Dariush yang
sehari-hari berprofesi sebagai pemandu wisata merupakan salah satu relawan yang
mendampingi delegasi Indonesia
selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok di Teheran, Iran .
Menurut Dariush, di Iran, konflik macam itu sudah jarang terdengar. “Konflik antara etnis yang berbeda, maupun antara Sunni dan Syiah, sudah lama tidak ada lagi,” katanya. “Belakangan ini, hubungan kami sangat baik,” katanya. Dia membantah berita bahwa penguasa Syiah di Iran mendiskriminasi penganut Sunni disana .
Menurut Dariush, di Iran, konflik macam itu sudah jarang terdengar. “Konflik antara etnis yang berbeda, maupun antara Sunni dan Syiah, sudah lama tidak ada lagi,” katanya. “Belakangan ini, hubungan kami sangat baik,” katanya. Dia membantah berita bahwa penguasa Syiah di Iran mendiskriminasi penganut Sunni di
Menurut Dariush, di Iran, konflik macam itu sudah jarang terdengar.
“Konflik antara etnis yang berbeda, maupun antara Sunni dan Syiah, sudah lama
tidak ada lagi,” katanya. “Belakangan ini, hubungan kami sangat baik,”
katanya. Dia membantah berita bahwa penguasa Syiah di Iran
mendiskriminasi penganut Sunni di sana .
Menurut Dariush, kerukunan ini didorong oleh para pemuka agama Islam di Iran yang selalu menekankan toleransi antar -umat. “Kami diajarkan kalau dua muslim itu bersaudara. Jadi seharusnya tidak ada konflik dan pertengkaran di antara saudara,” kata Dariush.
Pria beranak dua ini berpesan agar warga Islam di Indonesia bisa hidup bertetangga dengan rukun dan damai. “Kita semua keturunan dari Adam dan Hawa. Semuanya bersaudara,” katanya. Jika ada perbedaan, kata Dariush, maka seharusnya ini diselesaikan dengan diskusi dan negosiasi.
Dariush juga menekankan bahwa muslim di seluruh dunia sama saja, entah itu berlatarbelakang Syiah atau Sunni. “Tidak ada perbedaan. Kita semua di hadapan Tuhan sama. Hanya amal perbuatan kita saja yang membedakan posisi kita,” katanya.
Menurut Dariush, kerukunan ini didorong oleh para pemuka agama Islam di Iran yang selalu menekankan toleransi antar -umat. “Kami diajarkan kalau dua muslim itu bersaudara. Jadi seharusnya tidak ada konflik dan pertengkaran di antara saudara,” kata Dariush.
Pria beranak dua ini berpesan agar warga Islam di Indonesia bisa hidup bertetangga dengan rukun dan damai. “Kita semua keturunan dari Adam dan Hawa. Semuanya bersaudara,” katanya. Jika ada perbedaan, kata Dariush, maka seharusnya ini diselesaikan dengan diskusi dan negosiasi.
Dariush juga menekankan bahwa muslim di seluruh dunia sama saja, entah itu berlatarbelakang Syiah atau Sunni. “Tidak ada perbedaan. Kita semua di hadapan Tuhan sama. Hanya amal perbuatan kita saja yang membedakan posisi kita,” katanya.
(www.tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar