Teknologi Nuklir merupakan teknologi yang
efisien, aman dan ramah lingkungan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik.
Oleh karena itu, pihak otoritas pengawas nuklir Amerika Serikat bersedia
membantu negara-negara lain dalam program advokasi publik mengenai teknologi
nuklir untuk tujuan damai, seperti pembangkit tenaga listrik.
Hal tersebut
disampaikan oleh William D. Magwood, Kepala Pengawas Nuklir Amerika Serikat (US
Nuclear Regulatory Commissioner) saat melakukan kunjungan kehormatan kepada
Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, Senin, 8 April 2013.
Magwood menjelaskan meskipun tragedi Fukushima
Jepang menyebabkan kekhawatiran banyak orang akan keamanan teknologi nuklir,
pihak otoritas nuklir di Amerika Serikat masih percaya nuklir adalah teknologi
aman sepanjang mengikuti mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena
itu, pihak Amerika Serikat tetap berencana membangun pembangkit listrik tenaga
nuklir dan terus berupaya meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan.
Terkait dengan kekhawatiran keamanan nuklir,
Amerika Serikat bersedia memberikan pelatihan pengawasan pembangkit tenaga
nuklir kepada Indonesia
dan anegara lain yang membutuhkan.
Menanggapi hal tersbut, Menegristek, Gusti
Muhammad Hatta menyambut baik tawaran tersebut dan berharap Indonesia dapat
memanfaatkannya.
Menegristek menambahkan program pembangunan
pembangkit listrik tenaga nuklir masih menjadi agenda Indonesia ,
meskipun kondisi sosial psikologis masyarakat belum memungkinkan untuk
membangunnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bapeten, As
Natio Lasman menjelaskan kerjasama Indonesia Amerika Serikat di bidang
pengawasan tenaga nuklir khususnya dalam capacity building telah dimulai tahun
2002. Bapeten juga telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan
tersebut di Amerika Serikat, jelasnya.
Pentingnya pelatihan tenaga ahli di bidang
nuklir juga disampaikan Kepala BATAN, Djarot Wisnu Subroto. Djarot mengatakan
saat ini sebagian besar peneliti BATAN sudah berusia 50 tahun atau lebih,
karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas para peneliti muda.
Selain program capacity building, BATAN juga akan fokus pada pembangunan
infrastruktur nuklir dan kegiatan advokasi untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap teknologi nuklir.
Dalam kunjungan di Kantor Kementerian Riset
dan Teknologi tersebut, Komisioner Magwood didampingi Wakil Dubes Amerika
Serikat di Jakarta, Ms. Kristen Bauer dan beberapa pejabat NRC. Sementara
Menegristek didampingi oleh Kepala Bapeten, As Natio Lasman, Kepala BATAN,
Djarot Wisnu Subroto, Deputi Bidang Jaringan Iptek ad-interim, Amin Soebandrio
serta Staf Ahli Menegristek Bidang Energi dan Material Maju, Agus R. Hoetman.
(ristek.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar