"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 22 April 2013

Indonesia Pelajari Aspek Keselamatan Nuklir dari AS


 Menyongsong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Indonesia ingin berkaca kepada Amerika Serikat. Sejak pengoperasian PLTN yang pertama pada 1958, hingga saat ini tidak pernah terjadi kecelakaan nuklir di negeri Paman Sam itu.

 
 "Hal ini dapat mengindikasikan pihak pengoperasian PLTN di AS selalu mematuhi ketentuan keselamatan yang berlaku. Badan Pengawas Energi Nuklir Amerika Serikat telah melakukan pengawasan secara efektif," kata Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman, saat menerima kunjungan Commissioner William D Magwood sebagai pimpinan United States Nuclear Regulatory Commission (US-NRC) di Jakarta, Senin (8/4/2013).


 Kehadiran Komisi Pengawas Nuklir AS ini memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat Indonesia, bagaimana US-NRC itu melakukan pengawasan terhadap pengoperasian PLTN dan pengelolaan limbah radioaktif yang aman. Selama di Indonesia, Magwood juga melakukan pertemuan dengan Menristek Gusti Muhammad Hatta dan Kepala Badan Tenaga Nuklir (Batan) Djarot S Wisnubroto.

 "Bapeten telah menyiapkan sistem dan perangkat pengawasan PLTN secara detil dan komprehensif. Dua hal yang menjadi ujung tombak bagi efektifitas pengawasan PLTN di Indonesia," tambah As Natio.

 Sementara itu, William D Magwood mengatakan, pihaknya memastikan 104 reaktor nuklir di AS dioperasikan secara aman. Karenanya, ini harus menjadi pembelajaran yang berharga bagi Indonesia, terutama Bapeten yang bertugas mengawasi penggunaan tenaga nuklir di Tanah Air.

 "Keberhasilan US-NRC dalam mengawasi pengoperasian PLTN beserta limbah radioaktif yang dihasilkan telah memberikan kepercayaan kepada masyarakat Amerika Serikat untuk menerima PLTN sebagai sumber energi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat," ujarnya.

 Ia menambahkan, setelah kejadian PLTN Fukushima pada 2011, US-NRC melakukan evaluasi keselamatan seluruh PLTN di Amerika Serikat terhadap bahaya seismik dan banjir atau kecelakaan ganda yang dapat mengancam keselamatan PLTN.

 Amerika sendiri memiliki cadangan energi konvensional yang cukup besar, namun kebijakan ekonominya tetap menggunakan energi nuklir dalam penyediaan energi nasionalnya. Saat ini, Amerika sedang memproses beberapa pembangunan PLTN baru.

 (rri.co.id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar