"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Senin, 08 Oktober 2012

Sebuah Cerita tentang Iran


DI sebuah seminar bertajuk untuk perdamaian dunia islam, aku mendengarkan kisah tentang Iran. Sebuah negeri yang cukup membuatku terpesona dan terpana. Cerita tentang Iran ini aku dapatkan langsung dari Prof. Dr. Iman Suprayogo, beliau adalah rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Kebetulan, beliau telah secara langsung berkunjung ke negeri Iran

Satu hal yang sangat saya kagumi dari diri beliau, beliau sangat memperhatikan keseimbangan dalam ilmu-ilmu pesantren dan ilmu-ilmu qauliyyah. Bahkan kecerdasan spiritual ini sangat diperhatikan sekali oleh beliau, dimana beliau sangat memperhatikan pentingnya shalat berjamaah bersama-sama di dalam kampus UIN Malang.


Terus terang keingin tahuan akan Iran semakin memuncak semenjak aku mengenal sosok Presiden Iran Ahmadinejad. Kata beliau dahulu pak Habibi pernah datang ke rumahnya Ayatullah Khamaeni, satu hal yang beliau kagumi adalah kesederhanaan Ayatullah Khamaeni, rumahnya bertembok merah, bahkan satu-satunya harta kekayaan yang hanya diwariskan adalah hanya selembar karpet. Yah, satu hal bahwa kederhanaan lah yang saya kagumi. Rumahnya yang di Qum pun merupakan rumah sewaan. Rumah Dinas Imam Khamaeni sangat sederhana bahkan masuk gang, sungguh kita sangat terpesona dengan kesederhanaan dan kezuhudan Imam Khomaeni.

Iran merupakan negara yang teraman di dunia, mereka tidak gentar sama sekali jika Amerika akan membom mereka. Mereka tidak takut karena jika mereka di bom keadaan mereka dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Itulah arti aman bagi masyarakat Iran. Bahkan jika Orang indonesia akan turun dari pesawat tidak perlu pake Visa. Bahkan setelah Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia, jika ada orang Indonesia yang berkunjung ke Indonesia tidak perlu untuk menggunakan visa lagi.

Ketika aku mendengar cerita ini dari Prof. Imam Suprayogo, hati ini dirasa terbawa ke Iran. Iran merupakan negara tanpa korupsi dan tanpa hutang. Mencari pengemis saja di Iran itu sangat sulit sekali, bahkan masyarakat yang tidak mampu di sana dibiayai oleh kotak-kotak yang ada di seluruh negeri Iran. Kota-kota di Iran sangat bersih dan sangat rapi. Iran sangat mementingkan artinya ilmu pengetahuan. Para Imam-Imam di sana sangat banyak memiliki perpustakaan-perpustakaan, dimana para ulamanya sangat memiliki berbagai koleksi buku-buku. Terdapat perpustakaan-perpustakaan astronomi, akidah, Fiqih yang terdiri dari 50.000 sampai 10.000 koleksi. Di Masjid Mahar ada sekitar 2,5 juta buku yang dikelola dengan profesional dan sistem komputerisasi dibantu dengan sistem robotik. Bahkan di Iran itu ada rumah sakit buku yang khusus merawat buku-buku.

Pendidikan SD sampai SMP bebas biaya. Pendidikan Sastra, Pendidikan Kedokteran, dan Farmasi di gratiskan. Bahkan sebuah keluarga tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan penghasilannya melebihi dari 20 % dari penghasilannya, selebihnya pemerintah yang menanggung. Bahkan Ahmadinejad akan mengekspor Ilmu kepada negara-negara muslim lainnya yang sangat membutuhkan pengembangan Ilmu pengetahuan. Sosok Ahmadinejad ini tidak jauh berbeda dengan Ayatullah Khamaeni, sangat sederhana sekali, bahkan dia tidak tinggal di Istana namun hanya di sebuah apartemen dan mobil tahun 1990 an. Satu hal lagi mengenai Iran, disana para tahanan negara diajari supaya insaf dengan syarat dibimbing agar menjadi hafal al quran. Anak-anak di Iran sangat ditekankan untuk menghafal Al quran, bahkan sejak usia sembilan tahun rata-rata sudah hafal Al Quran.

Itulah sisi lain dari Iran, bahkan di Iran ada sekitar 300 an, pesantren-pesantren yang mengajarkan Al Quran.

*Agus Candra (kompasiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar