Mungkin dalam bayangan
anda, situasi Iran saat ini berbahaya, mencekam, menakutkan, mengkhawatirkan,
karena perang ‘diramalkan’ sudah semakin dekat, juga embargo yang sudah
kesekian kalinya dijatuhkan, pasti membuat negeri yang mayoritas Islam Syiah
ini porak poranda tak menentu.
Tetapi
Kenyataannya seperti apakah…?
"Ternyata
jauh dari bayangan Anda. Semakin ramai berita tentang negara ini, baik itu
tentang nuklirnya, pembunuhan ahli nuklirnya, embargo yang semakin menjadi
jadi, juga persiapan perang yang telah dipersiapkan oleh kedua belah pihak yang
berseteru, tidak membuat masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia takut
untuk pergi ke Iran," demikian laporan Sifa Sanjurio, mahasiswi
Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik
Iran. Perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, ini melaporkan pandangan matanya
langsung dari Teheran , Iran , di Kompasiana, Rabu (8/2/2012).
Dan tahukah anda, teman
saya yang datang dengan tujuan terakhir ini, merasa gagal menjadi “hero”,
karena ternyata negara yang dalam ‘benaknya’ berbahaya dan rawan konflik itu
bohong belakaaaa… dia sudah termakan berita berita yang tidak benar, yang
sengaja terus digencarkan oleh sang penguasa jagad ini.. (tahu kan siapa?).
Dalam “testimoni” nya
tentang Iran dia menulis:
sungguh Iran negara yang
cantik, negara maju, punya Metro (Kereta bawah tanah), Indonesia kapan
ya punya Metro?, Jalanannya bersih, kok mirip Eropa ya? Negara empat musim,
Bersalju pula… so Nice Country. Lanjutnya, pantesan saja negara adi kuasa dan
konconya itu tidak terima Iran
menjadi Negara Maju, sampai diembargo berapa kali, tetap saja masih bisa hidup.
Terakhir opsi perang itu sudah ke berapa kali nya diperingatkan, Tetapi sampai
sekarang mereka ga berani tuh… selorohnya..
Iran Makin Gencar
Mengadakan Acara acara bertaraf Internasional
Beberapa orang dosen saya
yang datang ke Iran dalam
rangka mengikuti Short Course atau Kursus Pendek, tentang
Filsafat (Iran ,
negara yang terkenal dengan para pemikir Filsafat dan Irfan nya, dan diakui
oleh seluruh dunia. Maka wajar, short course ini
diikuti oleh berbagai negara, termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, etc..).
Kursus ini memakan waktu
sebulan, dan seluruh peserta Kursus adalah Ilmuwan atau pemikir Filsafat
pilihan dari negara masing masing, yang sengaja diundang oleh Iran, dengan
fasilitas yang menurut saya istimewa, semua serba gratis. Memang nikmat ya
menjadi orang pinter dan berilmu pengetahuan itu. Seperti contohnya,
Bapak Husein Heriyanto, wakil dari Indonesia, beliau adalah Dosen Filsafat
Universitas Indonesia, yang juga notabene guru saya.
Selain
itu, ada juga Short Course Ekonomi
Islam. Di Iran, Ekonomi Islam, termasuk didalamnya Perbankan Islam, ternyata
tidak “seheboh” di Indonesia .
Disini tidak ada istilah Ekonomi Syariah atau pun Bank Syariah. Mungkin karena
negaranya sudah Negara Islam ya, jadi semua memang sudah syariah. Tetapi yang
menarik, seperti yang dituturkan Dosen Hukum Universitas Indonesia, Dr. Gemala
Dewi, LL.M. yang menjadi salah satu peserta kursus yang memakan waktu sebulan
itu menyebutkan, bahwa Bank di Iran seperti halnya Bank konvensional di
Indonesia, memakai sistem bunga, dan dibolehkan, dengan alasan, bunga tersebut
dipakai untuk keperluan kesejahteraan negara. Dan perlu diketahui sekarang ini
bunga bank semakin naik, termasuk bunga deposito yang mencapai 20 % (ayo siapa
yang mau mendepositokan uangnya disini, bisa melalui saya..)
Belum
genap sebulan saya didatangi dosen dosen tersebut diatas, saya sudah ditelp
dari Jakarta oleh dosen saya selanjutnya yang
notabene Pemimpin Redaksi sekaligusOwner dari Majalah Alo Indonesia (Majalah
berbahasa Arab Pertama di Indonesia), Prof. Dr. Nabilah Lubis. Beliau akan
menghadiri The International Festival of Muslim Women’s Print Media pada
tanggal 7 – 12 Januari 2012 kemarin.
Berbeda dengan acara short
course, pada Festival ini saya ikut berpartisipasi langsung, karena saya
didaulat menemani dosen saya tersebut, yang usianya sudah hampir 70 tahun,
tetapi semangat dan pemikiran serta idenya patut diacungi empat jempol. Selain
dosen saya tersebut, perwakilan dari Indonesia juga diwakili oleh Pemimpin
Redaksi MajalahParas, Indriyani
Permatasari, yang notabene teman dekat saya dulu di kampus UIN Jakarta, ketika
sama sama menjadi wartawan kampus sepuluh tahun yang lalu.
Dalam Festival ini, saya
banyak sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik atau pun media, terutama
media khusus perempuan. Dihadiri oleh lebih dari sepuluh negara, dan hasil dari
pertemuan ini diantaranya adalah perlunya dibentuk wadah atau media khusus
untuk perempuan muslim di seluruh dunia, yang nantinya akan menampung seluruh
aspirasi perempuan dimana pun berada, terlepas dari agama, suku, bangsa dan ras
nya.
Belum genap seminggu pula
dari kepulangan Prof. Nabilah Lubis dan sahabat saya tersebut ke Indonesia .
Prof. Nabilah mengirimkan sms kepada saya, bahwa puteranya, Ustadz Sabri Lubis,
sebentar lagi akan ke Tehran
menghadiri Kongres Pemuda Islam seluruh dunia. Woww surprise….
Dan
benar saja, pada tanggal 28 – 29 Januari 2012 di Tehran dilaksanakanInternational Islamic
Awakening and Youths Conference yang dihadiri oleh seluruh pemuda Islam dari 72
negara. Tetapi sayang, Ustadz Sabri Lubis tidak jadi ikut acara ini, karena
sesuatu hal. Tetapi tetap Indonesia
mengirimkan pesertanya, diantaranya Ustadz Hasan Daliel.
Tidak berhenti disini,
kembali Tehran mengadakan acara internasional selanjutnya, yaitu Congress on Islamic Awakening Literature pada
tanggal 5 Februari 2012 kemarin selama dua hari.
Juga tanggal 16 Februari
2012, Iran
menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah untuk “Tournament Badminton Iran Challenge”
yang akan dihadiri oleh 24 negara.
Note: Sekarang seluruh
pelatih Tim Nasional Badminton Iran
yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia
(Mereka semua adalah pahlawan, yang mengharumkan nama INDONESIA di
kancah dunia internasional, melalui olahraga Badminton), sedang sibuk sibuknya
melatih dan menyeleksi anak buahnya yang akan bertanding pada liga tersebut. Oh
ya, diantara pelatih Badminton kita yang disini merupakan kompasianer juga lho…
, silahkan tebak, siapakah dia?
Kamis, tanggal 2 Februari 2012
kemarin, saya mendapat berita bahwa KBRI di Tehran menerima tamu dari Bio Farma
Indonesia, juga Tim Nasional Futsal kita, yang akan bertanding di Tehran.
Sayang sampai berita kekalahan Tim Futsal kita yang saya lihat di Televisi,
tidak ada pemberitahuan resmi atau undangan nonton bersama, atau kumpul
bersama, layaknya Tim Nasional Sepak Bola yang bertanding melawan Timnas Iran , September
2011 lalu. Padahal kalau ada undangan nonton bersama, apapun yang terjadi, saya
akan menjadi penonton setia Timnas Futsal kita. Dan saya akan kabarkan ke
seluruh dunia, apapun itu hasilnya.
Terakhir tamu saya di Iran adalah teman nya teman baik saya, datang ke
Iran
karena bisnis alias urusan pekerjaan.
Tidak hanya disini saja,
nanti ada beberapa teman dan guru saya yang berencana datang ke Iran, antara
bulan Maret sampai Agustus 2012, dari sekarang mereka sudah mendaulat saya
untuk menjadi “Guide” buat mereka, dan saya sanggupi dengan senang hati.
Senangnya ditengokin oleh
saudara saudara setanah air. Inilah yang membuat adik saya yang sedang kuliah
di Moscow Rusia iri, karena jarang sekali ditengokin…
Kesan dan Pesan Tamu
tamu saya tentang Iran
Rakyat Iran , meyakini
seratus persen bahwa perang sama sekali tidak akan terjadi. Dan menganggap
sepele semua masalah yang sekarang sedang panas diperbincangkan di bagian dunia
sana . Jadi kita
yang notabene “orang asing” disini santai juga menyikapinya dan perasaan pun
lebih tenang.
Itu pun yang dirasakan oleh
dosen dan teman teman saya yang datang kesini, mereka takjub, heran, ternyata
Iran tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, tidak menyangka bahwa Iran
adalah negara yang aman, tidak terlihat penjagaan ketat dimana mana, baik itu
tentara atau tank tank nya yang siap memuntahkan pelurunya, kotanya bersih, dan
mempunyai empat musim pula (Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim
Dingin), karena kebanyakan dari mereka mengira bahwa Iran sama dengan negara
Arab yang panas dan gersang, kenyataannya di jalan jalan utama Iran, kita
dengan mudahnya menemukan pohon pohon besar yang umurnya sudah tahunan, akarnya
didalam sungai sungai kecil yang mengalir sepanjang jalan utama kota Tehran.
Apalagi bulan Januari
Februari ini adalah masih musim dingin, saat salju turun dengan indahnya bak
kapas kapas putih bersih beterbangan bebas dari angkasa ke bumi Tuhan semesta
alam yang fana, tetapi kita dibuat terlena dengan ke’fana’annya.
Kapan saya Kuliahnya, kok mendampingi tamu terus..?
Kuliah
saya hanya dua hari dalam seminggu, meskipun tugas tugasnya selangit, ditambah
hari libur resmi disini banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada di Indonesia .
Pandainya kita berbagi waktu saja, sehingga kita tidak terlena dengan waktu
bebas yang ada. Sebab itu pula lah saya sering punya banyak waktu untuk
menemani para tamu saya terhormat dari Indonesia yang datang kesini.
Untuk libur di Iran, Saya
beri contoh, semester yang lalu saya masuk awal Oktober 2011 (pasca liburan
musim panas, 3 bulan) Pertengahan Bulan Januari selesailah kuliah semester
pertama, setelah libur beberapa minggu, awal Februari ini masuk kuliah semester
dua, akhir Maret nanti sudah akan libur lagi selama tiga minggu, menyambut
Tahun Baru Iran, Sekaligus menandakan awal musim Semi. Akhir April kembali
masuk kuliah sampai akhir Juni, libur lagi 3 bulan… Musim Panas. Dan seterusnya
demikian.
Liburan
yang saya sebutkan semua diatas, termasuk “Great Holiday”, belum libur tanggal
merah yang cuma sehari dua hari, seperti Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran,
Hari lahir dan wafatnya serta Isra Mikrajnya Nabi Muhammad Saw, Hari lahir dan
wafatnya sebagian para Imam maksumin, dan lain lain. Coba bayangkan, apa tidak
banyak liburan kita disini? Hehehe…
*Sifa Sanjurio (Kompasiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar