"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 28 September 2013

Netanyahu Perintah Delegasi Israel Boikot Pidato Presiden Iran di Majelis PBB

Berdasarkan perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,
delegasi Israel yang menghadiri Majelis Umum PBB (United Nations
General Assembly/UNGA) di New York, melakukan "walk out" (berjalan
keluar) dari pertemuan untuk memboikot pidato Presiden Iran Hassan
Rouhani, Selasa (24/9).

Departemen Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan tertulis
yang mengumumkan bahwa Netanyahu menginstruksikan delegasi Israel
untuk PBB bertindak seperti yang mereka lakukan tahun lalu dan tidak
hadir selama pernyataan Presiden Iran di depan majelis PBB,Anadolu
Agency melaporkan yang diberitakan Mi'raj News Agency(MINA).

"Meskipun giliran yang diberikan kepada Presiden Iran yang baru, tapi
kebijakan rezim ini tidak berubah sama sekali. Minggu lalu, Rouhani,
seperti Ahmadinejad sebelumnya, menolak untuk mengakui Holocaust
sebagai fakta sejarah," kata Netanyahu.

"Ketika para pemimpin Iran menghentikan menyangkal Holocaust terhadap
orang-orang Yahudi, dan berhenti menyerukan penghancuran Israel dan
mengakui hak keberadaan, maka delegasi Israel akan mendengarkan
pidatonya di Majelis Umum," tambah Netanyahu.

Hassan Rouhani adalah Presiden Iran ke-7 saat ini dan juga seorang
ulama. Dalam pidatonya dia juga menawarkan kerangka kerja untuk
mengelola perbedaan dengan AS tentang masalah nuklirnya, Aljazeera
melaporkan.

"Iran berposisi benar-benar bukan ancaman bagi dunia," kata Rouhani di
Majelis Umum PBB setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama,
juga menyatakan minat dalam diplomasi untuk menyelesaikan sengketa
program nuklir Iran.

Rouhani mengatakan bahwa dia mendengarkan dengan cermat pidato Obama
sebelumnya. Dia mengatakan, dia berharap bahwa kedua belah pihak bisa
mengejar diplomasi, tetapi hanya jika pemerintah AS berbicara dengan
"suara yang konsisten".


(mirajnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar