Diam-diam
beberapa perempuan Indonesia
meneteskan air mata ketika menyimak pidato dan menyaksikan cuplikan video
perjuangan kaum hawa di medan perang yang
diputar pada pembukaan Konferensi Internasional Tentang Wanita dan Kebangkitan
Islam di Teheran, Iran ,
Selasa (10/7).
mengatakan pada ANTARA, setelah mengikuti prosesi pembukaan konperensi tersebut. Pemimpin dan rakyat
Pesan dalam pidato Ahmadinejad rupanya sangat mengena bagi aktifis MER-C yang bersentuhan dengan masalah-masalah kemanusiaan di lapangan sejak tahun 2004 itu.
"Pesan tadi membangkitkan semangat kita. Tidak ada yang tidak mungkin karena kekuataan Allah di atas segalanya. Beliau tadi mengutip ayat Quran yang menegaskan bahwa Allah tak memberi ujian di luar kemampuan kita. Itu janji Allah. Mengapa harus takut mempunyai pilihan-pilihan yang jelas," tagas Zackya,yang menjadi anggota Komisi Perempuan dan Kebangkitan Islam - Potensi Wanita dan Tindakan Revolusioner" dalam konferensi yang untuk pertama kali diadakan tersebut.
Seorang anggota delegasi
"Sempat menangis.
Seperti halnya Zackya, maka Septi juga memuji pidato Ahmadinejad sebagai "luar biasa" dan membuat yang mendengarkan tergerak atau termotivasi.
Presiden Ahmadinejad membawa rakyatnya maju bersama dan bangga pada bangsanya.
Dia mengutip pidato Ahmadinejad yang menggambarkan perempuan sebagai manifestasi kesempurnaan Allah. Maka, Septi mengajak perempuan untuk bergerak dari dalam keluarga masing-masing dengan membesarkan dan mendidik anak-anak yang kelak dapat membuat negara
"Mari mulai dari keluarga yang merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat," ujarnya. Tindakan seperti ini akan mempunyai efek bola salju, di mulai dari yang kecil kemudian menjadi sesuatu yang hebat, tegasnya.
Peranan wanita
Ahmadinejad yang berpidato dengan semangat dan tanpa teks rupanya juga membuat terkesan dr. Syifa Armenda, ketua devisi Diklat MER-C Yogyakarta.
"Banyak poin yang penting dalam pidato presiden tadi. Ahmadinejad menunjukkan peranan penting wanita dalam revolusi Islam. Tanpa teks, tapi mengalir dengan lancar dan banyak yang baru," ujarnya.
Namun, Syifa berharap ada wakil dari negara non-Timur Tengah, misalnya dari Asia Tenggara, yang ikut berpidato mengenai peranan perempuan dan kebangkitan Islam, dan bukan hanya wakil dari negara-negara yang bergejolak yang berpidato di pertemuan tersebut.
Mengenai suasana pembukaan yang diselang-selingi dengan lagu-lagu yang memuji Allah dan Nabi Muhammad SAW, serta video mengenai perjuangan perempuan di negara Timur Tengah yang bergolak, seperti Palestina, dokter muda ini mengatakan terkesan.
"Rata-rata teman-teman merasa terharu melihat perjuangan wanita-wanita Islam tersebut," ujarnya.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad di depan lebih dari 300 Muslimah dari 85 negara, termasuk dari 19 perempuan dari Indonesia, mengatakan perempuan mempunyai peran penting dan sangat berpengaruh khususnya untuk pembangunan sosial.
"Jika perempuan bangkit, maka seluruh masyarakat bangkit," kata Ahmadinejad pada pidato pembukaan konperensi yang dihadiri oleh wakil-wakil antara lain
Presiden
Ahmadinejad percaya bahwa semua perubahan memerlukan peran perempuan, seperti telah terbukti di Iran dan belahan lain di dunia, antara lain, Mesir, Yaman dan
Ia menyerukan reformasi atau perubahan fundamental di seluruh dunia menuju ke arah yang lebih baik, agar manusia dapat hidup bermartabat dan mulia. Umat manusia perlu bangkit dari kehinaan, tekanan, tirani serta kemiskinan agar bisa merasakan manisnya hidup bermartabat, tegasnya.
Pidato yang bersemangat serta video heroik perempuan berhasil membangkitkan semangat para perempuan yang hadir di konperensi dua hari itu.
"Konferensi ini menunjukkan bahwa perempuan layak berjuang bahkan di
(antarajatim.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar