Bagi Republik Islam Iran,
negara yang baru I Juli 2012 kemarin ditimpa sangsi yang kesekian kalinya oleh
negara negara “adikuasa dunia” merupakan negara terbesar muslim “Syiah” di
dunia ini, sama halnya dengan Indonesia yang merupakan negara terbesar muslim
“Sunni” di dunia, datangnya bulan suci Ramadhan, disambut dengan bahagia dan
suka cita, Terminal Bis penuh dengan orang orang yang mudik karena ingin
berpuasa di tengah tengah keluarga, mesjid mesjid dihias sedemikian rupa,
poster poster di jalan jalan bercerita tentang penyambutan bulan agung ini.
acara acara di Tv maupun radio rame berbicara tentang Ramadhan.. Pemerintah pun
mengumumkan restoran atau kedai kedai makanan harus buka jam berapa selama
bulan Ramadhan. beberapa kebutuhan Sembako sudah naik jauh hari sebelum
Ramadhan ini akan tiba, Naiknya harga bukan disebabkan karena kedatangan bulan
Ramadhan sebagaimana di negara kita, tetapi disebabkan oleh sangsi sangsi
tersebut di atas, kita lihat akan seperti apa jadinya…, teman teman Iran saya
banyak yang mengeluh dengan kenaikan ini, dan sebagian bahkan ada yang memaki
maki pemerintahannya sendiri tanpa tahu harus berbuat apa… kita orang asing
disini, merasakan sekali bagaimana kesusahan mereka, karena disini pun kita
(mahasiswa asing, red) mengalaminya karena beasiswa yang tidak naik naik
angkanya, hiks hiks… berbeda dengan mereka (pekerja asing, diplomat, red)
tambah subur dengan tingginya nilai “Dollar atau Euro” disini, yang sekarang
mencapai 20.000 riyal per 1 dollar… mmmhhhh
Penetapan 1 Ramadhan
Tidak seperti di Indonesia yang
selalu ada dua bahkan tiga atau empat pendapat tentang penetapan 1 Ramadhan, di
Iran semuanya kompak, mengikuti pemerintah. untuk tahun ini jatuh pada hari
Sabtu 21 Juli 2012. mereka (masyarakat syiah) mempunyai pemimpin spiritual yang
harus ditaati, dialah sang Rahbar atau pemimpin tertinggi Iran sekarang
“Ayatullah Ali Khomenei”. bagaimana kita orang Indonesia disini? teman saya yang
notabene pelatih Badminton di Timnas badminton Iran, menunggu “fatwa” dari KBRI
kapan puasa dimulai, dan kapan Tarawih mulai akan dilaksanakan, tetapi sayang
sampai tadi malam belum kedengaran “fatwa” tersebut, hehee… padahal dia sebagai
warga Indonesia disini, ingin sekali “kompak” dengan orang orang Indonesia
disini, terutama dengan KBRI sebagai perwakilan pemerintah.
Makanan “Khas” Bulan Puasa Iran
Sebagaimana di Indonesia, di Iran pun
mempunyai makanan makanan tertentu di bulan Ramadhan, tetapi tetap menurut saya
makanan Indonesia tetap “Paling TOP” deh kalau soal makanan. diantara makanan
khas Iran ketika bulan
puasa, adalah Zulbiye, sejenis kue manis terbuat dari sagu, Halim, sejenis
bubur terbuat dari gandum yang dicampur dengan daging, Osh reshte, sejenis sup dengan mie, kacang
kacangan dan daging, dan lain lain… Untuk minumannya, Teh panas masih
menjadi andalan orang Iran di berbagai musim (seperti kita ketahui, Iran
mempunyai 4 musim, Musim Panas, Musim Dingin, Musim Gugur dan Musim Semi),
seperti Ramadhan kali ini sama dengan Ramadhan tahun lalu, yaitu musim panas,
dimana waktu sahur bisa jam 3.30 pagi dan buka bisa jam 9.30 malam. ini
Ramadhan ketiga saya alami di negeri Ahmadinejad ini.
Shalat Tarawih
Untuk Shalat Tarawih, tidak dilaksanakan
secara berjamaah di mesjid mesjid Iran, jadi jangan aneh, kalau anda berkunjung
kesini di bulan Ramadhan, anda tidak akan bisa mendapati mesjid mesjid penuh
sesak dengan jamaah sebagaimana di Indonesia, kecuali di dua tempat suci yaitu
di Kota suci Qom dan Mashhad, anda akan merinding bila berkunjung kesana,
sebagaimana halnya di Mekah dan Madina, tidak ada matinya, penuh sesak dengan
jamaah, apalagi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Manusia dari berbagai
pelosok di Iran berziarah ke dua tempat itu tak terkecuali dari berbagai
pelosok dunia. Kemah atau tenda pun didirikan di sekitar Mesjid pusat peribadatan
terbesar di Iran
itu (Mesjid Imam Ridha di Mashhad dan Sayyidah Fatimah Maksoma di Qom, red),
karena hotel hotel sudah penuh. sebagaimana di Indonesia ,
disini pun untuk Ifthar atau berbuka puasa, disediakan secara gratis, teh panas
dan kurma, atau halim dan Non (Roti Iran ).
Islam Syiah beranggapan bahwa shalat
sunnah tidak bisa dikerjakan berjamaah, melainkan dikerjakan sendiri sendiri,
bahkan shalat sunnah Ramadhan mereka lebih banyak rakaatnya daripada Shalat
Tarawih itu sendiri, kalau dikalkulasikan selama sebulan itu mencapai 1000
rakaat. maka terkenal dengan shalat sunnah 1000 rakaat, menjelang Lailatul
Qadar adalah waktu yang paling tepat untuk shalat sunnah sebanyak banyaknya.
Budaya Mudik
di Iran, sebagaimana di Indonesia ada
juga budaya mudik, Tehran sebagaimana Jakarta, merupakan pusat kota penting
tempat dimana orang orang daerah mengadu nasib. jadi wajar ketika ada moment
moment penting yang mengharuskan kumpul bersama keluarga besar, mereka pulang
kampung alias mudik.
yang membedakannya dengan Indonesia adalah “moment pentingnya”, kalau di Iran , Lebaran Idul Fitri bukan moment penting
yang mengharuskan pulang kampung sebagaimana di Indonesia . Tetapi ketika Tahun Baru
Iran, mereka akan pulang kampung dan menikmati liburan sampai 3 minggu,
termasuk awal bulan Ramadhan mereka pun pulang kampung dengan mengambil cuti,
karena tidak ada libur resmi untuk ini.
*Sifa Sanjurio
(kompasiana.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar