Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) menyatakan penangkapan drone ScanEagle membuktikan kelemahan Amerika Serikat dalam berhadap-hadapan dengan Iran .
Brigadir Jenderal Hossein Salami Selasa (4/12) mengatakan, "Kegagalan baru AS dalam operasi mata-mata pesawat tanpa awak ini menunjukkan bahwa pemerintah AS, meski memiliki kekuatan besar di bidang militer dan ekonomi serta dominasinya pada tatanan politik dunia, tidak mampu menghadapi Republik Islam, dan Iran dengan mudah dapat menggagalkan semua rencananya."
Jenderal Pasdaran ini menekankan bahwa
Sebelumnya pada hari yang sama, Panglima Antkatan Laut Pasdaran mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk
Drone ScanEagle, pesawat bersayap tiga meter itu merupakan pesawat tanpa buatan Insitu, anak perusahaan Boeing yang memiliki durasi terbang paling lama.
Situs Wall Street Journal dalam laporannya Ahad 2 Desember 2012 mengutip keterangan seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington telah meningkatkan operasinya memata-matai instalasi nuklir Bushehr di selatan Iran "selama dua bulan terakhir."
Setahun lalu, Iran juga berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak RQ-170 "Sentinel" yang terbang menyusup wilayah udara Republik Islam di kota Kashmar, sekitar 140 mil (225km) dari perbatasan Afghanistan.
Bulan lalu, pasukan
(IRIB Indonesia/MZ)
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Laut Laksamana Ali Fadavi mengumumkan bahwa pasukannya telah menangkap pesawat Unmanned Aerial (UAV) milik AS diatas atas Teluk
Drone (UAV) AS itu melakukan pengintaian beberapa waktu di zona Teluk
Komandan Angkatan Laut IRGC mengumumkan bahwa UAV tersebut adalah drone ScanEagle, "Pesawat tersebut biasanya dikirim untuk misi dari kapal perang besar", Selasa, 04/12/12.
Fadavi lebih lanjut mencatat bahwa IRGC memiliki supremasi intelijen kuat dan selalu mengawasi gerakan pasukan asing di Teluk
Drone ScanEagle adalah pesawat pengintai kecil, murah, tahan lama di udara dan dibuat oleh Insitu, anak perusahaan Boeing.
ScanEagle didasarkan pada pesawat robot Insitu. Dan Seascan merupakan miniatur pada integrasi sistem komunikasi dan teknologi payload Boeing.
Drone ScanEagle ini pesawat drone jenis pengintai yang stabil dilengkapi dengan elektro-optik atau kamera inframerah. Kamera gimbaled yang memungkinkan operator mudah melacak target baik diam maupun bergerak dan mengirimkan data cepat dan akurat.
UAV jenis ini mampu terbang di atas 16.000 kaki, sangat akurat dalam pengintaian. Berikut Spesifikasi drone ScanEagle:
Panjang: 1.19 meter
Lebar: 3.05 meter
Berat: 18 kilogram
Ketinggian terbang: 16 ribu kaki
Kecepatan terbang: 120 kilo meter/jam
Kemampuan Terbang: 20 jam diatas ketinggian
Dilengkapi dengan dua sayap.
[Islam Times/on]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar