"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 07 September 2012

Rakyat Iran dan Ekonomi Perlawanan


Sekarang ini, diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia terinspirasi oleh gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan nasional di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.



Revolusi Islam Iran tahun 1979 membuka peluang dan harapan pada pembentukan satu sistem politik baru yang dirancang untuk menghormati nilai-nilai demokrasi dan spiritual sekaligus. Dan ini dibuktikan oleh Iran yang Islami. Hingga tiga dekade terakhir ini, pemerintah Iran tetap bertahan dan senantiasa eksis dalam tekanan kekuatan global yang sistematis, dan Iran tetap bergerak maju bersama kehendak rakyatnya.


Sekarang ini, diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia terinspirasi oleh gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan nasional di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.

Dari awal revolusi Islam, kekuasaan trans-regional menggunakan semua cara yang mereka miliki untuk melemahkan kemerdekaan bangsa Iran. Dan ini akan terus berlanjut selama Iran tetap bersikeras mempertahankan nilai-nilai nasional dan spritual tersebut.

Setelah perang skala besar yang dipaksakan kepada bangsa Iran gagal menghancurkan revolusi Islam dan muatan spriritualnya, kekuatan arogansi global menyusun rencana baru, terutama dalam bentuk sanksi ekonomi yang lebih lemah gemulai namun menyengat. Itu semua diberlakukan untuk mematahkan perlawanan Iran atas perlawanan mereka. Namun cara ini juga gagal untuk melemahkan tekad Iran untuk tetap maju dan bahkan diberbagai bidang-bidang ilmiah dan teknologi yang beragam, Iran kian mendominasi tidak saja dikawasan Timur Tengah namun juga dunia.

Sama seperti proses tekanan AS kepada Iran dekade tahun 1952, peperangan AS saat ini terhadap Iran dan kekuatan-kekuatan global lebih mengarah pada peperangan ekonomi. Namun, Iran sadar akan hal itu yang kemudian bangsa ini melengkapi dan membentengi dirinya dengan solusi ekonomi baru sebagai counter serangan ekonomi kekuatan Barat tersebut.

Pemimpin Revolusi Islam sendiri mengatakan bahwa musuh sekarang ini lebih memfokuskan upaya pada plot sektor ekonomi Republik Islam.

"Tanda-tanda plot tersebut dapat dibaca lebih tegas dalam situasi sekarang ini. Tapi, insya Allah, bangsa Iran akan mengatasi hambatan tersebut dengan tegas, karena rakyat Iran sudah mampu menghapus semua hambatan yang lain," katanya.

Dan pilihan terbaik yang dipilih bangsa Iran untuk menyelesaikan masalah ekonominya saat ini adalah mengembangkan potensi yang dimiliki bangsa ini melalui agenda ekonomi baru di mana sanksi malah dijadikan sebagai identifikasi kesempatan dan peluang untuk menumbuhkan semangat dan bukan sebagai semata-mata ancaman. 

Bagi rakyat Iran, proyek ekonomi tersebut mereka sebut sebagai "ekonomi perlawanan". Karena rakyat Iran melandasi pendekatan "ekonomi perlawanan" berdasarkan pada gagasan bahwa tunduk kepada tekanan akan berakhir dengan bencana. Dan ini adalah perlawanan itu sendiri yang akhirnya menghasilkan kemenangan.

Dan begitulah bangsa Iran menjadikan tekanan sebagai peluang dan harapan, menjadikan tekanan sebagai perlawanan untuk tetap berdiri diatas kaki sendiri. 

Pada Minggu, 29/04/12 dihadapan rakyat Iran, kembali Pemimpin Revolusi Islam mengatakan, "Untuk merealisasi tujuan negara, termasuk kemerdekaan berpolitik, memerlukan swasembada dan kemandirian ekonomi. Dan kemandirian ekonomi tergantung pada promosi produksi nasional, sementara produksi nasional diperoleh melalui pemakaian sejati dan rasa hormat secara kolektif".

(Islam Times)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar