama Iptek yang telah berjalan mulai dari tahun 2006. Upaya ini diawali dengan memperbaruhi perjanjian kerjasama yang telah berakhir masa berlakunya. Kedua pihak sepakat untuk memperluas bidang kerjasama yang pada awalnya terbatas pada ilmu kebumian, nanoteknologi, teknologi kedirgantaraan, ilmu kedokteran dan sel punca, serta bioteknologi. 


Sebagai implementasi dari perjanjian kerjasama yang sedang dalam proses pembaharuan, Manesh mengusulkan untuk segera dilakukan small project yang dapat menjadi wahana bagi peneliti di kedua Negara untuk bekerjasama dalam riset bersama atau program pengembangan kapasitas SDM Iptek. Usul ini disambut baik oleh Kementerian Ristek.

Menanggapi hal ini, Teguh Rahardjo mengusulkan agar pada pelaksanaan Joint Working Committee yang keempat nanti dibicarakan mekanisme pendanaan pelaksanaan program bersama. Lebih lanjut disampaikan keinginan Ristek untuk menjalin kerjasama dalam pengembangan Science Techno Park. Iran mempunyai banyak pengalaman dalam menelurkan program spin off/start up company yang berasal dari perguruan tinggi. Iran juga tercatat sebagai Negara yang mempunyai jumlah publikasi terbanyak diantara Negara Islam lainnya. Untuk itu, kerjasama dengan perguruan tinggi yang telah terjalin, diantaranya dengan Universitas Paramadina dan Universitas Islam Negeri diharapkan dapat menyerap kesuksesan tersebut untuk diterapkan di Indonesia. 

Keterbatasan dukungan internasional dalam pembangunan yang dirasakan Iran lebih dari 30 tahun, membuat Negara ini menerapkan pendekatan yang berbeda. Keseriusan, komitmen dan dukungan Pemerintah dalam setiap program yang dijalankan menjadi faktor penting bagi keberhasilan yang diperoleh. Sebagai contoh, program pengiriman manusia ke luar angkasa yang ditetapkan dalam kurun waktu sepuluh tahun, didukung dengan kesiapan SDM yang handal. Dua perguruan tinggi telah dipersiapkan untuk mendukung program tersebut.

Pemerintah juga terus memberikan dukungan bagi siswa program doktoral untuk melakukan penelitian di luar negeri setidaknya dalam waktu enam bulan. Melihat keberhasilan Iran dalam pengembangan Iptek dengan segala keterbatasan yang dimiliki, menjadi penyemangat dan inspirasi bagi Indonesia yang mempunyai modal lebih banyak untuk memberikan nilai lebih bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

(ristek.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar