Sekarang ini,
diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia terinspirasi oleh
gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan nasional di
beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Revolusi Islam Iran tahun 1979
membuka peluang dan harapan pada pembentukan satu sistem politik baru yang
dirancang untuk menghormati nilai-nilai demokrasi dan spiritual sekaligus. Dan
ini dibuktikan oleh Iran
yang Islami. Hingga tiga dekade terakhir ini, pemerintah Iran tetap bertahan dan senantiasa eksis dalam
tekanan kekuatan global yang sistematis, dan Iran tetap bergerak maju bersama
kehendak rakyatnya.
Sekarang ini, diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia
terinspirasi oleh gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan
nasional di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Dari awal revolusi Islam, kekuasaan trans-regional menggunakan semua cara yang
mereka miliki untuk melemahkan kemerdekaan bangsa
Iran. Dan ini akan terus berlanjut
selama
Iran
tetap bersikeras mempertahankan nilai-nilai nasional dan spritual tersebut.
Setelah perang skala besar yang dipaksakan kepada bangsa Iran gagal
menghancurkan revolusi Islam dan muatan spriritualnya, kekuatan arogansi global
menyusun rencana baru, terutama dalam bentuk sanksi ekonomi yang lebih lemah
gemulai namun menyengat. Itu semua diberlakukan untuk mematahkan perlawanan
Iran atas
perlawanan mereka. Namun cara ini juga gagal untuk melemahkan tekad
Iran untuk tetap maju dan bahkan diberbagai
bidang-bidang ilmiah dan teknologi yang beragam,
Iran kian mendominasi tidak saja
dikawasan Timur Tengah namun juga dunia.
Sama seperti proses tekanan AS kepada
Iran
dekade tahun 1952, peperangan AS saat ini terhadap
Iran dan kekuatan-kekuatan global
lebih mengarah pada peperangan ekonomi.
Namun,
Iran sadar akan
hal itu yang kemudian bangsa ini melengkapi dan membentengi dirinya dengan
solusi ekonomi baru sebagai counter serangan ekonomi kekuatan Barat tersebut.
Pemimpin Revolusi Islam sendiri mengatakan bahwa musuh sekarang ini lebih
memfokuskan upaya pada plot sektor ekonomi Republik Islam.
"Tanda-tanda plot tersebut dapat dibaca lebih tegas dalam situasi sekarang
ini. Tapi, insya Allah, bangsa
Iran
akan mengatasi hambatan tersebut dengan tegas, karena rakyat
Iran sudah
mampu menghapus semua hambatan yang lain," katanya.
Dan pilihan terbaik yang dipilih bangsa
Iran untuk menyelesaikan masalah
ekonominya saat ini adalah mengembangkan potensi yang dimiliki bangsa ini
melalui agenda ekonomi baru di mana sanksi malah dijadikan sebagai identifikasi
kesempatan dan peluang untuk menumbuhkan semangat dan bukan sebagai semata-mata
ancaman.
Bagi rakyat
Iran,
proyek ekonomi tersebut mereka sebut sebagai "ekonomi perlawanan".
Karena rakyat
Iran
melandasi pendekatan "ekonomi perlawanan" berdasarkan pada gagasan
bahwa tunduk kepada tekanan akan berakhir dengan bencana. Dan ini adalah
perlawanan itu sendiri yang akhirnya menghasilkan kemenangan.
Dan begitulah bangsa
Iran
menjadikan tekanan sebagai peluang dan harapan, menjadikan tekanan sebagai
perlawanan untuk tetap berdiri diatas kaki sendiri.
Pada Minggu, 29/04/12 dihadapan rakyat
Iran, kembali Pemimpin Revolusi
Islam mengatakan, "Untuk merealisasi tujuan negara, termasuk kemerdekaan
berpolitik, memerlukan swasembada dan kemandirian ekonomi. Dan kemandirian
ekonomi tergantung pada promosi produksi nasional, sementara produksi nasional
diperoleh melalui pemakaian sejati dan rasa hormat secara kolektif".
(Islam Times)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar