"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 29 Maret 2013

Pengalaman Melihat Pemilu di Iran


Suasana Pemilu Iran

Bagi orang Indonesia yang tinggal di Qom, susana pemilihan presiden di Iran terasa sepi, tidak seperti di Indonesia yang rame dengan hingar bingar pemilihan umum. Pada pukul 09.00 Pagi (sekitar jam 11.45 WIB) jalanan masih sepi yang memang kebetulan hari libur Jumat. 


Tempat pemungutan suara juga masih sepi, malah masih ada TPS yang belum di buka, sebenarnya kebanyakan TPS sudah di buka akan tetapi masyarakat masih sangat sedikit yang datang ke TPS. 


Ali Ahmad 15 tahun, seorang pemilih muda yang pemilu kali ini adalah awal dia mendapatkan haknya untuk memilih presiden mengatakan,” Memang biasa sepi kaya begini, kebetulan hari libur kebanyakan masih pada tidur di rumah, tapi satu jam lagi pasti banyak yang datang”. kata Ali

.Dia juga menepis anggapan kalau masyrakat akan takut karena ancaman bom di tempa t pemungutan suara. Bagi Maryam yang sebentar lagi akan memasuki kepala lima, Bom bukanlah sebuah ancaman. “Kamu kan merasakan sendiri, warga asing saja aman-aman kok, apalagi saya yang lahir dan hidup disini, kenapa mesti takut,” katanya. Memang dia mengakui bahwa di Iran sering terjadi terror Bom, akan tetapi dia tidak merasa takut sama sekali. 

Bagi Abdurrahman, WNI yang lebih dari 10 tahun bekerja di Iran, ketika menyaksikan suasana TPS di Tehran, merasakan pemilu presiden yang ke-9, masyarakat lebih antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara. Wajarlah kalau pemilu kali lebih rame, seirng dengan usaha KPU yang banyak menyedikan TPS dan program-program dan iklan yang gencar TV Iran untuk mendorong masyarakat datang ke TPS. 

Memang benar kata Ali, ketika kami berkunjung ke TPS 324 di jalan Dur Sahar Qom, masyarakat antri untuk dapat memberikan suaranya. Namun sayang, saya yang mengaku wartwan tidak diperkenankan untuk mengambil gambar, kecuali dapat surat izin dari Seda Sima (IRIB, Islamic Republik of Iran Islamic Broadcasting). Memang bagi wartwan asing yang ingin meliput di pemilu di Iran harus mendapat izin masuk untuk meliput pemilu di Iran. Kami hanya diperkenankan melihat-lihat saja ke dalam.

Di Qom, dari delapan TPS yang kami saksikan, antusiasme masyarakat yang tinggal di tengah kota dan pinngiran kota sedikit berbeda. Di tempat pemunutan suara daerah yang padat penduduk nya di pinggir kota, masyaraklat lebih antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara dibandingkan di perumahan-perumahan elit di tengah kota. Selain itu banyak pemilih muda yang sebelumnya diberitakan apatis terhadap pemilu malah terlihat lebih banyak di TPS-TPS. Rasanya tidak berlebihan jika target pemerintah 60 % pemilih terpenuhi melihat realitas yang ada di lapangan. 

Di Iran kebanyaan TPS bertempat di masjid-masjid, husainiyah (semacam majlis ta’lim), gedung pemerintah atau gedung olah raga. Setiap orang yang ingin memilih harus bisa menunjukkan kartu pengenal/KTP seperti model pasport yang ada lembarannya dan setelah itu di membubuhkan sidik jarinya di KTP dan selanjutnya di stempel. Dengan cara ini menurut Maulawi, seorang petugas TPS, tidak mungkin orang akan dua kali memilih. 

Pemilih, tidak sebagaimana di Indonesia yang diberikan kartu bergambar, di Iran pemilih hanya diberikan kartu khusus dan pemilih menulis nama kandidat favoritnya. Tempatnya pun terbuka, tidak disediakan kamar-kamar khusus untuk menjaga kerahasiaan. Namun pengamatan kami di lapangan tidak ada rasa nggak enak atau malu kalau dilihat yang lain, begitu juga orang lain pun tidak keingininan untuk tahu orang lain memilih siapa.

Menurut Mahdipour salah satu panitia TPS 355 yang bertempat disekita Musholla Quds Qom, kemungkinan waktu pemilihan akan ditambah sampai jam 21.00 Sore (akhir musim semi di Iran, siang panjang, maghrib jam 20.45) , untuk memberikan waktu lebih banyak bagi masyarakat yang ingin memberikan suaranya. Perhitungan suara tidak dilakukan di TPS, akan tetapi kotak suara akan di bawa ke kantor-kantor kementrian dalam negeri setempat untuk di hitung suaranya. Saksi-saksi masing masing kandidat akan ikut menyaksikan di sana. Jika perhitungan berjalan lancar, hasil pemilu akan diumumkan sehari setelahnya. 

Di Tehran Rahbar di awal waktu datang TPS 110 yang bertempat di husainiayah Imam Khomaini. Setelah memberikan suara, kemudian beliau di wawancara oleh TV Iran dan mengatakan , “ Memberikan suara dalam pemilu akan dihitung sebagai amal kebaikan dan untuk melaksanakan amal kebaikan harus didasari oleh kerinduan dan ketelitian” .Rahbar juga menegaskan” Datangke tempat pemungutan suara adalah memberikan kemungkinan perubahan dalam empat tahun mendatang. 

Memilih salah satu dari tujuhkandidat presiden pada dasarnya adalah memberikan suara dukungan terhadap qonun asasi (Islam sebagai dasar) , dasar-dasar negara repuplik Islam Iran”. Di tempat terpisah Presiden Khatami, setelah memberikan suara di kotak pemilihan meyakinkan kepada pers bahwa pemilihan presiden akan berlangsung lancar dan aman. (Muzsta, Iran) 


(ahmadtaufik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar