Sejumlah kepala negara hadir dalam perhelatan international Bali Democracy Forum yang diselenggarakan selama 2 hari, 8-9 November 2012 ini. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad salah satu kepala negara yang hadir dalam acara yang digelar di Convention Center (BICC), The Westin Resort, Nusa Dua ini.
Pada Kamis (8/11)
pagi, Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menyambut kedatangan para
kepala negara dan sejumlah wakil negara yang hadir.
Selain Presiden Iran, perwakilan lainnya yang hadir adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Perdana Menteri Thailand Yinluck Sinawatra, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.
Bali Democracy Forum (BDF) pertama kali diselenggarakan pada 2008 atas prakarsa pemerintah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) yang memasuki tahun kelima akan memberikan kontribusi peningkatan kualitas demokrasi baik di tingkat kawasan maupun di tingkat global.
"Setiap tahun BDF hasilkan `concrete outcomes`, bukan hanya dokumen tapi juga hal lainnya. Setiap tahun kita reafirmasi pemahaman tentang demokrasi kita," kata Presiden saat membuka BDF V di Bali International Convention Centre, Kamis pagi.
Dalam forum yang dihadiri oleh sembilan kepala negara dan kepala pemerintahan serta dua deputi perdana menteri itu, Presiden mengatakan semua pihak dapat menyampaikan pandangan dan bertukar pengalaman mengenai penerapan demokrasi.
"Penerapan nilai-nilai demokrasi yang baik akan mendorong perkembangan ekonomi, politik dan sektor-sektor lainnya. Inilah mengapa forum ini menjadi semakin relevan di masa mendatang," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu Kepala Negara mengatakan semua pihak harus mendukung penerapan dan penghormatan nilai-nilai demokrasi namun di sisi yang lainnya harus tetap menghormati kedaulatan negara lainnya.
Presiden mencontohkan kasus di Suriah dan mengharapkan ada formulasi yang tepat dalam upaya penyelesaian masalah di Suriah.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat telah menentukan Barack Obama terpilih kembali sebagai
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan ada dua hal yang harus diwaspadai oleh
"Bagi
Dua hal yang harus diwaspadai
"Bagi
Kedua, lanjut dia,
"Bukannya tidak mungkin pemerintah AS akan mengambil manfaat kemitraan strategis dengan
Menurutnya, dalam konteks demikian pemerintah perlu berhati-hati agar tidak menjadi corong kebijakan luar negeri AS. Bagi
"Salah satu yang penting adalah agar Obama segera mengakui kemerdekaan Palestina. Ini perlu agar muncul kesan bahwa AS lebih akrab dengan dunia Islam. Disamping itu Obama perlu meninggalkan legacy sebagai
(IRIB Indonesia/Antara/Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar