"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 22 April 2013

AS Dukung Indonesia Kembangkan Nuklir


Teknologi Nuklir merupakan teknologi yang efisien, aman dan ramah lingkungan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, pihak otoritas pengawas nuklir Amerika Serikat bersedia membantu negara-negara lain dalam program advokasi publik mengenai teknologi nuklir untuk tujuan damai, seperti pembangkit tenaga listrik.

Hal tersebut disampaikan oleh William D. Magwood, Kepala Pengawas Nuklir Amerika Serikat (US Nuclear Regulatory Commissioner) saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, Senin, 8 April 2013. 


 Magwood menjelaskan meskipun tragedi Fukushima Jepang menyebabkan kekhawatiran banyak orang akan keamanan teknologi nuklir, pihak otoritas nuklir di Amerika Serikat masih percaya nuklir adalah teknologi aman sepanjang mengikuti mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu, pihak Amerika Serikat tetap berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dan terus berupaya meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan.

 Terkait dengan kekhawatiran keamanan nuklir, Amerika Serikat bersedia memberikan pelatihan pengawasan pembangkit tenaga nuklir kepada Indonesia dan anegara lain yang membutuhkan.

 Menanggapi hal tersbut, Menegristek, Gusti Muhammad Hatta menyambut baik tawaran tersebut dan berharap Indonesia dapat memanfaatkannya.

 Menegristek menambahkan program pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir masih menjadi agenda Indonesia, meskipun kondisi sosial psikologis masyarakat belum memungkinkan untuk membangunnya.

 Pada kesempatan yang sama, Kepala Bapeten, As Natio Lasman menjelaskan kerjasama Indonesia Amerika Serikat di bidang pengawasan tenaga nuklir khususnya dalam capacity building telah dimulai tahun 2002. Bapeten juga telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan tersebut di Amerika Serikat, jelasnya.

 Pentingnya pelatihan tenaga ahli di bidang nuklir juga disampaikan Kepala BATAN, Djarot Wisnu Subroto. Djarot mengatakan saat ini sebagian besar peneliti BATAN sudah berusia 50 tahun atau lebih, karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas para peneliti muda. Selain program capacity building, BATAN juga akan fokus pada pembangunan infrastruktur nuklir dan kegiatan advokasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir.

 Dalam kunjungan di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi tersebut, Komisioner Magwood didampingi Wakil Dubes Amerika Serikat di Jakarta, Ms. Kristen Bauer dan beberapa pejabat NRC. Sementara Menegristek didampingi oleh Kepala Bapeten, As Natio Lasman, Kepala BATAN, Djarot Wisnu Subroto, Deputi Bidang Jaringan Iptek ad-interim, Amin Soebandrio serta Staf Ahli Menegristek Bidang Energi dan Material Maju, Agus R. Hoetman.

 (ristek.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar