"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 19 Desember 2012

Ekonomi Muqawama: Potensi Keamanan Pangan Iran


Amerika Serikat dan Uni Eropa melancarkan sanksi sepihak dan tidak adil terhadap Republik Islam untuk mengucilkan Iran di arena internasional. Gelombang sanksi yang semakin deras itu bertujuan untuk menjegal kemajuan Iran di berbagai bidang.


Namun Iran berhasil menangkal berbagai konspirasi itu dengan menerapkan ekonomi muqawama.Terkait hal ini, Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menegaskan "Jihad Ekonomi" menjadi slogan Iran beberapa tahun lalu.
Rahbar mengatakan, "Jihad Ekonomi merupakan salah satu strategi utama mewujudkan tujuan ekonomi muqawama dalam menghadapi sanksi. Kini, bidang ekonomi merupakan arena perang total, meski tidak seimbang. Sebab keberhasilan di bidang ini membutuhkan spirit jihad dan aksi heroik."

Sanksi merupakan bentuk riil dari ancaman terhadap Republik Islam. Memang tidak mudah mengubahnya menjadi peluang, tapi bisa dilakukan oleh Iran dan sudah berjalan hingga kini. Produksi dan peningkatan kualitas maupun kuantitas produk strategis merupakan bagian penting dari ekonomi muqawama. Kini muncul pertanyaan besar, di bidang Ekonomi Muqawama sektor apa yang bisa menjadikan Iran berhasil mematahkan tekanan sanksi itu. Salah satunya adalah sektor pertanian.

Dalam pandangan ekonomi pembangunan, sektor pertanian memainkan peran penting bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara. Sektor pertanian menentukan keamanan pangan dan roda ekonomi sebuah negara. Selain menjaga keamanan pangan bagi masyarakat yang sedang tumbuh dan berkembang, sektor pertanian juga memiliki sejumlah tujuan utama yaitu menyediakan kebutuhan bahan baku bagi industri, mendukung pengembangan aktivitas produksi terkait, pembukaan lapangan kerja, dan peningkatan ekspor non-minyak sesuai dengan proyeksi pembangunan 20 tahun mendatang.

Sektor pertanian Iran memiliki berbagai potensi besar dan beragam. Empat musim, keragaman iklim, akses terhadap perairan internasional, potensi tanah dan air yang besar di sejumlah wilayah merupakan deretan potensi besar pertanian Iran. Selain itu, adanya cadangan genetika hayati yang beragam dan langka di dunia yang juga menjadi modal besar bagi pertanian Iran.


Iran memiliki keragaman iklim. Setidaknya negeri ini memiliki 11 iklim dari 14 yang terdapat di dunia. Keragaman ini membuat hasil produk pertanian bervariasi dari gandum, berbagai jenis kacang-kacangan, aneka ragam buah, beras, jagung dan lain-lain.

Berdasarkan laporan Organisasi Pangan dan Agrikultur PBB (FAO), struktur utama pertanian dunia bertumpu pada 66 jenis produk agrikultur meliputi 41 produk pertanian dan 25 produk peternakan. Menurut laporan FAO, Iran nemempati posisi pertama hingga sepuluh dari sepertiga produk utama pertanian dunia. FAO juga menyebut Iran sebagai salah satu model negara yang sukses bagi pertumbuhan produksi pertanian dan olahannya, meski negara ini mengalami pertumbuhan populasi penduduk yang cepat dalam tiga dekade terakhir.

Selain mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, Iran juga berhasil mengekspor produk pangan dan olahannya ke 50 negara dunia. Tidak hanya itu, Iran juga menyatakan kesiapannya menjalin kerjasama dengan negara lain di bidang pengembangan industri pertanian dan olahannya.

Pada pertemuan tingkat tinggi negara-negara Islam sedang berkembang D-8 pada tahun 2010 di Abuja, ibukota Nigeria, Iran mengusulkan investasi independen di sektor pertanian bagi negara-negara Islam sedang berkembang. Saat ini, negara-negara anggota D-8 memiliki populasi penduduk dua kali lipat dari Uni Eropa. Selain itu, melimpahnya sumber daya alam dengan dukungan politis dan kesamaan budaya dan agama, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia bisa meningkatkan produksi hasil pertanian dan olahannya lebih besar dari Uni Eropa.

Republik Islam Iran menilai negara-negara Islam memiliki potensi yang besar di bidang peningkatan kemajuan industri pertanian dan olahannya. Dengan demikian, persatuan negara-negara Islam akan menghilangkan ketergantungan mereka terhadap negara-negara Barat.

Pada Mei 2011, Tehran menjadi tuan rumah pertemuan menteri pertanian negara-negara anggota D-8. Dalam pertemuan itu, Iran mengusulkan sejumlah solusi meningkatkan kerjasama antarnegara anggota D-8 demi meningkatkan hasil produksi pertanian masing-masing. Tidak hanya itu, Iran juga menyatakan kesiapannya untuk melakukan transfer teknologi pertanian kepada negara anggota lain, tentu saja dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi negara masing-masing berdasarkan standar internasional. Selain itu, pertemuan tersebut juga menegaskan urgensi peningkatan kerjasama di bidang produksi pangan halal.

Dalam pertemuan tingkat menlu pertanian di Tehran, Iran bersama anggota lainnya bertekad untuk meningkatkan keamanan pangan dengan menggenjot produksi pangan. Iran juga menyatakan kesiapannya untuk membantu negara lain meningkatkan sains dan teknologi pertanian.

Di bidang pengendalian hama, Iran telah menjalin kerjasama dengan FAO di sektor pengendalian hama gandum pada tahun 2008. Saat ini, Iran tengah menjalin kerjasama transfer teknologi pertanian ke sejumlah negara muslim seperti Sudan, Irak dan Afghanistan.

Meski berada dalam kondisi geografis dan iklim semi kering, Republik Islam Iran selama tiga dekade mencapai swasembada pangan. Iran berhasil meningkatkan produksi pertanian dari 25 juta ton menjadi 107 juta ton. Lebih dari itu, Iran juga berhasil meningkatkan keamanan pangan dari 47 menjadi 92 persen. 

(IRIB Indonesia/PH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar