"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 20 Juli 2012

Senjata Paling Canggih Militer Iran, Iman dan Tawakkal Kepada Allah SWT


Panglima Angkatan Laut Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, hanya Republik Islam yang mampu menjamin keamanan energi di dunia.


"Kemajuan Iran sekarang ini tidak sebanding dengan Iran sebelum Revolusi Islam dan sebelum perang Irak. Iran sekarang sudah mengembangkan kemampuannya disegala bidang," kata Laksamana Ali Fadavi Selasa, 24/04/12, pada upacara peringatan menandai ulang tahun ke-32 kekalahan memalukan militer AS pada serangan Tabas.

Lebih lanjut dikatakannya, kekuatan Iran dalam kurun dua puluh tahun terakhir meningkat luar biasa, "Republik Islam tidak tergantung dengan negara lain. Iran menggunakan peralatan produksi dalam negeri dan terus menguatkan kemampuan."
Menyinggung sikap AS terhadap Iran, dia mengatakan "Sikap permusuhan AS dengan Iran tidak sekedar bersifat politik, ekonomi atau budaya, namun, pada kondisi 'benar dan salah'. Dan permusuhan ini akan terus berlanjut selama 'benar dan salah' masih ada." tegasnya.

Namun, laksamana Fadavi menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah membiarkan hegemoni AS berkembang biak di dunia.

Peristiwa Tabas terjadi pada malam hari tanggal 25 April 1980, pemerintah Amerika yang dipimpin Jimmy Carter, Presiden Amerika waktu itu memerintahkan militer Amerika untuk menyerang Iran. Serangan ini dilakukan di pertengahan malam oleh pasukan elit Amerika yang diperlengkapi dengan berbagai persenjataan modern dengan didukung pesawat Hercules C-130 dan sejumlah helikopter. 

Ada 90 pasukan komando yang ikut dalam operasi Eagle Claw membebaskan para mata-mata Amerika yang ditahan di Tehran.

Mereka yang ditahan adalah pegawai kedutaan Amerika di Tehran yang menjadi mata-mata dan melakukan konspirasi anti revolusi dan rakyat Iran. 

Namun kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai Daneshjuyan-e Peiruvan-e Khatt-e Emam (Mahasiswa Pendukung Garis Imam Khomeini) pada tanggal 4 November 1979 menduduki kedutaan Amerika- sarang mata-mata CIA- dan menahan para pegawainya. Fakta-fakta dari kedutaan Amerika dengan baik menunjukkan bahwa tempat itu menjadi pusat operasi intelejen guna menumbangkan revolusi Iran.

Tiba di Tabas, satu dari helikopter Amerika mengalami kerusakan teknis yang berujung pada terhentinya operasi ini. Karena operasi rahasia ini membutuhkan sedikitnya enam helikopter, Presiden Jimmy Carter memutuskan untuk menghentikan operasi Eagle Claw dan memerintahkan agar semua pesawat dan helikopter segera kembali.

Saat Carter tengah berpikir mengenai kegagalan serangan Amerika ke Iran, tiba-tiba datang berita yang membuatnya semakin bingung. Pesawat dan helikopter Amerika yang akan tinggal landas dari gurun Tabas saling bertabrakan dengan lainnya setelah tiba-tiba datang badai pasir. Akibatnya terjadi ledakan dahsyat dan lidah api yang membuat gurun Tabas yang gelap gulita di malam itu menjadi terang-benderang. 

Dalam peristiwa itu 8 komando amerika tewas, sementara mereka yang masih selamat meninggalkan gurun Tabas dengan pesawat.

Imam Khomeini serangan Tabas sebagai kejahatan dan pelanggaran hukum internasional. Beliau berkata, "Mereka tiba di Tabas dan berpikir mampu menurunkan pasukannya. Dengan alasan ingin membebaskan para tawanan mereka ingin menghancurkan Iran. Namun Allah swt mengalahkan mereka hanya dengan mengirimkan debu dan angin." Beliau menilai tawakkal kepada Allah dan keyakinan akan bantuan gaib merupakan senjata agung yang tidak mampu dipahami oleh negara-negara Barat. 

Dengan tekad para pakar Iran, negara ini kini mampu memproduksi pesawat militer modern, berbagai rudal, kapal selam, senjata artileri, tank, helikopter dan perlengkapan milter lainnya. Rudal dari darat ke darat Iran telah mampu mencapai target lebih dari 2.000 kilometer dengan presisi yang tinggi. Iran juga telah memproduksi berbagai rudal dari darat ke udara dan ke laut guna menghadapi serangan dari udara dan laut. 

Bahkan Iran mampu membuat rudal canggih S-800 mirip milik Rusia. Beragam pesawat tanpa awak juga telah dibuat untuk mengintai dan menyerang musuh sampai ke dalam pertahanan mereka. Termasuk menguasai dan memecahkan kode teknologi canggih sistem enkripsi pesawat tak berawak RQ-170 Sentinel AS. 

Kini perang elektronik punya tempat tersendiri dalam perang modern. Perlengkapan elektronik dan kemampuan mendisfungsikan perlengkapan elektronik musuh menjadi penentu dalam perang modern. Sekaitan dengan hal ini, pasukan militer Iran telah diperlengkapi dengan senjata elektronik dan perlengkapan perang elektronik modern. 

Namun pada saat yang sama, bangsa Iran menganggap perlengkapan materi dan kecanggihan militer tidak akan mampu berbuat apa-apa tanpa iman kepada Allah swt.

(www.islamtimes.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar