Permusuhan Barat dengan Republik Islam Iran telah dimulai sejak 33 tahun lalu. Aksi itu digulirkan ketika rezim despotik Iran – boneka utama Amerika Serikat di kawasan – digulingkan oleh Revolusi Islam pimpinan Imam Khomeini. Dalam Revolusi Islam 1979, bangsa Iran memperoleh independensinya, namun AS kehilangan sekutunya, minyak, kekayaan dan yang paling penting, kontrol.
Sejak saat itu, AS dan mitra-mitranya berupaya maksimal untuk memperoleh kembali apa yang telah hilang, tapi sayangnya mereka belum berhasil.
Delapan tahun perang Iran-Irak, pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya terhadap para pemimpin, akademisi, ilmuwan dan warga sipil Iran, perang media, serangan cyber, operasi rahasia dan dukungan politik dan militer terhadap kelompok anti-Iran, serta putaran terbaru sanksi, merupakan contoh kebencian Barat dan sikap putus asa mereka terhadap Republik Islam.
Pekan lalu, Presiden Barack Obama menandatangani sebuah perintah eksekutif memperketat sanksi terhadap
AS dan Uni Eropa selalu menyatakan bahwa target sanksi adalah pemerintah saat ini di
Sektor pertanian dan kesehatan merupakan wilayah penting yang sangat terpengaruh oleh sanksi, banyak perusahaan asing tidak bisa lagi memasok obat-obatan dan bahan pangan ke
Ironisnya, para pelopor kampanye yang tidak manusiawi ini terhadap Iran, Barack Obama dan Uni Eropa justru menerima Hadiah Nobel Perdamaian masing-masing pada tahun 2009 dan 2012. Menurut Komite Nobel Norwegia, Obama dianugerahi Nobel ‘atas upaya luar biasa untuk memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama antar-individu'.
Di pihak lain, Barat menjustifikasi kebijakan-kebijakan arogannya itu dengan mengatakan bahwa target sanksi adalah program energi nuklir
Selain itu, IAEA telah melakukan inspeksi ke berbagai fasilitas nuklir
Ini adalah realita bahwa
Bangsa
(irib.ir)
Pemimpin Revolusi: "Dengan Sanksi, Bangsa Iran Justru Bangkit"
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dalam pidato peringatan Nouruz, Tahun Baru Kalender Islam 1392 di kompleks makam Imam Ali Al-Ridho as di kota Mashhad mengatakan, perekonomian Iran masalah karena ketergantungan dengan minyak.
Pidato Tahun Baru 1392 HS (dimulai tanggal 21 Maret 2013) Pemimpin Revolusi Islam pada Kamis, 21/03/13 itu ditayangkan secara langsung oleh stasiun televisi dan radio
"Perekonomian kami menghadapi masalah karena ketergantungan terhadap minyak. 17 atau 18 tahun lalu saya telah menyatakan kepada pemerintah waktu itu agar mengambil langkah strategis sehingga kita dapat menutup keran-keran sumur minyak kapan pun kita menginginkannya.
"Mereka [para pejabat saat itu] yang mengklaim diri sebagai teknokrat hanya tersenyum dan berpendapat apakah mungkin?.
"Selain adanya pengaruh dari dampak negatif sanksi-sanksi Barat, namun kekuatan internal bangsa
"Dalam masalah regional, musuh mengakui bahwa tidak ada masalah yang dapat terselesaikan tanpa partisipasi
Ayatullah Khamenei menandaskan, "Kita harus selalu bergerak di depan musuh."
Sebelum ini, Sayyid Ali Khemeni menamakan tahun baru ini sebagai Tahun Epik Ekonomi dan Politik.
"Dengan perspektif ini, kita menamakan tahun 1392 HS dengan nama Tahun Epik Politik dan Ekonomi." Tegas Pemimpin Revolusi Islam itu pada rabu, 20/03/13.
Sanksi Barat Gagal Cegah Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri
Pernyataan itu diutarakan oleh Ramin Mehmanparast pada Kamis, 28/03/13, saat mengadakan kunjungan ke
Pejabat
Menurutnya, negara-negara merdeka seperti
Juru bicara itu juga bertemu dengan kepala delegasi media dan mengatakan, dunia saat ini dihadapkan dengan situasi kritis.
Amerika Serikat berusaha memberlakukan berbagai sanksi terhadap
Dia juga menyatakan, sanksi Barat yang dikenakan pada
Kegiatan energi nuklir
(islamtimes.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar