Mau
X: Lantas, apa yang bisa dilakukan?
Y: Mengawasi dan mengingatkan pemerintah.
X: Dengan cara?
Y: Demo, turun ke jalan!
X: Apakah cukup efektif?
Y: Eerr.. yang penting kita sudah mengingatkan, dan akan terus mengingatkan sampai pemerintah sadar.
X: Sampai kapan?
Y: Sampai kapanpun!
X: Jadi hanya bisa menunggu perubahan?
Y: …………………………………………?????……………………………………..
Oke, teman-teman yang suka mengeluh dan mencerca habis kinerja pemerintah serta teman-teman aktivis setanah air yang hobi demo dan turun ke jalan (semoga nggak sampai rusuh), mari saya perkenalkan dengan kegiatan teman-teman dari penjuru negeri, yang menyampaikan kepedulian mereka dengan cara yang berbeda.
ACI Detikcom
Kegiatan yang diprakarsai oleh detik.com ini merupakan sebuah upaya untuk mengajak anak bangsa mengenali daerahnya. Sebanyak 60 orang berkesempatan mengelilingi
ACT (Aksi Cepat Tanggap)
sebuah lembaga kemanusiaan yang mengkhususkan diri pada penanganan bencana alam dan bencana kemanusiaan secara terpadu(Integrated Disaster Management), dari mulai emergency, rescue, medis, relief, hingga rekonstruksi dan recovery (pemulihan). Lembaga sosial yang berdiri pada tahun 2005 ini tidak lagi hanya berkisar pada bencana alam, namun juga mengembangkan konsentrasinya pada bencana sosial atau bencana kemanusiaan. Termasuk di antaranya, gizi buruk, rawan pangan, anak-anak, masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, pembangunan masyarakat, hingga konflik sosial.
Akademi Berbagi
Akademi Berbagi adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan yang bisa diaplikasikan langsung, sehingga para peserta dapat meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuk dari kegiatan ini adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Seluruh kegiatan di Akademi Berbagi ini gratis, baik untuk guru, murid dan pengelolanya. Dan uniknya kelas selalu berpindah-pindah, tergantung dari para relawan yang mau meminjamkan ruangan. Ternyata kelas tidak hanya ada di Jakarta, karena Akademi Berbagi telah merambah ke beberapa kota di luar Jakarta, seperti Bandung, Semarang, Solo, Jogjakarta, Medan, Ambon, Palembang dan Surabaya.
Kelas yang tersedia pun beragam, seperti:
1. Copy writing, Art Directing, Creative
2. Online Jurnalism
3. Social Media
4. Fotografi
5. Kelas Script Writing
6. Kelas PR
7. Kelas Financial Plan
8. Kelas Music, sound design & production
9. Kelas Public Speaking
10. Event Organizer (EO)
11. Liaison Officer (LO)
Hmm.. jadi keinget temen saya di Sidoarjo yang punya ide mirip gini, tapi kalo ga salah inget fokus dia lebih ke anak-anak. Saya salut dengan kegiatan yang mempertahankan esensi dari sebuah ilmu, bahwa ilmu itu baru bermanfaat jika dibagi. Ayo… ada yang mau nyusul kegiatan ini? Coba bikin yang khusus untuk anak-anak putus sekolah atau yang nggak bisa lanjut SMA karena gak ada biaya, deh.. InsyaAllah bermanfaat untuk bekal mereka kerja
Angel Hope
Komunitas sosial yang berupaya menyediakan akses pendidikan gratis untuk anak-anak kurang mampu. Kebetulan saya adalah bagian dari komunitas yang berdiri sejak akhir 2007 ini. Kami berupaya merangkul generasi muda agar lebih peduli dengan sekitarnya dengan berbagai kegiatan yang melibatkan mereka, seperti event musik amal, live drawing, dll. Selain itu kami juga menjual berbagai produk amal. Hasil pengumpulan dana dari event dan seluruh keuntungan penjualan produk amal akan kami donasikan untuk program beasiswa adik asuh. Beberapa diantaranya merupakan adik-adik yang tergabung dalam LSM Griya Baca (pendampingan anak jalanan) dan lainnya merupakan adik asuh yang tergabung dalam data base yayasan IMPP (Ikatan Mahasiswa Peduli Pendidikan).
Selain mengadakan event amal dan menjual produk, kami juga beberapa kali mengikuti kompetisi, seperti British Counsil, Klik Hati dan Gerakan Laskar PeDe (pedemunegeRI), namun hanya berhasil menang satu kali. Tapi Alhamdulillah.. menang juara satu, hadiahnya langsung kami gunakan untuk donasi beasiswa 2 adik asuh di IMPP. Saat ini kami sedang menyiapkan proyek buku kumpulan cerpen yang keuntungan dari hasil penjualannya juga akan menjadi salah satu sumber pemasukan kami. sengaja kami tidak hanya mengandalkan sumbangan uang tunai dari donatur, karena kami ingin memaksimalkan potensi anak-anak muda agar bisa terlibat dan lebih aware dengan sekitarnya. Kami sadar bahwa kami masih banyak kekurangan, apa yang kami lakukan tidak seberapa dibanding teman-teman lain. Tapi kami masih akan terus belajar dan berupaya demi negeri ini. Kami bukanlah siapa-siapa tanpa Anda. Yes, we are partner, not saviour! Kunjungi rumah kami di sini, ya
Bebas Merdeka
Berbeda dan Merdeka 100% adalah seruan sederhana untuk mengingatkan semua orang agar tetap menghargai dan memberi ruang bagi perbedaan dan untuk tetap menjadi orang-orang yang merdeka. Movement ini dilakukan secara sukarela, menyebar dan mandiri di berbagai daerah di seluruh
Meski kadang ada beberapa pihak yang kurang menyukai graffiti karena dianggap “mengotori” keindahan
Belajar itu Wajib!
Belajar itu wajib, tapi belajar tidak wajib di sekolah (formal). Kira-kira apa yang ada di pikiran Anda saat mendengar quote ini? Yup, pembelajaran alternatif di luar sekolah formal. Komunitas (kalau boleh saya sebut demikian) ini mengungkapkan keprihatinannya pada format kurikulum pendidikan formal yang selama ini dirasa telah gagal implementasinya. Ya, saya pun merasa demikian. Oleh karena itu, mereka bermaksud mencari alternatif yang lebih tepat dan sesuai untuk bahan pembelajaran. Banyak tulisan inspiratif yang dapat kita temukan pada website mereka. Tentu saja tulisan-tulisannya mengangkat alternatif pembelajaran untuk pendidikan. Ingin tahu seperti apa? Langsung menuju ke TKP di sini, ya
Berbagi Sharing
Berbagi adalah komunitas sosial yang merupakan salah satu media untuk berbagi. Komunitas ini menjembatani sesama untuk menyalurkan dana atau bantuan lain bagi yang membutuhkan. Sejak awal Mei 2010 komunitas ini sudah membagikan lebih dari 17.000 nasi bungkus, bantuan baju dan buku bekas, Al Quran, kesehatan, SPP untuk anak-anak miskin dan yatim piatu, bantuan untuk korban bencana alam, dll. Selain itu mereka juga menerima bantuan berupa tenaga sebagai sukarelawan. Jika ingin berbagi melalui komunitas ini Anda bisa langsung berkunjung ke website mereka.
BOTR (Breakfast on the Road)
Gerakan BOTR ini digagas oleh Tata Hadiyanti, seorang perempuan manis yang saya tahu dari Twitter lewat akun Klik Hati. Menurut saya ini cukup menarik, cara sederhana untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap orang lain, dengan sesuatu yang mungkin nilainya tidak seberapa untuk kita namun cukup berarti untuk orang lain. Mengingatkan kita akan sekitar dan tak henti-hentinya terus bersyukur serta tetap peduli dengan orang lain. Yang juara, kegiatan ini waktunya pagi-pagi, hari libur pula! (hari kerja bisa, sih, tapi kebanyakan diadain hari libur) Hayo.. rela, gak, tuh jatah molornya diambil buat bangun pagi-pagi dan beliin sarapan untuk Bapak-bapak yang subuh-subuh malah udah lebih dulu bangun untuk bersihin jalan. Pengen banget ikutan BOTR, cuma belum nemu waktu, semoga 1 saat bisa. Thanx Tata.. Yang pengen tau soal kegiatan seru ini bisa langsung follow Tata aja, dah.. tenang, dia bukan tipe ababil alay, koq.. Dijamin nggak akan keganggu sama tweet-tweetnya :mrgeen:
Club SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi)
Nah.. kalau kamu sudah muak sama yang namanya korupsi, kenapa nggak gabung sama club ini? Daripada cuma bisa ngeluh dan ngedumel nggak jelas, mending coba gabung sama anak-anak muda penuh inisiatif ini. Apa aja kegiatannya? Cek langsung ke TKP, yuk, ah..
Dari Mulut ke Hati
Siapa bilang kontribusi hanya berupa kegiatan sosial? Pariwisata dan budaya juga punya andil yang tidak kecil dalam upaya pengembangan bangsa. Dari mulut ke hati merupakan tempat berbagi cerita tentang kuliner
Edu4Future
Social movement yang menaruh perhatian pada pendidikan untuk semua, tanpa terkecuali, termasuk sarana dan prasarana sekolah yang masih kurang memenuhi standar kelayakan dan kelengkapan. Komunitas ini menerima bantuan berupa dana dan barang.
gantibaju.com
Sebuah creative clothing line pertama berbasis komunitas dengan misi melahirkan desainer-desainer lokal yang handal dengan karya orisinal khas
GengsIndonesia
Sebuah media promosi untuk meningkatkan potensi UKM di seluruh
Gerakan Sosial Pendidikan
Gerakan yang digagas oleh Om Pepeng ini memfokuskan pada masalah pendidikan, khususnya pada sarana gedung sekolah. Dana yang terkumpul dari para donatur akan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang rusak. Yup, seperti kita tahu bahwa begitu banyak gedung-gedung sekolah yang rusak dan masih belum tersentuh perbaikan.
Good News from
Good News from
Saya rasa media-media semacam ini cukup penting kehadirannya untuk menyeimbangkan berita-berita negatif yang belakangan kian santer, yang entah ada kepentingan politis atau bisnis di dalamnya. Masyarakat kita juga perlu tahu hal-hal yang positif tentang negeri ini, karena sepertinya berita negatif lebih menjual dengan rating yang cukup tinggi.
Indonesia Bercerita adalah sebuah inisiatif untuk mempromosikan dan memberikan dukungan upaya mendidik melalui cerita. Sebagai bentuk realisasi, Indonesia Bercerita menyediakan podcast (mp3) yang berisi cerita-cerita anak untuk didownload secara gratis. Cerita ini diharapkan dapat membebaskan imajinasi anak untuk menemukan diri terbaiknya, sekaligus sebagai penyebaran kebiasaan bercerita sebagai proses pendidikan secara formal maupun informal. Selain itu, Indonesia Bercerita juga melakukan beberapa kegiatan lain, seperti pelatihan “pejuang pencerita”, festival para pencerita dan festival menciptakan cerita.
Salah satu kegiatan sederhana dengan dampak yang luar biasa. Seperti yang kita tahu, bahwa kebiasaan bercerita di negara kita belum semarak di negara-negara luar. Orang tua masih menitikberatkan pendidikan melalui sekolah formal, padahal saat ini sekolah formal tak terlalu efektif menerapkan pendidikan karakter, tidak semua sekolah berhasil melakukannya. Kegiatan bercerita ini juga memiliki kontribusi dalam mengasah imajinasi serta kreativitas anak. Ingin mencobanya, atau justru ingin menyumbangkan podcast? Boleh.. Kakak-kakak di Indonesia Bercerita pasti senang menerimanya.
Serupa dengan GNFI, Indonesia Berprestasi juga merupakan media yang menyediakan berita-berita positif. Masyarakat
Sebuah gerakan dengan program pemerataan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil dengan mengirimkan SDM-SDM yang berkualitas. Indonesia Mengajar membantu mengisi kekurangan guru sekolah dasar khususnya di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik PT di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru (atau disebut pengajar-muda) selama 1 tahun.
Saya pernah membaca salah satu tweet beliau yang membuat saya trenyuh, haru, malu sekaligus bangga.
“Kalau ada yang bilang kita lebih cepat daripada pemerintah, jawab saja kita juga wakili pemerintah.”
Menurut saya pernyataan beliau adalah sekaligus sebagai upaya untuk mempererat hubungan masyarakat dengan pemerintah, yang mungkin selama ini terkesan kurang harmonis. Bagi saya, ini adalah penekanan tentang perlunya rasa percaya di antara pemerintah dan masyarakat. Rakyat percaya pada pemerintah, begitu juga sebaliknya, pemerintah percaya pada rakyat. Dalam bentuk apa? Contohnya yang sederhana adalah seperti pernyataan Bapak Anies di atas, bahwa gerakan yang digagas dan para pengajar yang dikirimkan adalah perwakilan dari pemerintah. Tentunya perlu ada kepercayaan dari pemerintah bahwa civil society pun memiliki hak untuk berkontribusi terhadap negeri.
JALIN MERAPI
Nama JALIN MERAPI sangat populer di kalangan pengguna twitter pada waktu bencana erupsi melanda tahun 2010 yang lalu.
JALIN MERAPI juga memfasilitasi komunikasi untuk sesama relawan, informasi pos-pos relawan, jadwal pemberangkatan relawan, bahkan perekrutan relawan pun mereka fasilitasi. Saya sendiri mengikuti timeline mereka dan merasa jika kehadiran Jalin Merapi sangat membantu pendistribusian bantuan serta relawan. Saya kagum dengan koordinasi mereka yang rapi dan terperinci.
Kandank Jurank Doank
Yup, benar, ini adalah sekolah alam milik Dik Doank, presenter sekaligus penyanyi yang kini sudah jarang kita jumpai di televisi. Sepertinya pecinta anak-anak ini lebih fokus untuk mengurus sekolahnya yang menyediakan berbagai fasilitas serta aktivitas kreatif. Banyak fasilitas yang ditemui dalam sekolahnya yang “tidak umum” seperti lapangan, musholla, studio, perpustakaan, rumah pintar, sarana outbond, dll. Satu hal yang menarik dari coretan Kang Dik Doank.
Klik Hati
Sebuah social movement sebagai bagian dari CSR Merck yang mencoba menjembatani berbagai komunitas sosial yang tersebar di seluruh
PeDemu NegeRi
PeDemu NegeRi adalah komunitas yang berusaha mengajak dan menyebarkan semangat agar anak-anak negeri ini tetap “PeDe” dengan
Penyala
Gerakan perpustakaan Indonesia Mengajar yang mengajak masyarakat bukan hanya sekedar mendonasikan buku, melainkan juga memiliki bersama perpustakaan di pelosok
Buku-buku sumbangan untuk kebutuhan perpustakaan bisa dikumpulkan dari berbagai wilayah di
Pojok Pendidikan
Pojok Pendidikan merupakan perwujudan ide dan gagasan mengenai pendidikan. Berawal dari sekumpulan anak muda yang sering ‘nongkrong’ di media daring. Sebagian dari anggotanya baru berkiprah di masyarakat setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi yang berlatarbelakang pendidikan. Pekerjaan merekapun beragam, ada yang menjadi guru, dosen, wirausahawan, designer, bahkan ada yang masih kuliah. Kegiatan dalam komunitas ini adalah berdiskusi dan bertukar ide baik yang serius atau yang bersifat santai dalam medium daring. Semua orang bisa menelurkan ide dalam era teknologi informasi ini. Untuk itulah mereka mencoba untuk merangkumnya dari kaum muda untuk menelurkan dalam sebuah wadah yang bernama PojokPendidikan.com ini.
Sejauh pengamatan singkat saya, komunitas ini memang menggalang ide dan pemikiran-pemikiran tentang konsep pendidikan yang ideal, jika tidak ingin dibilang utopis. Meski demikian, saya yakin setiap hal memang harus diawali dari ide dan pemikiran yang baik dan matang untuk kemudian dapat direalisasikan sebagai sebuah kontribusi yang cukup berarti untuk negeri. Saya dukung!! Hmm.. kapan-kapan coba ikutan gabung diskusi, ah.. siapa tahu ketemu partner yang satu visi dan misi, akhirnya ga cuma berujung pada diskusi, bisa berlanjut ke bentuk yang lebih real.
Rumah Dialog
Sebuah komunitas yang menitikberatkan pada persatuan bangsa di tengah keragaman yang ada. Komunitas yang aktif di social media Twitter ini selalu menyampaikan Tweet yang menyebarkan semangat persatuan. Ya, saya rasa ini adalah salah satu kontribusi sederhana yang nyata di tengah-tengah maraknya ujian yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Kita mungkin berbeda warna, suku dan agama. Namun, perbedaan bukanlah akar perpecahan. Mari bersatu dalam keBeragaman, bukan keSeragaman
Sahabat Anak
Sahabat Anak adalah komunitas yang berawal dari kegiatan Jambore Anak Jalanan yang pertama tahun 1997. Sejumlah volunteer yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, alumni dan profesional membantu pelaksanaan jambore. Tidak hanya jambore, karena Sahabat Anak juga memiliki program yang dinamakan BimBel (bimbingan belajar) untuk anak-anak jalanan di beberapa wilayah Ibukota, yaitu Prumpung, Grogol, Cijantung, Gambir, Manggarai, Tanah Abang dan Mangga Dua. Ingin tahu lebih banyak program atau menjadi relawan (sahabat anak)? Langsung saja kunjungi website mereka.
Bagi saya, komunitas ini adalah sesepuh dari komunitas pendampingan anak jalanan. Entah, mungkin karena sudah cukup lama, besar, dan mampu bertahan dengan membawa perubahan serta perkembangan yang cukup berarti.
Satu Hati
Satu Hati merupakan program peduli pendidikan yang dilakukan sebagai salah satu program Corporate Social Responsibillity PT. Amerta Indah Otsuka. Bentuk donasi pun bermacam-macam, mulai dari uang tunai, tenaga sebagai relawan, buku, RBT, badge amal avatar Twitter, sampai cara unik seperti unjuk bakat lipsync. Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang sedang marak menggalakkan CSR.
Stop Film Esek2
Haha.. saya nggak lagi becanda, ini serius! Akun ini saya temukan di Twitter. Sebuah komunitas yang melakukan kampanye penolakan terhadap film horror semi porno
Meski begitu, pihak lain yang sangat berkontribusi terhadap perbaikan dan perkembangan film
Hoaaa… lumayan banyak juga tulisan saya. Ah, ini belum semua, masih banyak sebenarnya komunitas-komunitas sosial, LSM dan NGO di luar
Berbicara tentang
Saya punya mimpi tentang negeri ini, mimpi besar untuk
Di mana rakyat akan percaya pada pemerintah, begitu pula sebaliknya, pemerintah juga percaya pada rakyat.
Rakyat dan pemerintah saling bahu-membahu membangun negeri.
Demokrasi tak selalu identik dengan demonstrasi.
3 pilar pembangun negeri bekerja sesuai wewenang dan kapasitasnya masing-masing. Pemerintah dengan tugas dan kewajibannya. Masyarakat memiliki hak untuk mengawasi dan mengingatkan. LSM dan NGO memberikan kontribusinya tanpa banyak campur tangan pemerintah.
Tak ada lagi demonstrasi turun ke jalan, teriakan lantang hingga bakar ban dan lempar batu. Semua aspirasi yang ada disampaikan dengan cara yang elegan. Verbal maupun tertulis disampaikan pada wakil rakyat dengan jalan diskusi dan dengar pendapat. Di sinilah moment di mana rakyat duduk bersama dengan pemerintah. Orasi tak akan basi kerena berakhir dengan sebuah diskusi dua arah. BEM sibuk susun rencana, bukan sekedar koordinasi lapangan saat demo di jalanan, melainkan sebuah rumusan dan gagasan ide yang kelak akan disampaikan saat dengar pendapat dan diskusi dengan wakil rakyat. Di sinilah pemikiran-pemikiran intelektual yang sesungguhnya menunaikan kontribusi.
Lembaga Swadaya Masyarakat atau Non Government Organization menjalankan fungsinya dengan independen dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah. Jaminan kebebasan bertanggung jawab yang diberikan pemerintah menjadi salah satu jalan bagi berkembangnya LSM dan NGO-NGO yang ada untuk semakin meningkatkan kontribusinya pada masyarakat. Yup, kontribusi tanpa birokrasi yang basi. Orang-orang yang berada di balik kegiatan ini tak perlu intervensi politik atau kepentingan lain yang tidak sesuai, cukup jalankan fungsi yang relevan, karena kita independen, netral, tak berpihak pada golongan kanan maupun kiri, tujuan kita memajukan negeri dan mengabdi pada rakyat, itu saja.
Sekedar intermezzo, beberapa waktu yang lalu saya membaca tweet yang diretweet oleh siapa juga saya lupa, hehe.. intinya dia menyampaikan bahwa pemerintah harus mendukung (menghargai) LSM yang ada saat ini. Lalu saya bertanya dalam hati, menghargai dan mendukung dari segi mana dulu? Kalau sekedar dukungan kepercayaan, saya setuju, tapi kalau sudah menyangkut dana, saya kurang sependapat. Bukankah itu artinya LSM bergantung pada kucuran dana pemerintah? Padahal menurut hemat saya, LSM atau NGO itu harus bisa mandiri. Lantas kenapa namanya Lembaga Swadaya Masyarakat? Menurut saya itu sama saja menghilangkan esensi makna sebuah LSM yang independen, sebut saja semisal NGO. Kalau masih bergantung pada kucuran dana dari pemerintah, kenapa namanya Non Government Organization? Well.. ini hanya wacana saya saja, toh setiap orang berhak beropini,
Kembali lagi soal optimisme saya tentang
Peduli tidak harus menciptakan sebuah perubahan yang besar, mulailah dari lingkungan sekitar sesuai kapasitasmu. Dan untuk peduli juga nggak harus bikin LSM atau komunitas sosial, kamu juga bisa mengikuti yang sudah ada, karena memang ada tipe orang yang tidak begitu memiliki passion untuk menciptakan sesuatu, meski pada dasarnya mereka memiliki kepedulian yang tinggi. Nggak semua harus jadi “creator” koq. Kalau semua menciptakan, lantas yang mengikuti siapa? Sama aja kayak kasus: kalo semua jadi EO, siapa yang jadi klien? Kalo semua bikin LSM, siapa yang jadi donatur? Iya,
So.. mau ngeluh, protes, mencerca dan menunggu perubahan? Atau menciptakan perubahan itu sendiri? Itu pilihan kamu. Be wise
(http://kocomripat.wordpress.com/2011/07/09/indonesia-young-and-dangerous/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar