Menyongsong pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), Indonesia
ingin berkaca kepada Amerika Serikat. Sejak pengoperasian PLTN yang pertama
pada 1958, hingga saat ini tidak pernah terjadi kecelakaan nuklir di negeri
Paman Sam itu.
"Hal ini dapat mengindikasikan pihak
pengoperasian PLTN di AS selalu mematuhi ketentuan keselamatan yang berlaku.
Badan Pengawas Energi Nuklir Amerika Serikat telah melakukan pengawasan secara
efektif," kata Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio
Lasman, saat menerima kunjungan Commissioner William D Magwood sebagai pimpinan
United States Nuclear Regulatory Commission (US-NRC) di Jakarta, Senin
(8/4/2013).
Kehadiran Komisi Pengawas Nuklir AS ini
memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat Indonesia, bagaimana US-NRC itu
melakukan pengawasan terhadap pengoperasian PLTN dan pengelolaan limbah
radioaktif yang aman. Selama di Indonesia, Magwood juga melakukan pertemuan
dengan Menristek Gusti Muhammad Hatta dan Kepala Badan Tenaga Nuklir (Batan)
Djarot S Wisnubroto.
"Bapeten telah menyiapkan sistem dan
perangkat pengawasan PLTN secara detil dan komprehensif. Dua hal yang menjadi
ujung tombak bagi efektifitas pengawasan PLTN di Indonesia," tambah As
Natio.
Sementara itu, William D Magwood mengatakan,
pihaknya memastikan 104 reaktor nuklir di AS dioperasikan secara aman.
Karenanya, ini harus menjadi pembelajaran yang berharga bagi Indonesia ,
terutama Bapeten yang bertugas mengawasi penggunaan tenaga nuklir di Tanah Air.
"Keberhasilan US-NRC dalam mengawasi
pengoperasian PLTN beserta limbah radioaktif yang dihasilkan telah memberikan
kepercayaan kepada masyarakat Amerika Serikat untuk menerima PLTN sebagai
sumber energi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah kejadian PLTN
Fukushima pada 2011, US-NRC melakukan evaluasi keselamatan seluruh PLTN di
Amerika Serikat terhadap bahaya seismik dan banjir atau kecelakaan ganda yang
dapat mengancam keselamatan PLTN.
Amerika sendiri memiliki cadangan energi
konvensional yang cukup besar, namun kebijakan ekonominya tetap menggunakan
energi nuklir dalam penyediaan energi nasionalnya. Saat ini, Amerika sedang
memproses beberapa pembangunan PLTN baru.
(rri.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar