oleh Agus Sunyoto
Saya didampingi Hamza Sahal dari NU Online dan penerbit Pustaka Imania bertemu dengan Atase KebudayaanIran , Muhammad Ali Rabbani, di Kedutaan Besar Iran Jl.HOS Cokroaminoto No 110 Jakarta. Pak Rabbani, begitu biasa dipanggil, sangat terkesan membaca Atlas Walisongo yang menggambarkan bagaimana Islam di Indonesia yang sangat berbeda dengan yang selama ini diketahuinya dari buku-buku tulisan orang Barat.
Saya didampingi Hamza Sahal dari NU Online dan penerbit Pustaka Imania bertemu dengan Atase Kebudayaan
Pak Rabbani mendapati betapa cukup banyak persamaan tradisi keagamaan di
Lepas dari keinginan Pak Rabbani untuk menerbitkan Atlas Walisongo ke dalam Bahasa Persia karena alasan banyaknya persamaan antara tradisi keagamaan muslim Indonesia dengan muslim Persia dan informasi-informasi yang beda dengan yang diungkap penulis Barat, yang pasti Atlas Walisongo memang merupakan sebuah rekosntruksi terhadap citra Islam Nusantara menurut pandangan emic orang Islam Indonesia sendiri, yang tentu berbeda dengan citra Islam Indonesia yg selama ini dibangun berdasar pandangan etic para orientalis seperti C. Snouck Hurgronje, van den Berg, Clifford Geertz, Kern, Ricklef, dan sarjana-sarjana muslim Indonesia didikan Barat.
Mohon doa kepada saudara-saudara semua agar proses penerbitan Atlas Walisongo ke dalam Bahasa Persia berjalan lancar dan selanjutnya diikuti penerbitan ke dalam bahasa-bahasa yang lain agar Citra Islam Nusantara yang khas karena pergulatan panjang sejarah Islamisasi dapat dibaca dan difahami oleh banyak orang terutama umat Islam di berbagai negara, di mana dengan memahami isi yang terkandung di dalam Atlas Walisongo warga dunia diharapkan mengetahui bahwa Islam yang disebarkan Walisongo di Indonesia adalah Islam sufi yang dinafasi inklusifitas, kesantunan, empati, toleransi, pluralitas, nilai etis, estetis, dan gerak dinamis yang ditandai semangat menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamiin bagi semua orang.
(http://khagussunyoto.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar