mengenalkan lebih dalam budaya dan kesenian negara Muslim, Indonesia
kepada rakyat Iran, menggagalkan propaganda negatif anti-Islam dan
mengenalkan kepada masyarakat Iran soal hubungan 1000 tahun kedua
negara."
Menurut Kantor Berita ABNA, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Mohammad Nuh dan Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran, Ali
Jannati, akan menghadiri Indonesian Cultural Festival yang akan
berlangsung di Tehran, 19-25 September 2013. Meskipun Festival akan
dimulai pada 19 September 2013, namun Festival yang akan berlangsung
di di 3 tempat yaitu Milad Tower, Andisheh Cultural Center dan Wisma
Duta Indonesia baru akan resmi dibuka oleh kedua menteri pada 22
September 2013.
Festival yang dimaksudkan untuk mempromosikan hubungan bilateral
Indonesia-Iran khususnya dalam bidang kebudayaan dan pendidikan
tersebut diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
di Tehran Republik Islam Iran atas kerjasama Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia dengan Kementerian Budaya dan Bimbingan Islam
Iran serta beberapa lembaga terkait lainnya akan menggelar Festival
Budaya bertema, "1000 Tahun Hubungan Budaya Indonesia-Iran".
Festival diselenggarakan sebagai momentum memperingati 1 millennium
hubungan Indonesia dan Iran, bumi Nusantara dan tanah Persia.
Meskipun kedua negara saat itu belum terlahir secara harfiah dan
konstitusional, namun fakta berbicara lebih dari seribu data,
masyarakat di tanah nusantara dan persia telah menjalin kerjasama
emosional dan fungsional sejak 10 abad lalu.
Meski fakta menyatakan bahwa hubungan diplomatik baru berlangsung 60
tahun, namun keeratan hubungan antara masyarakat kedua negara telah
terjalin sejak 1.000 tahun.
Hal tersebut bukanlah bualan, ditemukannya pusara berbahasa Parsi di
kawasan Barus, Sumatera-Barat-Indonesia, menjadi bukti arkeologis yang
menyuarakannya.
"Satu Millennium Persaudaraan Indonesia dan Iran, Nusantara dan
Persia", mungkin demikian ungkapan yang tepat untuk merefleksikan usia
eratnya hubungan kedua negara dan bangsa.
Usia 1.000 tahun diharapkan dapat menjadi momentum yang tepat bagi
kedua negara dan bangsa untuk dapat merekatkan kembali hubungan
emosional tersebut ke dalam berbagai bentuk kerjasama yang lebih nyata
dan relevan sesuai dengan tuntutan dan tantangan terkini, baik di
bidang politik, ekonomi dan sosial-budaya.
Dan momentum itulah yang saat ini oleh KBRI Tehran dijadikan sebagai
dasar untuk menyelenggarakan Festival Kebudayaan Indonesia, yang dapat
dijadikan sebagai titik awal untuk membuka era baru hubungan kedua
negara dan bangsa.
Festival kebudayaan ini akan menampilkan berbagai pertunjukan kesenian
dan hasil karya seni dan budaya Indonesia yang dapat mengingatkan
kembali memori masyarakat Persia akan budaya nusantara.
Rangkaian kegiatan antara lain berupa pertunjukan tari Zapin dan tari
Indang serta musik Angklung dan Sape, Promosi dan Workshop tenun dan
batik, Promosi kerajinan tangan, Promosi busana muslim Indonesia
(Fashion Show), Bazaar, Pameran artifak, Festival film (Emak Ingin
Naik Haji, Rindu Kami Padamu, the Mirror Never Lies, Sang Pencerah,
Laskar Pelangi dan Tjoet Nja' Dhien), dll. Semua kegiatan tersebut
terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya apapun.
Selain akan dihadiri oleh para pejabat negara, rangkaian kegiatan
dalam Festival ini juga akan dihadiri tidak kurang dari 10.000 orang
dari seluruh Iran.
Promosi dan diseminasi informasi mengenai penyelenggaraan Festival
dilakukan secara intensif oleh KBRI baik melalui media cetak
(interview menjelang peringatan HUT RI ke-68 dengan 9 koran terbesar
di Iran, pembuatan suplemen tentang Indonesia di Koran Iran News,
media gathering, dll.), media elektronik (interview dengan IRIB,
IRINN, CHN, TV5, dll.), media sosial (email, facebook), korespondensi
dengan berbagai instansi terkait di pemerintah dan swasta seperti
Indonesia-Iran Friendship Society (IIFS), Iran Chamber of Commerce,
Industries, Mines and Agricultures (ICCIMA) Pusat dan Daerah, Asosiasi
Kerajinan Tangan Iran, berbagai pusat kebudayaan dan universitas di
Iran, dll.
Festival ini merupakan hasil kerjasama antara KBRI Tehran dengan
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI, Museum Nasional, Pemprov
Kalimantan-Barat, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Museum Tekstil
Pemprov DKI Jakarta serta Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam
Iran, Islamic Culture and Relation Organisation (ICRO), Universitas
Tehran, Pusat Kebudayaan Andisheh dan Milad Tower.
KBRI Tehran berharap Festival ini dapat semakin meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat Persia tentang keragaman dan
kekayaan budaya Indonesia serta potensi wisata nusantara yang dapat
meningkatkan arus kunjungan wisatawan Iran dan mendorong peningkatan
hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
Dian Wirengjurit, Duta Besar Indonesia untuk Iran dalam acara
pembukaan Festival Budaya ini mengatakan, "Tujuan digelarnya Festival
Budaya Iran dan Indonesia adalah untuk mengenalkan lebih dalam budaya
dan kesenian negara Muslim, Indonesia kepada rakyat Iran, menggagalkan
propaganda negatif anti-Islam dan mengenalkan kepada masyarakat Iran
soal hubungan 1000 tahun kedua negara."
Dubes Indonesia di Tehran menambahkan, "Tehran kota yang sangat
cantik, modern dengan infrastruktur dan fasilitas yang luas untuk
warganya. Tehran menciptakan fasilitas layanan sosial yang banyak bagi
warganya dan ia merupakan kota hijau bagi penghuninya."
Secara khusus, kegiatan tersebut diharapkan akan menjadi titik awal
jalinan kerjasama ke depan di bidang pendidikan dan kebudayaan,
terutama terkait dengan pendidikan tinggi dan pertukaran budaya serta
kerjasama di bidang kajian dan dokumentasi sejarah seni yang terkait
dengan sejarah hubungan nusantara dan Persia di masa lampau.
(abna.ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar