"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Kamis, 12 September 2013

Peran Teknologi Nuklir Menunjang Ketahanan Pangan Nasional

Ketersediaan pangan di Indonesia selalu menjadi masalah krusial
setiap tahunnya. Beberapa komoditi pangan seperti beras, daging dan
kedelai memaksa pemerintah harus melakukan impor disebabkan produksi
nasional tidak mencukupi. Bahkan untuk gandum ketersediaannya 100
persen impor. Gandum, bahan pembuat roti dan mie,sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.

Khusus untuk kebutuhan beras pada tahun 2014 sebesar 33.013.214 ton.
Dengan kebutuhan beras sebesar 33 juta ton pada tahun 2014, maka
apabila harus ada surplus 10 juta ton sebagai cadangan, berarti harus
ada produksi beras minimal 43 juta ton. Bila produksi beras tidak
memenuhi kebutuhan pangan nasional, maka pemerintah terpaksa impor.

Tidak terpenuhinya ketersediaan pangan di Indonesia oleh produksi
nasional, penyebabnya antara lain meningkatnya jumlah penduduk, alih
fungsi lahan dari pertanian menjadi lahan non pertanian, seperti
jalan, perumahan, pabrik dan lain sebagainya. Kondisi cuaca yang tidak
menentu juga mempunyai pengaruh terhadap turunnya produksi hasil
pertanian pangan nasional.

Dalam kondisi seperti ini tentunya pemerintah tidak tinggal diam dan
terus berupaya agar kebutuhan pangan nasional tercukupi dengan cara
berswasembada pangan dari hasil produksi dalam negeri. Kalau pun harus
impor itu ditekan seminimal mungkin kuantitasnya.

Untuk mengurangi impor serta untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,
produksi beras dalam negeri harus ditingkatkan. Demikian pula dalam
memenuhi kebutuhan akan tanaman penghasil karbohidrat lain yang dapat
dikembangkan menjadi bahan diversifikasi pangan di Indonesia.

Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, satu di
antaranya dengan memperhitungkan pemanfaatan teknologi nuklir, seperti
yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Teknik yang
digunakan adalah melakukan pemuliaan tanaman dengan teknologi mutasi
radiasi.

Inovasi teknologi nuklir di bidang pertanian telah terbukti mampu
membantu pemerintah dalam penyediaan benih berkualitas.

Benih tersebut antara lain padi, kedelai, sorgum, kacang hijau,dan
gandum. Benih berkualitas harus memiliki keunggulan, antara lain daya
hasil yang tinggi atau berlimpah, berumur pendek, tahan terhadap hama
penyakit dan kekeringan.

Tingkat produktivitas padi varietas hasil pemuliaan mutasi radiasi
rata-rata menghasilkan 7 ton per hektar, bahkan potensinya diatas 9
ton per hektar. Sedangkan rata-rata produksi padi nasional hanya
sebesar 5,01 ton per hektar.

Varietas hasil litbang BATAN telah mencapai 10 persen jumlah varietas
unggul tanaman pangan dan telah ditanam di lahan seluas 3 juta hektar
sejak tahun 2000. Sampai saat ini, BATAN telah menghasilkan 20
varietas unggul padi, 6 varietas kedelai, 1 varietas kacang hijau.
"Selain itu juga sudah direkomendasikan untuk dilepas 2 varietas
kedelai sangat genjah, 1 varietas sorgum dan gandum, kita tinggal
menantikan SK Menteri Pertanian saja", kata Dr. Sobrizal, peneliti
pertanian BATAN. Diharapkan sorgum bisa menggantikan posisi gandum
sebagai bahan pembuat mie instan,

BATAN dengan teknologi nuklir tidak saja meningkatkan potensi pangan
utama, seperti beras, tetapi juga menggali potensi sumber-sumber
pangan baru yang selama ini terabaikan, seperti sorgum yang sudah
dikenal sebagai bahan pangan pokok sejak ratusan tahun lalu di kawasan
Indonesia Timur.

Untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pangan baru di
Indonesia yang luas ini, BATAN memperhatikan kondisi tanah yang
sangat beragam dan disesuaikan dengan kearifan lokal. Satu tanaman
unggul di suatu tempat belum tentu akan tumbuh baik di tempat lainnya.
Contoh, salak pondoh mungkin hanya bisa tumbuh bagus dan berkualitas
di Yogyakarta dan sekitarnya, namun tidak akan tumbuh dan berbuah
bagus jika ditanam di Jakarta. Masing-masing daerah mempunyai kondisi
tanah dan iklim yang berbeda-beda.

Semestinya kita bersyukur dengan kondisi alam demikian itu semua jenis
tanaman pangan bisa tumbuh. Untuk daerah yang basah dan curah hujan
yang cukup banyak bisa ditanami padi, dan daerah yang tanahnya kering
bisa digunakan untuk bertanam sorgum.

Untuk tanaman gandum yang harus tumbuh di kawasan beriklim dingin,
BATAN kini tengah mengembangkan gandum tropis dataran rendah. Saat ini
satu varietas gandum yang diberi nama Ganesa (gandum Indonesia) siap
untuk dilepas dan menunggu SK Menteri Pertanian.

Pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan dan reproduksi ternak
juga berperan untuk meningkatkan produksi daging dan susu. BATAN,
mempunyai kelompok penelitian yang terkait dengan kesehatan dan
reproduksi ternak. Salah satu kegiatannya membuat vaksin iradiasi
untuk mencegah penyakit Fasciolosis (cacing hati pada ternak
ruminansia) pada sapi agar tidak terjadi penurunan volume daging atau
susu pada sapi. Proses pembuatan vaksin ini sedang diupayakan untuk
mendapatkan paten. Saat ini juga diupayakan pembuatan vaksin mastitis
(radang kelenjar susu), serta teknik nuklir pembuatan vaksin iradiasi
Brucellosis untuk mencegah penyakit keguguran menular pada sapi
betina.

Peran teknologi nuklir lainnya dalam reproduksi yang disebut
radioimunoassay (RIA), untuk memperbaiki penampilan reproduksi ternak
ruminansia.

Dengan menggunakan teknologi ini kita bisa memperbaiki manajemen
reproduksinya. Tanpa teknologi ini, reproduksi dan angka kelahiran
ternak tidak menentu, bahkan setahun sekali belum tentu. Upaya BATAN
lainya untuk berperan dalam meningkatkan produksi ternak melalui
pembuatan formula pakan berkualitas.

Sedangkan untuk perikanan digunakan hormon methyl testosteron alami
untuk pejantanan ikan dan Suplemen Pakan Ikan (SPI) agar dia bisa
lebih lincah dan gemuk. Teknologi inipun sudah diaplikasikan ke
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Keragaman yang ada di alam pada prinsipnya berdasarkan mutasi alam
atau mutasi spontan. Mutasi alam memerlukan proses panjang sampai
waktu ratusan bahkan ribuan tahun. Pemuliaan mutasi dengan sinar gamma
bisa mempercepat mutasi lebih cepat dan tentu saja aman.

Semua produk hasil litbang BATAN baik di bidang pertanian, peternakan,
dan perikanan tidak menimbulkan efek samping bagi konsumen.

(kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar