Iran dan Pembongkaran Sarang Spionase Amerika Serikat

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma
Sayid Ali Khamenei menekankan para pemuda revolusioner Iran terdepan
dalam penamaan kedubes Amerika di Tehran sebagai sarang spionase dalam
sejarah dunia.

Ribuan mahasiswa dan pelajar generasi baru revolusi Islam Iran hari
Ahad (3/11) menjelang peringatan Hari Anti Arogansi Dunia (13 Aban
dalam kalender Iran) dalam suasana penuh keakraban bertemu dengan
Rahbar.

Ayatullah Khamanei dalam pertemuan ini menyatakan bahwa pemuda
beriman dan pemberani (mahasiswa) yang menguasai kedubes Amerika di
Tehran pada 13 Aban 1358 HS telah menyadari esensi serta identitas
sejati kedubes tersebut yang dijadikan sarang spionase dan
menyodorkannya kepada dunia realita tersebut.

November tahun 1979, mahasiswa Iran dalam memprotes beragam
konspirasi Amerika terhadap Revolusi Islam telah menduduki kedubes AS
di Tehran yang dijadikan sarang spionase negara arogan dunia ini dan
hari itu dicantumkan sebagai hari besar perang melawan arogansi dunia
dalam kalender nasional Iran.

Bangsa beriman dan revolusioner Iran baik sebelum maupun pasca
Revolusi Islam sadar akan beragam konspirasi Amerika.

Kedubes AS di Tehran memiliki kerjasama dekat dengan rezim despotik
Pahlevi dan mengintervensi urusan dalam negeri Iran. Meski adanya
intervensi AS di urusan internal Iran dan upaya merusak kemenangan
Revolusi Islam, namun revolusi dengan keberanian berbagai lapisan
masyarakat Iran khususnya para pemuda akhirnya menang.

Bangsa Iran pasca kemenangan Revolusi bangkit melawan konspirasi
negara arogan dunia dan mahasiswa Iran dalam protesnya terhadap
konspirasi tersebut menduduki kedubes AS di Tehran yang dijadikan
sarang spionase.

Seperti yang dipaparkan oleh Rahbar masih ada bangsa dan manusia yang
menolak tunduk terhadap arogansi negara imperialis dunia dan
intervensi serta pamaksaan asing. Mereka ini bangkit melawan arogansi
dan rakyat Iran termasuk jenis bangsa seperti ini.

Pengalaman bersejarah di berbagai wilayah dunia termasuk Iran
menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak dapat dipercaya dan dalam
kondisi terburuk negara ini tak segan-segan meninggalkan sekutunya dan
bahkan memata-matai mereka. Kepercayaan Dr. Mosaddegh kepada Amerika
dan jawaban Washington dengan kudeta pada 8 Mordad 1332 HS (Agustus
1953), berpalingnya Amerika dari Muhammad Reza Pahlevi setelah lari
dari Iran serta aksi spionase terhadap 35 negara dunia menunjukkan
bahwa dewasa ini di antara bangsa dunia, Amerika adalah negara yang
paling dibenci.

Mendudukkan Amerika sebagai negara yang tidak dapat dipercaya dalam
opini publik, untuk pertama kalinya dilakukan oleh pemuda Iran dan
terbongkarnya skandal spionase terbaru AS terhadap berbagai negara
bahkan sekutunya sendiri mengindikasikan bahwa pemuda revolusioner
Iran lebih dari 30 tahun lalu terdepan dalam kasus ini.

Koran Inggris The Guardian dalam laporannya terkait operasi spionase
dan penyadapan telepon oleh Dinas Keamanan Nasional AS (NSA)
melaporkan, dinas keamanan ini menyadap percakapan telepon lebih dari
35 pemimpin dunia. Skandal spionase AS terhadap warga AS dan sejumlah
pemimin dunia telah membangkitkan kegeraman petinggi Eropa.

Mengingat pengalaman sejarah, pemerintah Amerika adalah negara arogan
dan menganggap dirinya bebas mengintervensi urusan bangsa lain. Bangsa
Iran dengan kesadarannya yang tinggi atas ambisi Amerika dengan
menduduki sarang spionase negara arogan dunia ini di Tehran kembali
mengakhiri hegemoni dan intervensi Washington.

Menurut Rahbar, strategi arogan Amerika telah membuat bangsa dunia
tidak mempercayai Washington dan benci terhadap negara ini.

(irib.ir)