"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Kamis, 08 November 2012

Ahmadinejad Hadir di Bali Democracy Forum


Sejumlah kepala negara hadir dalam perhelatan international Bali Democracy Forum yang diselenggarakan selama 2 hari, 8-9 November 2012 ini. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad salah satu kepala negara yang hadir dalam acara yang digelar di Convention Center (BICC), The Westin Resort, Nusa Dua ini.


Pada Kamis (8/11) pagi, Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menyambut kedatangan para kepala negara dan sejumlah wakil negara yang hadir.


Selain Presiden Iran, perwakilan lainnya yang hadir adalah Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Perdana Menteri Thailand Yinluck Sinawatra, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.

Bali Democracy Forum (BDF) pertama kali diselenggarakan pada 2008 atas prakarsa pemerintah Indonesia sebagai upaya membangun demokrasi di kawasan Asia Pasifik. BDF sendiri bertujuan mendorong kerjasama regional dan internasional dalam menegakkan perdamaian dan demokrasi melalui penyelenggaraan dialog dan berbagi pengalaman antar negara-negara peserta.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) yang memasuki tahun kelima akan memberikan kontribusi peningkatan kualitas demokrasi baik di tingkat kawasan maupun di tingkat global.

"Setiap tahun BDF hasilkan `concrete outcomes`, bukan hanya dokumen tapi juga hal lainnya. Setiap tahun kita reafirmasi pemahaman tentang demokrasi kita," kata Presiden saat membuka BDF V di Bali International Convention Centre, Kamis pagi.

Dalam forum yang dihadiri oleh sembilan kepala negara dan kepala pemerintahan serta dua deputi perdana menteri itu, Presiden mengatakan semua pihak dapat menyampaikan pandangan dan bertukar pengalaman mengenai penerapan demokrasi.

"Penerapan nilai-nilai demokrasi yang baik akan mendorong perkembangan ekonomi, politik dan sektor-sektor lainnya. Inilah mengapa forum ini menjadi semakin relevan di masa mendatang," kata Presiden.

Dalam kesempatan itu Kepala Negara mengatakan semua pihak harus mendukung penerapan dan penghormatan nilai-nilai demokrasi namun di sisi yang lainnya harus tetap menghormati kedaulatan negara lainnya.

Presiden mencontohkan kasus di Suriah dan mengharapkan ada formulasi yang tepat dalam upaya penyelesaian masalah di Suriah.


Indonesia Diminta Mewaspadai Kemenangan Obama

Pemilihan Presiden Amerika Serikat telah menentukan Barack Obama terpilih kembali sebagai Presiden AS ke-44. Obama akan mengemban jabatan sebagai Presiden AS untuk 4 tahun ke depan.

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan ada dua hal yang harus diwaspadai oleh Indonesia terkait dengan kemenangan Obama.

"Bagi Indonesia terpilihnya Obama akan lebih baik (daripada) bila Mitt Romney terpilih karena Indonesia harus menyesuaikan dengan kebijakan luar negeri Romney dan belum tentu Indonesia menjadi mitra strategis di kawasan," ujar Hikmahanto dalam rilis yang diterima detikcom.

Dua hal yang harus diwaspadai Indonesia adalah pertama, untuk menangkis kritikan Romney bahwa Obama tidak berhasil mengeluarkan AS dari krisis ekonomi maka Obama akan mengambil tindakan yang lebih agresif dalam membuka pasar luar negeri, pelaku usaha AS dan kepentingan pelaku usaha AS di luar negeri.

"Bagi Indonesia bisa jadi pemerintah AS akan menekan Indonesia dalam proses renegosiasi dengan Freeport. Bila nantinya pemerintah Indonesia memperpanjang Kontrak Karya Freeport maka hal tersebut merupakan indikasi tekanan yang dilakukan oleh Pemerintahan Obama terhadap pemerintahan SBY," tutur Hikmahanto.

Kedua, lanjut dia, Indonesia harus mewaspadai perlakuan istimewa AS terhadap Indonesia yang selama ini bisa jadi untuk memanfaatkan posisi Indonesia di kawasan dan negara berpenduduk Islam terbesar.

"Bukannya tidak mungkin pemerintah AS akan mengambil manfaat kemitraan strategis dengan Indonesia untuk penanganan potensi konflik di Laut Cina Selatan, konflik Iran-Israel dan masalah yang muncul di negara ASEAN seperti Rohingya," tambah Hikmahanto.

Menurutnya, dalam konteks demikian pemerintah perlu berhati-hati agar tidak menjadi corong kebijakan luar negeri AS. Bagi Indonesia, terpilihnya kembali Obama harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional, regional maupun dunia.

"Salah satu yang penting adalah agar Obama segera mengakui kemerdekaan Palestina. Ini perlu agar muncul kesan bahwa AS lebih akrab dengan dunia Islam. Disamping itu Obama perlu meninggalkan legacy sebagai Presiden AS yang mampu menghapuskan kesan AS sebagai musuh bagi dunia Islam," pungkasnya. 

(IRIB Indonesia/Antara/Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar