Sejumlah fakta menunjukkan bahwa strategi Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran pada periode kedua pemerintahan Presiden Barack Obama mengalami perubahan di mana perubahan itu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi saat ini.
Pada periode sebelumnya, Obama mengusung slogan "perubahan". Namun apakah perubahan itu tampak dalam model kebijakan dan sikap para pejabat AS?
Sejumlah analis meyakini bahwa transformasi regional dan internasional serta situasi internal mendorong para pejabat Amerika untuk mengubah perilaku mereka dalam menjalankan dan mengontrol kekuasaan. Mereka mengambil cara-cara baru untuk memaksimalkan kekuatannya. Meski perubahan itu memerlukan proses, namun ternyata tetap menggunakan model-model diplomasi lama khususnya penggunaan kekuatan untuk melanjutkan strategi sebelumnya.
Pada periode kedua pemerintahan Obama, kebijakan luar negeri AS seharusnya terfokus kepada hubungan yang lebih dekat dengan
Fakta lain menunjukkan bahwa kebijakan perang dan ancaman yang menjadi strategi Amerika di berbagai periode sebelumnya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi Amerika sekarang ini. Sepertinya strategi itu telah menjadi model kebijakan
Para pejabat
Bentuk dan strategi perang di berbagai kondisi dan tempat pasti berbeda dan disesuaikan dengan situasi dan kepentingan. Dengan kata lain, bentuk baru dari taktik dan strategi perang Amerika berbeda dengan periode-periode sebelumnya.
Dari pandangan tersebut, dapatdipastikan bahwa bakal ada perubahan dalam perilaku pejabat Amerika di periode kedua pemerintahan Obama. Perubahan itu kemungkinan dalam rangka restrukturisasi kekuatan Amerika dengan memperhatikan situasi yang ada dan sejalan dengan transformasi di Timur Tengah. Dalam hal ini, tentunya Amerika tetap menggunakan kekuatan sebagai alat strateginya tetapi mungkin lebih di kemas dalam pola diplomatik tertentu.
Perubahan perilaku Amerika secara lahiriah tidak menunjukkan keinginan untuk menggelar perang luas, tetapi ambisi Amerika yang ingin mendominasi negara-negara lain terlihat dalam kebijakan internasional dan pola diplomasi para pejabat Gedung Putih. Tak heran jika model strategi Amerika disusun berdasarkan langkah-langkah cerdas dan penuh tipu daya.
Pemaksaan langkah-langkah seperti peningkatan sanksi unilateral dan multilateral (strategi pelumpuhan), penggunaan tekanan di berbagai sektor; ekonomi, politik, keamanan dan trik-trik perongrongan terhadap stabilitas sosial merupakan "perangkat lunak" Amerika untuk menaklukkan
Kombinasi strategi tersebut akan diterapkan dengan menggunakan berbagai skenario dengan harapan Barat dapat mengontrol situasi internal
Barat memandang kebijakan barunya akan dapat melemahkan
Pada tahap ini, strategi "Perang Pintar" yang lebih luas dari "Perang Lunak" menjadi agenda Amerika dan diterapkan dalam strategi kombinasi yang beraneka ragam. Strategi itu tentunya diterapkan dengan menggunakan trik-trik tipu daya untuk tetap melanggengkan strategi tekanan dan ancaman.
Sebenarnya Amerika berusaha mencari celah dan kelemahan
Perang psikologi dengan cara membesar-besarkan masalah internal Iran, mengesankan kegagalan sistem Republik Islam, mengkampanyekan Iran sebagai ancaman, dan Iranphobia merupakan trik Amerika untuk meningkatkan tekanannya dan menggalang dukungan internasional.
Kampanye tentang ancaman program nuklir
Jika kita memperhatikan semua kebijakan dan langkah Amerika maka kebijakan luar negeri negara ini sedikit banyak akan dapat terlihatdiarahkanke mana. Obama dalam periode pertama pemerintahannya menampakkan perilaku tertentu. Ia berusaha bersikap lebih lembut dalam kebijakan luar negerinya khususnya dalam perubahan statemen meskipun kenyataannya tidak ada perubahan besar di dalamnya.
Namun pada prakteknya, kebijakan Obama lebih radikal dari presiden sebelumnya. Hal itu terlihat dalam tindakan Obama ketika memerangi apa yang disebut terorisme
Melihat fakta yang terjadi di lapangan, maka kemungkinan besar perilaku radikal Obama di periode kedua pemerintahannya ini akan terus berlanjut. Strategi kompleks Amerika dari satu sisi berakar dari kebijakan internal negara ini dan dari sisi lain bersumber dari kebijakan internasionalnya.
Perlawanan Tehran terhadap tekanan
Obama dalam periode pertama pemerintahannya menggandeng sekutunya di Eropa untuk menjegal program nuklir
Kegagalan tersebut mendorong Obama untuk menawarkan pembicaraan langsung dengan
Pada dasarnya, hasil yang diharapkan Amerika dari negosiasi adalah bukan untuk mendengar logika
(irib.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar