mengunakan tuduhan palsu bahwa Damaskus telah menggunakan senjata
kimia sebagai dalih untuk menyerang Iran dan menguasai sumber daya
wilayah.
"Sebagian besar dunia khawatir mengenai perang di Suriah yang
diserukan oleh pemerintahan Obama," kata Colin Cavell, penulis buku
"Exporting Made in America Democracy" dan asisten profesor di
Bluefield State College di Virginia Barat.
Dalih AS mendesak tindakan militer terhadap Suriah untuk menghukum
pemerintah Suriah yang telah menggunakan senjata kimia 21 Agustus di
dekat Damaskus.
Pemerintah Suriah mengatakan serangan kimia mematikan itu dilakukan
oleh pemberontak yang beroperasi di dalam negeri dalam upaya menarik
intervensi militer asing di negaranya.
Dalam wawancara dengan Press TV, Ahad, 08/09/13, Cavell mengatakan"
berdasarkan laporan Rusia sebelumnya yang telah diberikan kepada PBB
dengan fakta-fakta yang solid di belakangnya, pelaku seangan adalah
pemberontak dan yang bertanggung jawab atas serangan senjata kimia
ini, katanya.
Menurutnya, senjata kimia tersebut disupai oleh Arab Saudi kepada para
takfiri al-Qaeda (Front al-Nusra) di Suriah. "Kami mempunyai saksi di
lapangan yang telahbersaksi, Arab Saudi pemasok gas sarin yang
digunakan di pinggiran kota Damaskus," tegasnya.
Jika Obama terus ingin melakukan serangan di Suriah, hal itu merupakan
pelanggaran hukum AS dan internasional, jelas Cavell.
Cavell juga menyebut alasan sebenarnya di balik rencana AS untuk
melancarkan perang yang tidak populer dengan Suriah.
"Itu menunjukkan bagaimana korupsi pemerintah AS, dan berapa banyak
mereka yang berada di bawah pengaruh raja-raja Teluk yang memutar
tangan Presiden Barack Obama serta pemerintah Israel yang berharap
perang ini tidak saja hanya Suriah tetapi jugadengan Iran.
"Mereka ingin menggulingkan pemerintah Iran ... untuk mengakhiri semua
pembicaraan tentang demokrasi di mana revolusi Iran pada tahun 1979
telahmengilhami gerakan di seluruh Dunia Arab dan Afrika Utara.
"Dan mereka ingin memastikan bahwa pemerintah Iran tidak memiliki
sumber daya untuk melawan Arab Saudi, raja-raja Teluk Persia dan AS
ingin menyerap sumber daya daerah dan menyedot energi untuk manfaat
mereka sendiri." Tegasnya.
(Islamtimes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar