Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan
Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, M.A, Kamis (10/1) di Kemhan membuka dialog
interaktif Pertahanan Dunia Maya (Cyber Defence).
Dalam sambutannya Sekjen Kemhan menyampaikan
Ancaman Cyber merupakan ancaman aktual. Ancaman ini dikatagorikan sebagai
ancaman non tradisional baru dan menjadi perhatian berbagai negara tanpa
kecuali di Indonesia.
Karena sifat dan karakternya yang dapat merusak ketahanan
nasional secara luas maka ancaman cyber dapat dikatagorikan sebagai ancaman
nonmiliter sehingga keberadaan cyber combat merupakan sebuah keniscayan.
Strategi untuk membangun sebuah cyber defence merupakan bidang tugas yang
sangat dibutuhkan dalam era teknologi informasi saat ini guna menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan bangsa.
Menurut Sekjen Kemhan, untuk memahami cyber
perlu dipahami cyber cycle yang meliputi cyber space, cyber threat, cyber
attack, cyber defense, cyber law dan cyber crime yang lebih dikenal dengan six
cyber.
Sekjen mengingatkan bahwa serangan dunia maya
(cyber attacck) dapat mengarah ke obyek vital yang mengancam kedaulatan Negara,
keutuhan wilayah serta keselamatan bangsa. Sedangkan cyber law perlu diatur dan
disusun, sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi damai, krisis maupun
perang.
Sekjen berharap adanya output yang dihasilkan,
meliputi pertama, terjaminnya ketersediaan SDM dengan kompetensi yang sesuai,
membangun awareness agar menjadi sifat yang melekat dalam budaya masyarakat,
kedua, terdapat keselarasan dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan dan
aktor lainnya sehingga tercipta suatu kebijakan yang koheren, ketiga,
terjaminnya pelaksanaan operasi yang terintegrasi dan terkoordinasi untuk
pemangku kepentingan, keempat, terdapatnya keselarasan antara sumber daya
dengan prioritas dan output yang dihasilkan dan kelima, mengurangi atau
menghilangkan ketergantungan terhadap produk teknologi dari luar negeri dengan
merancang tes dan deploy dari solusi yang diharapkan.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pothan
Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat yang sekaligus ketua tim kerja pertahanan dunia
maya Kemhan mengatakan bahwa terkait dengan ancaman cyber yang telah terjadi di
semua negara termasuk Indonesia kegiatan dialog interaktif ini sangat penting
dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi dalam upaya menyusun konsep grand
design pertahanan dunia maya.
Acara dialog interaktif pertahanan dunia maya
ini diikuti 130 orang peserta dengan moderator Direktur komponen Pendukung
Ditjen Pothan Kemhan Ir. Bennyta Suryo S, M.Si. Sebagai narasumber Direktur
Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Dr. Ir. Ashwin Sasongko, Msc, pakar IT
Indonesia Prof.Dr. Richardus Eko Indrajit, M,Sc dan pakar telematika Roy Suryo,
serta dihadiri komunitas IT ITB, UI, UGM,Unhan, dan kementerian yang terkait.
(dephan.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar