"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 28 September 2013

Inti Pidato Rohani di Majelis Umum PBB

Pidato Presiden Iran Hassan Rohani pada sidang ke-68 Majelis Umum PBB
di New York, diliput secara meluas media massa dunia.

Rohani dalam pidatonya menekankan sejumlah poin penting yang
memaparkan dua fakta penting yang dihadapi dunia.

Fakta pertama adalah kekhawatiran perang dan berlanjutnya hubungan
konfrontatif regional dan global, serta meluasnya kekerasan,
ekstrimisme dan kehancuran kehormatan umat manusia. Adapun fakta kedua
adalah harapan akan perdamaian dan bukan untuk berperang, serta
harapan pengutamaan dialog di atas perang dan kemoderatan di atas
ekstrimisme.

Dua pokok tersebut dapat menjadi pondasi pemikiran baru di dunia yang
menekankan agar kekuatan adidaya dunia alih-alih memikirkan aliansi
untuk perang, lebih memfokuskan aliansi untuk perdamaian. Namun jelas
sekali bahwa prakarsa ini sedang menghadapi tantangan serius dari
kelompok pendukung perang dan krisis baik secara regional maupun
global.

Contohnya dapat disaksikan dalam politik Timur Tengah Amerika Serikat
dan NATO serta perang dan dampaknya di Afghanistan dan Irak pasca
insiden 11 September.

Kenyataannya adalah saat ini dunia telah terbagi menjadi dua bagian
yang tidak sama. Segelintir kekuatan adidaya dunia di satu sisi, demi
mewujudkan kepentingan ilegalnya, mengancam sebagian besar dunia.
Akibatnya adalah perluasan ekstrimisme, terorisme, serta krisis
ekonomi dan sosial.

Dalam nuansa seperti ini, kekerasan mazhab, aliran dan bahkan etnis
juga akan semakin meningkat dan tidak ada jaminan bahwa kekuatan
adidaya dunia juga akan selamat dari dampak aksi-aksi kekerasannya.

Oleh karena itu, Presiden Iran menilai saat ini sebagai masa-masa
sensitif dalam hubungan internasional yang dipenuhi dengan berbagai
macam ancaman. Namun Rohani tidak menepis munculnya berbagai peluang
istimewa untuk saat ini.

Menurut Rohani, masa saat ini adalah masa permainan yang hasilnya
berakhir dengan angka nol, akan tetapi segelintir negara tetap
menggunakan mekanisme dan sarana usang yang sudah terbukti tidak
efektif guna mempertahankan hegemoni masa lalunya.

Dalam hal ini, apa yang terjadi terhadap bangsa Palestina, tidak lain
adalah kejahatan sistematis. Bumi Palestina diduduki. Hak-hak utama
mereka dinistakan secara tragis. Warga Palestina dilarang kembali ke
tanah kelahiran mereka.

Tragedi di Suriah juga merupakan salah satu contoh menyakitkan akibat
ekstrimisme di kawasan.

Presiden Republik Islam menjelaskan bahwa tujuan-tujuan strategis
ekspansionis serta upaya merusak perimbangan kekuatan di kawasan,
tidak dapat disembunyikan di balik kata-kata manis perdamaian dan
cinta kemanusiaan. Klaim kekhawatiran terkait senjata kimia dan nuklir
mereka (kekuatan adidaya) juga tidak ada artinya ketika mereka sendiri
tidak berkomitmen untuk menghancurkan dan melarang pengembangan jenis
senjata tersebut.


(irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar