Wakil Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI)
menepis klaim tak berdasar tentang kemungkinan kebocoran radiasi di instalasi
nuklir pembangkit listrik Bushehr menyusul gempa bumi di bagian selatan negara
itu.
"Reaktor nuklir Bushehr telah dibangun
untuk dapat menahan gempa berkekuatan delapan Richter di sekitarnya," kata
Mohammad Ahmadian.
"Reaktor Bushehr didesain dan dirancang
sesuai peraturan internasional yang paling maju dan ketat," kata Ahmadian
seraya menambahkan bahwa Pusat Sistem Keselamatan Nuklir Iran, yang berada di
bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memonitoring
keselamatan pembangkit listrik selama proses konstruksi.
Mengingat besarnya gempa dan jarak mencapai
100 kilometer dari pusat gempa serta lokasi fasilitas nuklir Bushehr, Ahmadian
mengatakan, "Wajar jika gempa tidak akan menimbulkan masalah bagi reaktor
nuklir Bushehr."
Gempa kuat berukuran 6.1 pada skala Richter
mengguncang kota
Kaki, di sekitar 90 kilometer arah tenggara Bushehr pada tanggal 9 April.
Sedikitnya 37 orang tewas dan lebih dari 1.050 lainnya luka-luka.
Ahmadian mengemukakan pernyataan tersebut
setelah Dewan Kerjasama Teluk [Persia ]
meminta IAEA "mengirim tim teknis khusus memeriksa reaktor nuklir Bushehr
dan menyelidiki kemungkinan terjadinya kerusakan."
Pejabat Iran ini lebih lanjut menjelaskan
bahwa ada sistem di dalam instalasi nuklir tersebut yang secara otomatis akan
melepaskan sambungannya dari jaringan listrik negara dan menghentikan
aktivitasnya ketika terjadi gempa bumi kuat.
Reaktor nuklir Bushehr secara resmi mulai
beroperasi pada bulan September 2011, dan untuk sementara memproduksi listrik
40 persen dari total kapasitasnya.
Reaktor nuklir berkapasitas 1000 megawatt itu,
beroperasi di bawah pengawasan penuh IAEA, dan mencapai daya maksimumnya pada
bulan Agustus 2012.
(irib.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar