"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 21 Januari 2013

Intelijen Iran Tangkap Agen CIA di Tehran


Kementerian Intelijen Iran dalam laporan yang dimuat dalam Mehr News Agency, Kamis, 17/01/13, mengatakan bahwa agen-agen Iran berhasil menggagalkan operasi sekelompok agen CIA yang menyamar di Iran dalam sebuah operasi negara "constant and smart operations". Dimana sebagian dari operasi tersebut dilakukan di Perancis dan ditempat lain. 


Matti Waluk, adalah "CIA Operator and Executive of a CIA Intelligence Plan" ditangkap oleh agen keamanan dan intelijen Iran bersama dengan anggota lain dari kelompok anti-Iran.


Dalam sebuah pernyatan dia menceritakan, "Pada tahun 2008, saya mendaftar kerja pada sebuah situs, NGR, dan menandatangani kontrak dengan perusahaan bergengsi Eropa untuk mengenalkan tenaga ahli manusia kepada mereka. Dan pada tahun 2009, seseorang menyebut dirinya Steven Logano menghubungi saya via Email Perusahaan Prizma yang konon untuk bekerja sama," kata Mati Waluk.

"Pada hari pertama, saya menyadari bahwa nama asli dia bukan Steven Logano, dan dia adalah seorang perwira senior CIA yang membawa misi infiltrasi di lingkaran elit Iran dan mengumpulkan informasi tentang perkembangan industri hi-tech Iran," tambahnya.

Logano, seperti anggota lain dari grup, justru jatuh ke dalam perangkap agen intelijen Iran. 

Di masa lalu, beberapa agen Amerika datang ke Iran untuk memata-matai, di antaranya adalah Stephan Richmond, lahir pada tahun 1967, warga negara AS dan Mark Anthony Vandiar lahir pada tahun 1958, dan warga negara Afrika Selatan.

Kedua agen CIA ini datang ke Iran menyamar sebagai "Peneliti Bioteknologi". Mereka tahu bahwa Iran telah mencapai banyak perkembangan pesat dalam hal perkembangan bioteknologi dalam satu dekade. Mereka menjalin teman dengan elit ilmiah di Iran dan sering mengadakan konferensi ilmiah bidang bioteknologi dengan biaya dari mereka sendiri, dan semua informasi pribadi ahli yang didapatkan ditransfer kepada CIA.

Seorang agen CIA ketiga adalah Faisal, seorang warga Maroko, dengan pendidikan tinggi di bidang IT. Dia masuk ke Iran untuk mengidentifikasi ahli software dan elit hardware Iran, dan mentranfer data informasi ke pusat intelijen AS. Dia konon meregister sebuah perusahaan di Iran yang sebenarnya merupakan pusat informasi yang dia samarkan untuk aksi spionasenya.

Herio Macherosa dengan paspor negara Timur Asia dikirim untuk mengumpulkan informasi penting mengenai program nuklir Iran dengan kedok kegiatan ilmiah, dia bertugas mengririm informasi nuklir ke lembaga intelijen Barat.

Seorang agen keempat adalah warga negara Malaysia, Douglas Fernandez, dia seorang Kristen. Untuk menghindari kecurigaan, dia memperkenalkan dirinya sebagai Ali Abdrani. Misinya adalah mengumpulkan informasi mengenai program nuklir dan proyek militer Iran.

Dia sadar betul bahwa Iran telah mengalami perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan, dan karenanya, dia dikirim oleh CIA untuk memata-matai negara itu. 

Bahkan muridnya direkrut membuat kontak dengan individu yang menjadi target melalui Internet di Iran dan membuat janji di negara itu untuk mengidentifikasi dan memperoleh informasi sensitif dari mereka dengan kerjasama komersial. Bahkan menempatkan nama mereka dalam daftar pembunuhan sumber-sumber Barat.

Namun, rencana itu digagalkan oleh agen intelijen systemtracking Iran. Dan dengan demikian semua misi mereka yang membahayakan struktur kritis di Iran berhasil digagalkan dengan gemilang. 

[Islam Times/on]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar