"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 25 Juli 2012

DINAMIKA PERFORMA MAZHAB SUNNI DI REPUBLIK ISLAM IRAN (YANG MAYORITAS BERMAZHAB SYIAH JA'FARI)


Sebagian dari pengikut mazhab Sunni (terutama yang berafiliasi dengan wahabi) senantiasa mengklaim bahwa di Iran kaum minoritas sunni tidak memperoleh sebagian hak-haknya dan tidak memiliki kebebasan yang diperlukan dalam berbagai bidang. Sementara itu, kelompok Syiah di berbagai negara Arab terutama negara-negara Teluk Persia khususnya Arab Saudi juga punya klaim serupa dan menilai hak- haknya dirampas oleh rezim-rezim di negara tersebut. 

.
Dalam tulisan singkat ini, kami ingin secara global membandingkan tentang kondisi kehidupan pengikut Sunni di Iran dan Syiah di Arab Saudi sehingga tampak jelas sebagian realita di kedua negara itu. Pihak-pihak yang mengklaim bahwa minoritas Muslim Sunni di Iran mengalami penindasan dan provinsi-provinsi berpenduduk Sunni berada di bawah garis kemiskinan dan diskriminasi, ada baiknya mereka mengetahui bahwa populasi Muslim Sunni di Iran kurang dari 10 persen. 
.Di Provinsi Sistan dan Baluchestan - yang mendapat perhatian lebih dari pemerintah - Karena tidak ada orang (investor)yang berani melakukan investasi karena ketidak amanan yang diciptakan oleh Abdul Malik Rigi, pemimpin kelompok teroris Jundullah yang mendapat dukungan penuh dari rezim Saudi dan telah tewas beberapa waktu lalu, tapi meski demikian pemerintah Iran saat ini telah sering kali melakukan kunjungan kerja ke wilayah itu. Pemerintah telah mensahkan dan melaksanakan sejumlah proyek properti dan nasional berskala besar di Sistan dan Baluchestan, seperti peresmian rel kereta api Zahedan-Tehran dan Chabahar- Mashad. Selain itu, pemerintah juga sudah memasang pipa gas untuk mengaliri energi kepada seluruh warga di provinsi itu. 
.
Di samping pemerintah, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei juga telah melakukan kunjungan sembilan hari ke Sistan dan Baluchestan beberapa tahun lalu dan mengeluarkan instruksi-instruksi khusus untuk memberantas kemiskinan di daerah itu. Selain itu, pembangunan sejumlah rumah sakit lapangan, pelayanan pengobatan gratis, pembangunan jalan raya, pemasangan pipa air dan gas serta jaringan listrik, dan ratusan proyek- proyek besar lainnya, semua bertujuan untuk melaksanakan keadian dan pemerataan serta memberantas diskriminasi. 
.
Sementara di Arab Saudi dengan populasi Syiah sekitar 20 persen, terutama di wilayah timur negara itu, hingga sekarang tidak hanya kabinet pemerintah Saudi yang belum pernah berkunjung ke sana, tapi juga tidak satu pun dari para raja keluarga al-Saud yang menyambangi daerah itu kecuali untuk melihat perusahaan minyak nasional, Aramco, yang beroperasi di timur Saudi. Perlu diketahui bahwa Syiah Saudi meski tinggal di wilayah kaya minyak dan pusat cadangan energi dunia, akan tetapi mereka hidup miskin dan menerima pelayanan publik yang sangat rendah dibanding daerah- daerah lain di Saudi. 
.
Arab Saudi, pengekspor utama minyak dunia dan sekutu besar AS, adalah monarki absolut yang tidak mentoleransi perbedaan pendapat. Minoritas Syiah Saudi tinggal sebagian besar di Provinsi Timur, yang memiliki banyak kekayaan minyak negara itu. Masyarakat Syiah di sana menerima perlakukan diskriminatif dan tidak menerima hak- haknya.

Partisipasi Dalam Pemerintahan
.
Orang-orang yang mengklaim bahwa masyarakat Sunni di Iran tidak diberi posisi di pemerintahan, ada baiknya mereka melihat kehadiran beberapa perwakilan Sunni di parlemen nasional Iran atau di parlemen kota seperti Zahedan, di mana populasi Sunni hampir berimbang dengan Syiah. Mereka bahkan aktif di dewan kota, kantor gubernur, bupati, dan instansi- instansi pemerintah lainnya. Kebanyakan pengikut Sunni juga mengabdi di lembaga-lembaga seperti kepolisian dan militer serta lainnya. Sementara di Arab Saudi tidak satu pun perwakilan Syiah hadir di Dewan Syura Saudi. Komunitas Syiah bahkan tidak diizinkan untuk memangku jabatan sebagai kepala di sekolah-sekolah dan hanya dalam beberapa tahun belakangan mereka diperbolehkan mengirim wakilnya ke dewan-dewan kota. Ironisnya, Syiah sama sekali tidak punya hak untuk terlibat dalam dunia militer atau kepolisian. 

Sosial dan Keagamaan
.
Mereka yang menyuarakan keterpasungan Muslim Sunni dalam ritual-ritual mazhabnya dan berbicara tentang praktek diskriminasi di Iran, faktanya masyarakat Sunni memiliki masjid di seluruh kota berpenduduk Sunni dan mereka menggelar shalat berjamaah dan Jumat secara independen. Jumlah pusat pendidikan dan hauzah ilmiah (pesantren) serta masjid Sunni di kota- kota seperti Zahedan bahkan bisa sepuluh kali lipat. Muslim Sunni secara keseluruhan memiliki lebih dari 400 pusat kegiatan agama dan hauzah ilmiah di daerah-daerah mereka dan ini belum termasuk masjid. Namun, masyarakat Syiah di seluruh Arab Saudi hanya memiliki kurang dari 50 hauzah ilmiah. 
.
Belum lagi masjid- masjid Syiah di Saudi kerap mendapat serangan pasukan keamanan dan penyegelan. Di sebagian kota seperti al-Khabar, Muslim Syiah bahkan tidak punya masjid sama sekali, karena ketiga masjid di daerah itu telah disegel oleh aparat pemerintah. Puluhan hauzah ilmiah juga ditutup paksa dengan berbagai alasan dan dalih. 
.
Para siswa Sunni di sekolah-sekolah pemerintah Iran pada jam-jam pelajaran agama, tidak mempelajari buku- buku lain kecuali kitab khusus Ahlu Sunnah wal Jamaah. Tapi tentu saja sistem Republik Islam Iran akan menindak tegas pusat-pusat atas nama agama, yang menyebarluaskan pemikiran Salafi dan Wahabi serta mengakibatkan ketidakamanan di negara. Sayangnya, kebijakan itu ditafsirkan dan dikesankan sebagai sikap represif pemerintah Iran terhadap pengikut Sunni. 
.
Perlu diketahui bahwa pada masa perang 22 hari di Jalur Gaza, Republik Islam Iran termasuk salah satu di antara segelintir negara yang memberi dukungan spiritual dan media kepada warga Sunni di kawasan itu. Padahal, mayoritas negara berpenduduk Sunni di Teluk Persia seperti Arab Saudi, selain tidak memberi dukungan, mereka malah secara rahasia dan diam-diam membantu rezim Zionis Israel. Dan bahkan ulama atau mufti wahabi tersebut memberi fatwa 'kafir' bagi rakyat Palestina yang tidak pergi meninggalkan negaranya hal ini pernah ditayangkan oleh Jaringan televisi satelit milik salah seorang pangeran Saudi, Al Arabiya bahkan secara terang- terangan mendukung Israel dalam agresi brutal itu.

Pengamat Timur tengah dari UI, Yon Mahmudi
sumber:


Tidak Ada Satupun Masjid Ahlusunnah di Teheran, Benarkah? 

Tersiar di kalangan banyak orang, bahwa tidak satupun di Teheran terdapat mesjid Ahlus Sunnah, dan pengikut Ahlus Sunnah oleh ketentuan pemerintah Iran ditekan untuk turut shlat berjama’ah di masjid-masjid Syiah. Berita miring ini banyak dihembuskan oleh media-media Barat dan AS, khususnya VOA (Voice of Amerika) yang sayangnya dinukil begitu saja oleh media-media berbasis Islam.


Menurut Kantor Berita ABNA, menukil berita dari Ghaem News , beberapa orang Ahlusunnah  Teheran mengklaim bahwa mereka dilarang dan tidak diperbolehkan membangun masjid khusus bagi jama’ah mereka oleh pemerintah setempat. Pengklaiman ini segera mendapat respon oleh media-media Barat dengan menurunkan berita bahwa Teheran satu-satunya ibukota negara yang tidak terdapat masjid Ahlus Sunnahnya.
Berita yang tendensius dan berbau propaganda negatif bagi persatuan Sunni-Syiah ini, oleh pihak Wahabi diterima secara antusias dengan menyebarkan desas-desus fitnah, bahwa pemerintah Iran yang mayoritas Syiah melarang dan menghalang-halangi dakwah Ahlus Sunnah di negara tersebut, dan Ahlus Sunnah mengalami perlakuan tidak adil dari pemerintah Iran, sementara Yahudi dan Nashrani bahkan Majusi di negara tersebut mendapat perlindungan dan hak-haknya.
Ini ada kedustaan belaka, sebab pihak Ahlus Sunnah juga mendapat perwakilan di Parlemen. Di kawasan yang mayoritas Sunni, mereka mendirikan masjid dan mendapat izin untuk melakukan ritual-ritual keagamaan mereka secara terbuka dan bebas.  
Di Teheran sendiri, terdapat 9 buah mesjid yang dikelola  khusus oleh jama’ah Ahlus Sunnah. Meski demikian karena jumlah mereka yang minoritas dan tersebar sehingga masjid-masjid tersebut kadang sepi dari jam’ah bahkan tidak melangsungkan shalat berjam’ah sama sekali. Namun, masjid-masjid tersebut menjadi sangat ramai di bulan Ramadhan, dan pengikut Ahlus Sunnah menjadikannya sebagai tempat shalat tarawih berjama’ah.
Berikut daftar nama-nama mesjid yang didirikan jama’ah Ahlus Sunnah di Teheran,
1. Masjid Sodiqiyah, Falake 2 Sodiqiyah.
2. Masjid Tehran Fars, jalan Delavaran
3. Masjid Syahr Quds, KM 20 jalan Qadim
4. Masjid Khalij Fars, Bozorkroh Fath
5. Masjid an-Nabi, Syahrak Donesh
6. Masjid Haftjub, jalan Mullarad
7. Masjid Vahidiyeh, Syahriyar
8. Masjid Nasim Syahr, Akbarabad
9. Masjid Reza Abad, Simpang 3 jalan Syahriyar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar