"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 07 Agustus 2012

Di Iran, Nyatanya Perempuan Indonesia Aman-aman Saja


Mungkin dalam bayangan anda, situasi Iran saat ini berbahaya, mencekam, menakutkan, mengkhawatirkan, karena perang ‘diramalkan’ sudah semakin dekat, juga embargo yang sudah kesekian kalinya dijatuhkan, pasti membuat negeri yang mayoritas Islam Syiah ini porak poranda tak menentu.
Tetapi Kenyataannya seperti apakah…?

"Ternyata jauh dari bayangan Anda. Semakin ramai berita tentang negara ini, baik itu tentang nuklirnya, pembunuhan ahli nuklirnya, embargo yang semakin menjadi jadi, juga persiapan perang yang telah dipersiapkan oleh kedua belah pihak yang berseteru, tidak membuat masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia takut untuk pergi ke Iran," demikian laporan Sifa Sanjurio, mahasiswi Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik Iran. Perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, ini melaporkan pandangan matanya langsung dari Teheran, Iran, di Kompasiana, Rabu (8/2/2012).
Percaya atau tidak, dalam dua bulan terakhir ini, saya kedatangan banyak tamu dari Indonesia yang notabene; Dosen saya, teman saya, temannya teman saya, termasuk teman yang baru saya kenal, karena membaca tulisan saya di Kompasiana (Top Banget deh Kompasiana..). Semua datang kesini dengan bermacam tujuan, kebanyakan dari mereka datang dengan tujuan menghadiri seminar internasional, short course, bisnis, dan satu lagi karena ingin menjadi “hero” dengan mengunjungi negara negara “berbahaya atau rawan konflik” seperti Iran dan Afghanistan.

Dan tahukah anda, teman saya yang datang dengan tujuan terakhir ini, merasa gagal menjadi “hero”, karena ternyata negara yang dalam ‘benaknya’ berbahaya dan rawan konflik itu bohong belakaaaa… dia sudah termakan berita berita yang tidak benar, yang sengaja terus digencarkan oleh sang penguasa jagad ini.. (tahu kan siapa?).

Dalam “testimoni” nya tentang Iran dia menulis: sungguh Iran negara yang cantik, negara maju, punya Metro (Kereta bawah tanah), Indonesia kapan ya punya Metro?, Jalanannya bersih, kok mirip Eropa ya? Negara empat musim, Bersalju pula… so Nice Country. Lanjutnya, pantesan saja negara adi kuasa dan konconya itu tidak terima Iran menjadi Negara Maju, sampai diembargo berapa kali, tetap saja masih bisa hidup. Terakhir opsi perang itu sudah ke berapa kali nya diperingatkan, Tetapi sampai sekarang mereka ga berani tuh… selorohnya..


Iran Makin Gencar Mengadakan Acara acara bertaraf Internasional

Beberapa orang dosen saya yang datang ke Iran dalam rangka mengikuti Short Course atau Kursus Pendek, tentang Filsafat (Iran, negara yang terkenal dengan para pemikir Filsafat dan Irfan nya, dan diakui oleh seluruh dunia. Maka wajar, short course ini diikuti oleh berbagai negara, termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, etc..).

Kursus ini memakan waktu sebulan, dan seluruh peserta Kursus adalah Ilmuwan atau pemikir Filsafat pilihan dari negara masing masing, yang sengaja diundang oleh Iran, dengan fasilitas yang menurut saya istimewa, semua serba gratis. Memang nikmat ya menjadi orang pinter dan berilmu pengetahuan itu. Seperti  contohnya, Bapak Husein Heriyanto, wakil dari Indonesia, beliau adalah Dosen Filsafat Universitas Indonesia, yang juga notabene guru saya.

Selain itu, ada juga Short Course Ekonomi Islam. Di Iran, Ekonomi Islam, termasuk didalamnya Perbankan Islam, ternyata tidak “seheboh” di Indonesia. Disini tidak ada istilah Ekonomi Syariah atau pun Bank Syariah. Mungkin karena negaranya sudah Negara Islam ya, jadi semua memang sudah syariah. Tetapi yang menarik, seperti yang dituturkan Dosen Hukum Universitas Indonesia, Dr. Gemala Dewi, LL.M. yang menjadi salah satu peserta kursus yang memakan waktu sebulan itu menyebutkan, bahwa Bank di Iran seperti halnya Bank konvensional di Indonesia, memakai sistem bunga, dan dibolehkan, dengan alasan, bunga tersebut dipakai untuk keperluan kesejahteraan negara. Dan perlu diketahui sekarang ini bunga bank semakin naik, termasuk bunga deposito yang mencapai 20 % (ayo siapa yang mau mendepositokan uangnya disini, bisa melalui saya..)

Belum genap sebulan saya didatangi dosen dosen tersebut diatas, saya sudah ditelp dari Jakarta oleh dosen saya selanjutnya yang notabene Pemimpin Redaksi sekaligusOwner dari Majalah Alo Indonesia (Majalah berbahasa Arab Pertama di Indonesia), Prof. Dr. Nabilah Lubis. Beliau akan menghadiri  The International Festival of Muslim Women’s Print Media pada tanggal 7 – 12 Januari 2012 kemarin.

Berbeda dengan acara short course, pada Festival ini saya ikut berpartisipasi langsung, karena saya didaulat menemani dosen saya tersebut, yang usianya sudah hampir 70 tahun, tetapi semangat dan pemikiran serta idenya patut diacungi empat jempol. Selain dosen saya tersebut, perwakilan dari Indonesia juga diwakili oleh Pemimpin Redaksi MajalahParas, Indriyani Permatasari, yang notabene teman dekat saya dulu di kampus UIN Jakarta, ketika sama sama menjadi wartawan kampus sepuluh tahun yang lalu.

Dalam Festival ini, saya banyak sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik atau pun media, terutama media khusus perempuan. Dihadiri oleh lebih dari sepuluh negara, dan hasil dari pertemuan ini diantaranya adalah perlunya dibentuk wadah atau media khusus untuk perempuan muslim di seluruh dunia, yang nantinya akan menampung seluruh aspirasi perempuan dimana pun berada, terlepas dari agama, suku, bangsa dan ras nya.

Belum genap seminggu pula dari kepulangan Prof. Nabilah Lubis dan sahabat saya tersebut ke Indonesia. Prof. Nabilah mengirimkan sms kepada saya, bahwa puteranya, Ustadz Sabri Lubis, sebentar lagi akan ke Tehran menghadiri Kongres Pemuda Islam seluruh dunia.  Woww surprise….
Dan benar saja, pada tanggal 28 – 29 Januari 2012 di Tehran dilaksanakanInternational Islamic Awakening and Youths Conference yang dihadiri oleh seluruh pemuda Islam dari 72 negara. Tetapi sayang, Ustadz Sabri Lubis tidak jadi ikut acara ini, karena sesuatu hal. Tetapi tetap Indonesia mengirimkan pesertanya, diantaranya Ustadz Hasan Daliel.

Tidak berhenti disini, kembali Tehran mengadakan acara internasional selanjutnya, yaitu Congress on Islamic Awakening Literature pada tanggal 5 Februari 2012 kemarin selama dua hari.

Juga tanggal 16 Februari 2012, Iran menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah untuk “Tournament Badminton Iran Challenge” yang akan dihadiri oleh 24 negara.

Note: Sekarang seluruh pelatih Tim Nasional Badminton Iran yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia (Mereka semua adalah pahlawan, yang mengharumkan nama INDONESIA di kancah dunia internasional, melalui olahraga Badminton), sedang sibuk sibuknya melatih dan menyeleksi anak buahnya yang akan bertanding pada liga tersebut. Oh ya, diantara pelatih Badminton kita yang disini merupakan kompasianer juga lho… , silahkan tebak, siapakah dia?

Kamis, tanggal 2 Februari 2012 kemarin, saya mendapat berita bahwa KBRI di Tehran menerima tamu dari Bio Farma Indonesia, juga Tim Nasional Futsal kita, yang akan bertanding di Tehran. Sayang sampai berita kekalahan Tim Futsal kita yang saya lihat di Televisi, tidak ada pemberitahuan resmi atau undangan nonton bersama, atau kumpul bersama, layaknya Tim Nasional Sepak Bola yang bertanding melawan Timnas Iran, September 2011 lalu. Padahal kalau ada undangan nonton bersama, apapun yang terjadi, saya akan menjadi penonton setia Timnas Futsal kita. Dan saya akan kabarkan ke seluruh dunia, apapun itu hasilnya.

Terakhir tamu saya di Iran adalah teman nya teman baik saya, datang ke Iran karena bisnis alias urusan pekerjaan.

Tidak hanya disini saja, nanti ada beberapa teman dan guru saya yang berencana datang ke Iran, antara bulan Maret sampai Agustus 2012, dari sekarang mereka sudah mendaulat saya untuk menjadi “Guide” buat mereka, dan saya sanggupi dengan senang hati.

Senangnya ditengokin oleh saudara saudara setanah air. Inilah yang membuat adik saya yang sedang kuliah di Moscow Rusia iri, karena jarang sekali ditengokin…

Kesan dan Pesan Tamu tamu saya tentang Iran

Rakyat Iran, meyakini seratus persen bahwa perang sama sekali tidak akan terjadi. Dan menganggap sepele semua masalah yang sekarang sedang panas diperbincangkan di bagian dunia sana. Jadi kita yang notabene “orang asing” disini santai juga menyikapinya dan perasaan pun lebih tenang.

Itu pun yang dirasakan oleh dosen dan teman teman saya yang datang kesini, mereka takjub, heran, ternyata Iran tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, tidak menyangka bahwa Iran adalah negara yang aman, tidak terlihat penjagaan ketat dimana mana, baik itu tentara atau tank tank nya yang siap memuntahkan pelurunya, kotanya bersih, dan mempunyai empat musim pula (Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin), karena kebanyakan dari mereka mengira bahwa Iran sama dengan negara Arab yang panas dan gersang, kenyataannya di jalan jalan utama Iran, kita dengan mudahnya menemukan pohon pohon besar yang umurnya sudah tahunan, akarnya didalam sungai sungai kecil yang mengalir sepanjang jalan utama kota Tehran.

Apalagi bulan Januari Februari ini adalah masih musim dingin, saat salju turun dengan indahnya bak kapas kapas putih bersih beterbangan bebas dari angkasa ke bumi Tuhan semesta alam yang fana, tetapi kita dibuat terlena dengan ke’fana’annya.


Kapan saya Kuliahnya, kok mendampingi tamu terus..?
Kuliah saya hanya dua hari dalam seminggu, meskipun tugas tugasnya selangit, ditambah hari libur resmi disini banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada di Indonesia. Pandainya kita berbagi waktu saja, sehingga kita tidak terlena dengan waktu bebas yang ada. Sebab itu pula lah saya sering punya banyak waktu untuk menemani para tamu saya terhormat dari Indonesia yang datang kesini.

Untuk libur di Iran, Saya beri contoh, semester yang lalu saya masuk awal Oktober 2011 (pasca liburan musim panas, 3 bulan) Pertengahan Bulan Januari selesailah kuliah semester pertama, setelah libur beberapa minggu, awal Februari ini masuk kuliah semester dua, akhir Maret nanti sudah akan libur lagi selama tiga minggu, menyambut Tahun Baru Iran, Sekaligus menandakan awal musim Semi. Akhir April kembali masuk kuliah sampai akhir Juni, libur lagi 3 bulan… Musim Panas. Dan seterusnya demikian.
Liburan yang saya sebutkan semua diatas, termasuk “Great Holiday”, belum libur tanggal merah yang cuma sehari dua hari, seperti Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran, Hari lahir dan wafatnya serta Isra Mikrajnya Nabi Muhammad Saw, Hari lahir dan wafatnya sebagian para Imam maksumin, dan lain lain. Coba bayangkan, apa tidak banyak liburan kita disini? Hehehe

*Sifa Sanjurio (Kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar