"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 21 Juli 2012

Embargo Itu Pil yang Menyehatkan


Embargo sementara ini dimaknai sebagai sebuah pengucilan oleh satu atau sekelompok negara terhadap sebuah negara dalam bidang perdagangan. Jika sebuah negara diembagro, maka pasokan produk dari negara-negara yang mengembargo akan diputus oleh sebuah kebijakan sepihak. Biasanya kebijakan ini dilakukan jika suatu Negara dianggap melakukan kebijakan yang salah di mata Negara yang mengembargonya.


Dalam perdagangan dunia, Indonesia termasuk negara yang steril dari embargo. Artinya adalah bahwa secara umum kebijakan-kebijakan Indonesia tidak ada yang salah di mata internasional. Akibatnya adalah barang dari Negara mana saja secara legal bias masuk ke Indonesia.

Namun sayangnya, pengertian embargo sudah terlalu “dinegatifkan” oleh para pemimpin bangsa ini sehingga berbagai kebijakan dalam negeripun harus dibuat dengan sangat hati-hati.

Ironinya. Pemipin bangsa ini begitu alergi dengan embargo. Di embargo terigu yang sebetulnya bukan makanan pokok saja sudah kelabakan, sementara sumberdaya untuk menghasilkan pangan sangat melimpah. Setelah sekian lama menikmati perdagangan bebas, bangsa ini menjadi semakin cengeng. Akibatnya, dari mulai barang yang modern seperti PC tablet sampai dengan garam dapur, Indonesia ternyata mengimpor.

Sebenarnya embargo bukanlah sebuah momok yang menakutkan. Seandainya Indonesia diembagro mobil, Indonesia sudah dapat mebuat mobil sendiri. Apalagi embargo produk pangan, sampai kapanpun embago itu dilakukan, secara teoritis bangsa Indonesia tidak akan mati kelaparan.

Sesungguhnya, embargo itu sebuah pil yang meyehatkan bagi bangsa ini, yang akan memaksa kita untuk selalu berpikir dan berkreativitas. Negara-negara asing justru akan kelabakan jika barangnya tidak bias masuk Indonesia karena 230 juta orang penduduk adalah pasar yang baik untuk berdagang apapun.

Mengapa demikian, ini terkait dengan kemandirian negeri ini. Indonesia tidak bisa tegas karena takut sanksi WTO, tidak diberi pinjaman oleh IMF dan sebagainya……..

* Taryadi Sum
(http://ekonomi.kompasiana.com/
)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar