Siapa yang tertawa senang atas terjadinya tabrakan kapal perang destroyer Amerika USS Porter dengan kapal tanker Jepang di Selat Hormuz? Tentu saja Iran . Dalam bayangan saya para pemimpin Iran menertawakan Amerika sembari berkata: "Lihatlah, belum apa-apa saja kapal Amerika bertabrakan. Apalagi jika kami telah mengerahkan kekuatan kami menutup Selat Hormuz."
Masih beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Juga tidak ada kebocoran minyak yang mencemari laut. Namun dipastikan jutaan dolar harus dikeluarkan Amerika untuk memperbaiki kapalnya yang rusak parah.
Selat Hormuz adalah jalur laut yang sempit namun memiliki arti strategis luar biasa besar. Melalui jalur inilah sekitar 20 hingga 30 persen produksi minyak dunia dipasarkan. Secara administratif jalur laut ini dimiliki oleh
Selama beberapa bulan terakhir
Sejauh perhitungan
Saat ini untuk menjaga kepentingannya di kawasan Teluk Parsi, Amerika telah mengerahkan 4 kapal induk dari 2 armadanya, Armada V dan VI. Mereka adalah USS Lincoln, USS Enterprise, USS Eisenhower dan USS John Stennis. Semuanya, kecuali USS Enterprise yang paling tua, adalah kapal induk kelas Nimitz yang memuat 90 pesawat tempur di geladaknya. Mereka masih dibantu oleh kapal induk Charles de Gaulle milik Perancis. Semua itu masih diperkuat lagi dengan kapal-kapal perang yang lebih kecil baik milik Amerika, Perancis maupun Inggris. Namun semakin banyak Amerika dan sekutunya mengerahkan kekuatannya di Teluk Parsi, semakin tertawa
Iran telah memiliki kekuatan militer yang diyakini bisa menandingi kekuatan laut Amerika dan sekutunya di Teluk Parsia: dengan artileri pantainya, dengan rudal-rudal anti-kapalnya, dengan kapal selamnya, dengan helikopter dan pesawat torpedonya, dengan pesawat tanpa awaknya, dengan ranjau-ranjau pintarnya, dengan pasukan kataknya, dan yang paling menakutkan Amerika adalah ribuan speedboat berpeluru kendali yang berhasil dikembangkannya.
Amerika boleh bangga dengan sistem pertahanan laut Aegisnya, namun serangan sporadis
Di sisi lain angkatan laut barat kurang familier dengan perairan Selat Hormuz yang merupakan bagian dari kawasan Teluk Parsia. Bagian tersempit selat ini hanya selebar 21 mil laut, dan hanya beberapa mil saja dari jarak selebar itu yang bisa dilalui kapal-kapal besar. Selat ini terbagi dalam 3 zona pelayaran dengan bagian tengahnya selebar 2 mil laut menjadi jalur cadangan jika terjadi kebuntuan di salah satu jalurnya akibat berbagai hal. Masing-masing zona memiliki 2 jalur selebar 1 mil laut untuk dilalui kapal dari 2 arah berlawanan.
Bahkan jika
Amerika harus menyadari bahwa
(cahyono-adi.blogspot.com)
Berita yang menarik kak.. Kalau ingin tahu cara membuat website yukk disini saja.. terimakasih
BalasHapus