"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 20 September 2013

Runtuhnya American Dream

Amerika mampu mencapai posisi khusus di dunia karena kondisi khusus
geografi, alam dan sumber daya manusianya. Penduduk Amerika terdiri
atas sekelompok pendatang yang ingin memiliki kehidupan yang lebih
baik. Setelah Perang Dunia II, Amerika tidak seperti mayooritas negara
dunia lainnya. Amerika memiliki struktur politik dan ekonomi yang
lebih baik saat itu.

Karena 3 faktor, Amerika maju lebih cepat dibanding rival-rivalnya dan
menjadi salah satu kekuatan dunia. Faktor pertama, Amerika tidak punya
rival seirus di bidang ekonomi dalam tempo 30 tahun setelah Perang
Dunia II. Dalam tempo ini, Amerika mampu mencapai kemajuan yang cukup
mencolok. Faktor kedua, Amerika sejak lama memanfaatkan tenaga kerja
gratisan para budak. Amerika membawa ratusan ribu orang Afrika dan
menjadikan mereka pekerja tanpa harus mengeluarkan biaya besar
menggaji mereka. Amerika juga mampu membangun pabrik-pabrik besar
dunia dan berubah menjadi sebuah negara industri.

Ketika Perang Dunia II selesai, Amerika berubah menjadi kekuatan besar
dan mulai menggeser tempat yang sebelumnya dikuasai inggris (seperti
Iran).

Dengan pengaruhnya di berbagai belahan dunia, misalnya Timur Tengah,
bisa dikatakan Amerika memperoleh kebutuhan minyaknya secara gratis.
Harga minyak saat itu begitu murah sampai-sampai harga air mineral
lebih mahal dari harga bensin. Karena itu, faktor ketiga adalah
Amerika menggunakan energi yang sangat murah. Ketiga faktor ini sangat
membantu perkembangan Amerika. Dan perkembangan ini membuat dunia
melirik Amerika dengan pandangan khusus.

Perubahan Faktor Kekuasaan
Tapi pada era selanjutnya, ketiga faktor di atas berubah. Bersamaan
dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, dominasi Amerika di dunia mulai
hancur. Salah satu penyebab rusaknya muka Amerika adalah didudukinya
Kedutaan Amerika di Tehran. Pada masa itu (akhir era 70-an), Amerika
berada di puncak kekuasaan.

Bertentangan dengan era 50-an di mana tak banyak kalangan yang bisa
menebak apakah Amerika atau Rusia yang akan memenangkan perang Dingin.
Hasil dari Revolusi Islam dan didudukinya sarang mata-mata Amerika itu
adalah merosotnya kedudukan Amerika di benak negara-negara di dunia.

Seiring kemenangan Revolusi Islam, harga minyak naik. Ekspor minyak
Iran yang saat itu berkisar 6 juta barrel per hari terputus.

Ekonomi dunia mengalami guncangan yang cukup berat. Karena itu, Carter
(presiden Amerika saat itu), yang sebelum Revolusi Islam menang,
memiliki kedudukan yang cukup baik mulai tergoyang. Carter lalu
mengajukan usulan penghematan minyak.

Bahkan saat ingin berbicara dengan rakyat Amerika, di dalam Gedung
Putih dia memakai baju tebal dan mengatakan pada rakyatnya bahwa dia
menurunkan suhu pemanas ruangan. Karena itu dia memakai pakaian
hangat.

Sementara itu, berbagai rival serius dan baru Amerika di bidang
ekonomi mulai bermunculan seperti Eropa, Cina, India, Brazil dan
negara-negara lainnya yang sebagiannya juga memilik tenaga kerja yang
cukup murah. Harga minyak juga sangat berbeda dengan era 80-an. Harga
minyak terus merangsek naik mulai dari 20 dolar menjadi 150 dolar
sampai tahun 2007. Padahal income pemerintah Amerika dari minyak pada
tahun-tahun itu lebih besar dari income negara-negara pengekspor
minyak. Sebab negara-negara pengekspor minyak hanya mengambil minyak
dan menjualnya. Amerika membeli minyak tersebut dan menetapkan pajak
60% untuk minyak itu serta menjualnya dalam bentuk lain (misalnya
bensin). Pajak ini menjadi sumber pendapatan luar biasa Amerika. Pada
hakikatnya, sebagian besar jalan raya Amerika dibangun dengan uang
dari negara-negara lain, seperti Iran, karena Amerika menjaga harga
minyak tetap rendah sedemikian rupa. Tapi harga jual olahan minyak itu
dijual pada rakyatnya dengan harga sebenarnya.

Kemudian, sebagian besar pabrik dan industri Amerika mulai keluar dari
negara itu. Mayoritas pabrik mutinasional mulai mencari untung besar
dengan biaya lebih kecil dan hasil lebih melimpah. Mereka berusaha
mencari tenaga kerja yang murah. Karena upah pekerja di negara-negara
lain lebih rendah dari upah di Amerika, pabrik-pabrik ini mulai
berminat memindahkan pabriknya di negara-negara seperti Cina, Meksiko
atau India.


Hutang 60 Trilyun

Karena itu, ketiga faktor yang sebelumnya mendukung kemajuan Amerika,
hari ini menjadi sebab bergeraknya Amerika menuju krisis dan
kehancuran di bidang ekonomi. Hari ini, kita menyaksikan Amerika yang
pelan-pelan berubah menjadi sebuah negara biasa; negara yang memiliki
masalah. Hal ini sangat serius hingga para pakar ekonomi Amerika
percaya bahwa ekonomi Amerika akan benar-benar hancur dalam tempo 8
tahun mendatang. Bagaimanapun juga, terjadi atau tidak, perkiraan ini
menunjukkan bahwa struktur ekonomi Amerika yaitu metode-metode yang
diciptakan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya malah mencekik
Amerika. Mungkin saja ekonom Amerika akan hancur disebabkan jenis
transaksi yang dipakai di bidang ekonomi ini.

Kondisi Amerika terus memburuk tapi Barat mampu menutupinya dari
pandangan rakyat lewat kekuatan medianya. Media Barat begitu kuat
karena Amerika diatur dengan sistem kapitalisme. Bagi mereka,
penjualan produk sangat penting dan mereka menggunakan berbagai metode
'pemuasan' untuk menjual produk mereka.
Karena itu, mereka mengarahkan opini umum dan ternyata mereka berhasil.

Hari ini, hutang pemerintah Amerika lebih dari 16 juta milyar dolar.
Jika hutang rakyat Amerika yang berkisar 50 juta milyar dolar kita
tambahkan pada angka itu, hasilnya 65 trilun dolar. Jadi, Amerika dan
ekonominya benar-benar diatur dengan hutang. Dan hutang ini semakin
meningkat setiap tahun. Hutang ini mulai bermula ketika Donald Reagen
berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur.

Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika
yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus
bertambah. Pemerintahan Obama merupakan pemerintahan yang paling
banyak menghasilkan hutang. Saingan Obama dalam pemilu terakhir, Mitt
Romney, juga mengkritik Obama dalam hal ini.

Kita menyaksikan kejatuhan Amerika secara bersamaan di bidang politik
dan ekonomi. Para politikus Amerika yangmestinya menjadi wakil seluruh
rakyat malah mewakili 1 % rakyat saja. Hal ini membuat kondisi
orang-orang yang kelaparan semakin parah. Jutaan orang kelaparan di
Amerika. Mereka tidak memperolah makanan yang cukup. Dari sisi sosial,
tingkat kejahatan di Amerika juga semakin meningkat.

Tentu saja hal ini juga berhubungan dengan masalah budaya di Amerika.
Ketika kondisi moral dalam sebuah masyarakat jelek maka kejahatan di
dalamnya akan semakin meningkat.

Ada sebuah buku berjudul 'AKhlak Media' yang ditulis oleh seorang
dosen. Dia menghitung total biaya sosial di Amerika. Dia berkata,
"Biaya yang dihabiskan Amerika untuk membuat film-film porno lebih
besar dari biaya yang digunakan untuk produk budaya lainnya seperti
film, buku, musik dan sebagainya. Sekitar 89% site-site saru terdapat
di Amerika (Inggris berada di peringkat kedua sebanyak 85%). Ketika
terjadi perselisihan pendapat tentang penerbitan media berbau porno
memanas di Amerika, sebagian kalangan mengajukan dalil bahwa kebebasan
berbicaralah yang menuntutnya agar warga memanfaatkan media tersebut!"

Kemudian, di sisi jumlah tahanan, Amerika berada di peringkat pertama.
Jumlah tahanan di Amerika mencapai 300 juta orang.

Angka ini lebih besar dari jumlah tahanan di Cina yang penduduknya
berkisar 1 milyar 300 juta orang. Ajaibnya, Amerika malah sering
menuduh Cina melanggar HAM.

Lalu, jumlah kaum minoritas seperti kulit hitam yang menjadi tahanan
dibanding jumlah warga negara Amerika sangat banyak.

Misalnya, 15 % warga Amerika adalah kaum kulit hitam tapi jumlah
tahanan kulit hitam di penjata-penjra Amerika malah berjumlah 35 %
dari total penduduk Amerika.

Terkait hak azasi manusia yang selalu menjadi klaim Amerika itu malah
begitu dilanggar di sana, Ketika Obama datang dengan slogan perbaikan,
pada saat yang sama serangan pesawat-pesawat tanpa awak di Afganistan,
Pakistan dan pembunuhan rakyat tak berdosa di negara-negara lain terus
meningkat.

Alih-alih menanggulangi masalah yang ada, para pejabat Amerika malah
menjaga kepentingan sekelompok kecil kapitalis. Dalam pertikaian
antara kelompok 99% dan 1 %, para pejabat Amerika membela kelompok 1 %
dikarenakan pengaruh badan-badan ekonomi kelompok kaya dalam struktur
politi di Negara itu.

Misalnya, pemerintah tak akan bisa mengesahkan sebuah UU yang
menetapkan bahwa perusahaan-perusahaan besar tidak bisa mengeluarkan
pabriknya dari Amerika karena para politikus dan mereka yang berhutang
budi pada perusahaan itu akan membela kepentingan perusahaan tersebut.

Demokrasi yang Terbelenggu
Gerakan protes kelompok 99% warga Amerika (Occupy Wall Street, We Are
The 99%) yang terjadi di Amerika ingin menyatakan bahwa system dua
partai di Amerika tidak lagi efektif. Karena meski rakyat hadir di
kotak-kotak suara, system yang ada tidak bisa diubah. System dua
partai di Amerika telah menyita seluruh system politik di Negara itu.

Tantangan terpenting system kapitalis di Amerika adalah para pemilik
modal lebih mementingkan kepentingan dirinya daripada kepentingan umum
dan lewat pengaruh yang mereka miliki, mereka membuat pemerintah tak
mampu mengurus masalah-masalah lain. Misalnya, saat kampanye, Obama
sangat banyak mengeluarkan slogan. Tapi setelah terpilih, dia
menjalankan kebijakan sama seperti Bush pada bank-bank besar Amerika.
Karena itu, kondisi stagnan ekonomi di Amerika terus berlanjut.

Sebuah polling yang cukup terpercaya dan menarik telah dilakukan yang
menunjukkan pandangan rakyat Amerika tentang jalan yang tengah
ditempuh oleh para pejabat Amerika. Dalam polling itu, saat menjawab
pertanyaan 'Apakah menurut Anda Negara sedang berjalan di arah yang
benar?, mayoritas responden memberikan jawaban negative. Mereka yakin
bahwa Negara mereka tengah menempuh jalan yang salah.

Bahkan demokrasi yang selalu menjadi klaim terbesar Amerika
terbelenggu oleh system kapitalisme ini. Pertama, system politik
Amerika adalah system dua partai. Tidak mungkin ada partai ketiga yang
bisa muncul di sana. Jill Stein yang merupakan wakil Partai HIjau
(Green Party) dan salah satu calon dalam pemilu presiiden di Amerika,
ketika ingin mengikuti debat pemilu malah ditangkap polisi dan
ditahan. Menurut Stain, tangannya diikat di kursi selama 8 jam.

Jika peristiwa seperti ini terjadi di iran maka akan terjadi sebuah
keributan besar di media dunia. Di masa-masa yang lalu, para wakil
rakyat dari partai lain tidak bisa mengemukakan pendapatnya di
Amerika. Kenapa mereka melakukannya? Karena system kapitalisme
Amerika. Dalam pemilu presiden Amerika tahun 2008, dana yang
dihabiskan mencapai 5 milyar dolar. Diperkirakan pada tahun 2012, dana
yang akan dipakai berkisar 7 ribu sampai 8 ribu juta dolar.

Majalah Inggris, Economist mengadakan satu penelitian dan menyimpulkan
bahwa investasi modal yang paling menguntungkan adalah investasi modal
pada para politikus dengan memberi mereka uang. Karena di mana pun
Anda tidak akan bisa mengambil 220 dolar dengan hanya memberi 1 dolar.

Majalah itu juga telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa
orang yang kaya (serwatmand) yang membantu seorang politikus sebesar 1
dolar akan mendapat untung 220 dolar.

Sebab sang politikus akan merancang UU yang menguntungkan orang kaya
tersebut. Misalnya, pajaknya akan berkurang dan sebagainya yang pada
akhirnya keuntungan besar akan masuk ke sakunya. Kemudian majalah itu
menyimpulkan bahwa investasi modal paling menguntungkan adalah menanam
modal pada para politikus dengan memberi mereka uang. Karena tidak ada
tempat di mana kita bisa menerima 220 dolar dengan hanya memberi 1
dolar.

Karena itu, kondisi Amerika terus memburuk tapi Barat mampu
menutupinya dari pandangan rakyat lewat kekuatan medianya.

Media Barat begitu kuat karena Amerika diatur dengan sistem
kapitalisme. Bagi mereka, penjualan produk sangat penting dan mereka
menggunakan berbagai metode 'pemuasan' untuk menjual produk mereka.
Karena itu, merekan berusaha mengarahkan opini umum, misalnya
memuaskan audiens agar memilih calon presiden tertentu, dan ternyata
mereka berhasil. Contoh lain, media Amerika telah berusaha sedemikian
rupa hingga 72% rakyat Amerika mengira Iran memiliki senjata nuklir.

Dalam media-media ini, berita-berita dan analisa-analisa yang
menentang sistem kapitalisme akan disensor. Seperti pernyataan Joe
bayden, wakil presiden Amerika bahwa masalah nuklir Iran bukan ancaman
yang serius tapi hanya sebuah gof (khayalan). Tak satu pun media
Amerika yang membahas pernyataannya itu.
Pada hakikatnya, pemikiran liberal demokrasi yang terdapat di Amerika
dan terlihat begitu menarik dalam benak masyarakat dunia karena
kekuatan yang dimiliki Amerika itu, perlahan mulai lemah dan hancur.
Karena dari sisi politik Amerika cukup bermasalah maka Amerika tidak
bisa mengukuhkan kebijakan politiknya di dunia meski mereka memiliki
tentara terkuat di dunia. Jika tidak, maka tak mungkin AMerika begitu
kesulitan menghadapi Kebangkitan Islam di Timur Tengah.

Hari ini, kedudukan Amerika di dunia begitu memrosot karena
aktivitasnya di Irak, Afganistan dan negara-negara lain. Karena itu,
sulit bagi Amerika untuk mengembalikan kebesarannya yang pernah
terwujud.


(islamtimes.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar