"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 02 Oktober 2012

Indonesia, Young and Dangerous


Indonesia, banyak yang cinta, banyak juga yang mencerca. Ada yang optimis, ada yang pesimis, bahkan ada juga yang apatis. Mau golongan kanan ada, cari golongan kiri juga banyak. Koalisi ada, sih, tapi oposisi juga menjamur. Lantas, apakah Indonesia bisa berkembang dan lebih baik di masa depan? Ada yang mau urun suara? 


Mau Indonesia berkembang lebih baik gimana, kalau masalah di negeri ini nggak pernah selesai?! Korupsi merajalela, pemerintah  tak berdaya, sistem hukum diperkosa. Pengangguran di mana-mana, lapangan pekerjaan tak tersedia, akhirnya banyak yang mengadu nasib di negeri orang, menyandang gelar pahlawan devisa, tapi beberapa malah tersiksa hingga meregang nyawa. Belum lagi soal sistem pendidikan yang carut marut, komersialisasi, korupsi, semua demi gengsi. Yang kaya bisa memilih sekolah dengan leluasa, yang miskin alami tekanan batin karena biaya sekolah tak terjangkau. Swasembada pangan tak lagi terdengar gaungnya, petani sering “makan hati” di negeri sendiri karena kebijakan import membuat mereka merugi. Mau lagi? Ada banyaaakk..

X: Lantas, apa yang bisa dilakukan?


Y: Mengawasi dan mengingatkan pemerintah.

X: Dengan cara?

Y: Demo, turun ke jalan!

X: Apakah cukup efektif?

Y: Eerr.. yang penting kita sudah mengingatkan, dan akan terus mengingatkan sampai pemerintah sadar.

X: Sampai kapan?

Y: Sampai kapanpun!

X: Jadi hanya bisa menunggu perubahan?

Y: …………………………………………?????……………………………………..

Oke, teman-teman yang suka mengeluh dan mencerca habis kinerja pemerintah serta teman-teman aktivis setanah air yang hobi demo dan turun ke jalan (semoga nggak sampai rusuh), mari saya perkenalkan dengan kegiatan teman-teman dari penjuru negeri, yang menyampaikan kepedulian mereka dengan cara yang berbeda.

ACI Detikcom

Kegiatan yang diprakarsai oleh detik.com ini merupakan sebuah upaya untuk mengajak anak bangsa mengenali daerahnya. Sebanyak 60 orang berkesempatan mengelilingi Indonesia secara gratis terdengar bagaikan utopis. Tapi hal ini bukalah sebuah mimpi belaka, karena semua orang bisa mewujudkannya. Menurut saya, cara ini bisa menjadi sebuah media promosi wisata Indonesia. Berawal dari anak bangsa yang mulai mengenal negerinya sendiri, untuk kemudia dapat membagi pengalaman akan keindahan alam serta kearifan lokal seluruh daerah di pelosok nusantara pada dunia. Mau? Pendaftarannya udah mau tutup. Hihihi..

ACT (Aksi Cepat Tanggap)

sebuah lembaga kemanusiaan yang mengkhususkan diri pada penanganan bencana alam dan bencana kemanusiaan secara terpadu(Integrated Disaster Management), dari mulai emergency, rescue, medis, relief, hingga rekonstruksi dan recovery (pemulihan). Lembaga sosial yang berdiri pada tahun 2005 ini tidak lagi hanya berkisar pada bencana alam, namun juga mengembangkan konsentrasinya pada bencana sosial atau bencana kemanusiaan. Termasuk di antaranya, gizi buruk, rawan pangan, anak-anak, masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, pembangunan masyarakat, hingga konflik sosial.

Akademi Berbagi

Akademi Berbagi adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan yang bisa diaplikasikan langsung, sehingga para peserta dapat meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuk dari kegiatan ini adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Seluruh kegiatan di Akademi Berbagi ini gratis, baik untuk guru, murid dan pengelolanya. Dan uniknya kelas selalu berpindah-pindah, tergantung dari para relawan yang mau meminjamkan ruangan. Ternyata kelas tidak hanya ada di Jakarta, karena Akademi Berbagi telah merambah ke beberapa kota di luar Jakarta, seperti Bandung, Semarang, Solo, Jogjakarta, Medan, Ambon, Palembang dan Surabaya.

Kelas yang tersedia pun beragam, seperti:

1. Copy writing, Art Directing, Creative

2. Online Jurnalism

3. Social Media

4. Fotografi

5. Kelas Script Writing

6. Kelas PR

7. Kelas Financial Plan

8. Kelas Music, sound design & production

9. Kelas Public Speaking

10. Event Organizer (EO)

11. Liaison Officer (LO)

Hmm.. jadi keinget temen saya di Sidoarjo yang punya ide mirip gini, tapi kalo ga salah inget fokus dia lebih ke anak-anak. Saya salut dengan kegiatan yang mempertahankan esensi dari sebuah ilmu, bahwa ilmu itu baru bermanfaat jika dibagi. Ayo… ada yang mau nyusul kegiatan ini? Coba bikin yang khusus untuk anak-anak putus sekolah atau yang nggak bisa lanjut SMA karena gak ada biaya, deh.. InsyaAllah bermanfaat untuk bekal mereka kerja 

Angel Hope

Komunitas sosial yang berupaya menyediakan akses pendidikan gratis untuk anak-anak kurang mampu. Kebetulan saya adalah bagian dari komunitas yang berdiri sejak akhir 2007 ini. Kami berupaya merangkul generasi muda agar lebih peduli dengan sekitarnya dengan berbagai kegiatan yang melibatkan mereka, seperti event musik amal, live drawing, dll. Selain itu kami juga menjual berbagai produk amal. Hasil pengumpulan dana dari event dan seluruh keuntungan penjualan produk amal akan kami donasikan untuk program beasiswa adik asuh. Beberapa diantaranya merupakan adik-adik yang tergabung dalam LSM Griya Baca (pendampingan anak jalanan) dan lainnya merupakan adik asuh yang tergabung dalam data base yayasan IMPP (Ikatan Mahasiswa Peduli Pendidikan).

Selain mengadakan event amal dan menjual produk, kami juga beberapa kali mengikuti kompetisi, seperti British Counsil, Klik Hati dan Gerakan Laskar PeDe (pedemunegeRI), namun hanya berhasil menang satu kali. Tapi Alhamdulillah.. menang juara satu, hadiahnya langsung kami gunakan untuk donasi beasiswa 2 adik asuh di IMPP. Saat ini kami sedang menyiapkan proyek buku kumpulan cerpen yang keuntungan dari hasil penjualannya juga akan menjadi salah satu sumber pemasukan kami. sengaja kami tidak hanya mengandalkan sumbangan uang tunai dari donatur, karena kami ingin memaksimalkan potensi anak-anak muda agar bisa terlibat dan lebih aware dengan sekitarnya. Kami sadar bahwa kami masih banyak kekurangan, apa yang kami lakukan tidak seberapa dibanding teman-teman lain. Tapi kami masih akan terus belajar dan berupaya demi negeri ini. Kami bukanlah siapa-siapa tanpa Anda. Yes, we are partner, not saviour! Kunjungi rumah kami di sini, ya 

Bebas Merdeka

Berbeda dan Merdeka 100% adalah seruan sederhana untuk mengingatkan semua orang agar tetap menghargai dan memberi ruang bagi perbedaan dan untuk tetap menjadi orang-orang yang merdeka. Movement ini dilakukan secara sukarela, menyebar dan mandiri di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Adapun beberapa contoh gerakan yang dilakukan oleh seniman adalah mural, graffiti, menempel poster, stiker dan berbagai kegiatan artistik lainnya di ruang kota masing-masing secara serentak pada 13 Februari 2011. Kegiatan ini masih terus bergulir hingga sekarang, intip, yuk!

Meski kadang ada beberapa pihak yang kurang menyukai graffiti karena dianggap “mengotori” keindahan kota (saya tidak termasuk pihak itu), tapi gerakan ini menyentuh ranah generasi muda dengan cukup baik. Bayangkan, kalau setiap sudut kota dihiasi dengan mural atau graffiti yang berisi seruan perdamaian untuk sama-sama menjaga negeri ini dari kekerasan. Saya rasa gerakan ini patut disambut dengan positif, setidaknya bisa sedikit “mengarahkan” tema-tema karya agar memiliki konten yang bermanfaat.

Belajar itu Wajib!

Belajar itu wajib, tapi belajar tidak wajib di sekolah (formal). Kira-kira apa yang ada di pikiran Anda saat mendengar quote ini? Yup, pembelajaran alternatif di luar sekolah formal. Komunitas (kalau boleh saya sebut demikian) ini mengungkapkan keprihatinannya pada format kurikulum pendidikan formal yang selama ini dirasa telah gagal implementasinya. Ya, saya pun merasa demikian. Oleh karena itu, mereka bermaksud mencari alternatif yang lebih tepat dan sesuai untuk bahan pembelajaran. Banyak tulisan inspiratif yang dapat kita temukan pada website mereka. Tentu saja tulisan-tulisannya mengangkat alternatif pembelajaran untuk pendidikan. Ingin tahu seperti apa? Langsung menuju ke TKP di sini, ya 

Berbagi Sharing

Berbagi adalah komunitas sosial yang merupakan salah satu media untuk berbagi. Komunitas ini menjembatani sesama untuk menyalurkan dana atau bantuan lain bagi yang membutuhkan. Sejak awal Mei 2010 komunitas ini sudah membagikan lebih dari 17.000 nasi bungkus, bantuan baju dan buku bekas, Al Quran, kesehatan, SPP untuk anak-anak miskin dan yatim piatu, bantuan untuk korban bencana alam, dll. Selain itu mereka juga menerima bantuan berupa tenaga sebagai sukarelawan. Jika ingin berbagi melalui komunitas ini Anda bisa langsung berkunjung ke website mereka.

BOTR (Breakfast on the Road)

Lima ribu dapat apa? Dapat cukur poni setengah? Dapat dugem jedag-jedug pake senter? Dapat es krim yang cuma bisa dinikmati sesaat seorang diri? Ada cara yang lebih seru untuk menikmati uang lima ribu kamu. Ikutan BOTR aja! Dengan uang lima ribu kamu bisa berbagi sarapan dengan orang-orang yang selama ini sudah berkontribusi terhadap kebersihan jalan. Ajak teman-teman kamu untuk ikutan, beli sarapan (nasi bungkus) seharga minimal 5.000 untuk diberikan pada 3 kategori orang ini: tukang sapu, tukang sampah atau pemulung. Inget, waktunya pagi hari, karena memang judulnya breakfast a.k.a sarapan. Eits, jangan pake acara foto-fotoan, biar seru! Lagian ini kan bukan acara tipi :mrgeen:

Gerakan BOTR ini digagas oleh Tata Hadiyanti, seorang perempuan manis yang saya tahu dari Twitter lewat akun Klik Hati. Menurut saya ini cukup menarik, cara sederhana untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap orang lain, dengan sesuatu yang mungkin nilainya tidak seberapa untuk kita namun cukup berarti untuk orang lain. Mengingatkan kita akan sekitar dan tak henti-hentinya terus bersyukur serta tetap peduli dengan orang lain. Yang juara, kegiatan ini waktunya pagi-pagi, hari libur pula! (hari kerja bisa, sih, tapi kebanyakan diadain hari libur) Hayo.. rela, gak, tuh jatah molornya diambil buat bangun pagi-pagi dan beliin sarapan untuk Bapak-bapak yang subuh-subuh malah udah lebih dulu bangun untuk bersihin jalan. Pengen banget ikutan BOTR, cuma belum nemu waktu, semoga 1 saat bisa. Thanx Tata.. Yang pengen tau soal kegiatan seru ini bisa langsung follow Tata aja, dah.. tenang, dia bukan tipe ababil alay, koq.. Dijamin nggak akan keganggu sama tweet-tweetnya :mrgeen:

Club SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi)

Nah.. kalau kamu sudah muak sama yang namanya korupsi, kenapa nggak gabung sama club ini? Daripada cuma bisa ngeluh dan ngedumel nggak jelas, mending coba gabung sama anak-anak muda penuh inisiatif ini. Apa aja kegiatannya? Cek langsung ke TKP, yuk, ah.. 

Dari Mulut ke Hati

Siapa bilang kontribusi hanya berupa kegiatan sosial? Pariwisata dan budaya juga punya andil yang tidak kecil dalam upaya pengembangan bangsa. Dari mulut ke hati merupakan tempat berbagi cerita tentang kuliner Indonesia. Yup, sebagai salah satu upaya untuk melestarikan makanan khas Indonesia. Ayo, yang doyan makan, langsung meluncur ke TKP!

Edu4Future

Social movement yang menaruh perhatian pada pendidikan untuk semua, tanpa terkecuali, termasuk sarana dan prasarana sekolah yang masih kurang memenuhi standar kelayakan dan kelengkapan. Komunitas ini menerima bantuan berupa dana dan barang.

gantibaju.com

Sebuah creative clothing line pertama berbasis komunitas dengan misi melahirkan desainer-desainer lokal yang handal dengan karya orisinal khas Indonesia. Nggak melulu jualan, karena komunitas ini sering mengadakan kompetisi desain berhadiah, selain kompetisi regulernya yang tetap mengusung tema Indonesia. Ingin tahu lebih jelas? Langsung cek ke rumah mereka. Hei, kamu yang desainer, ngapain bengong? Buruan!


GengsIndonesia

Sebuah media promosi untuk meningkatkan potensi UKM di seluruh Indonesia. Komunitas yang aktif di Twitter ini juga beberapa kali mengadakan kopdar (kopi darat) berbagai wirausaha dan semacam seminar atau workshop guna mendukung pengembangan usaha. Saya rasa ini langkah yang cukup baik dalam menyikapi berbagai UKM yang mulai menjamur saat ini. Daripada kerja di negeri orang, alangkah baiknya memulai usaha di negeri sendiri, sehingga kelak dapat ikut menciptakan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita. See? Ini bukan hanya kewajiban pemerintah, melainkan juga tugas dan “HAK” bagi sesama warga negara untuk membantu sesamanya. Bersama-sama meningkatkan taraf hidup masyarakat, bukankah kita hidup di negara dan menghirup udara yang sama juga?

Gerakan Sosial Pendidikan Indonesia (Seribu untuk Sekolah)

Gerakan yang digagas oleh Om Pepeng ini memfokuskan pada masalah pendidikan, khususnya pada sarana gedung sekolah. Dana yang terkumpul dari para donatur akan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang rusak. Yup, seperti kita tahu bahwa begitu banyak gedung-gedung sekolah yang rusak dan masih belum tersentuh perbaikan. Ada yang mengeluh, ada yang protes kenapa pemerintah daerah tak turun tangan. Tapi ada yang langsung bertindak untuk memperbaiki situasi. Pilih yang mana? Be wise 

Good News from Indonesia

Good News from Indonesia atau disingkat menjadi GNFI adalah sebuah portal yang menyediakan berbagai berita baik tentang Indonesia. Sumber independen dan terpercaya atas semua berita baik dari Indonesia, tanpa intervensi politik, agama atau kepentingan personal lainnya. Berkomitmen untuk berbagi berita baik (hanya berita baik) karena mereka menghargai optimisme dan semangat positif, serta percaya bahwa negeri ini memiliki banyak hal baik yang patut diketahui oleh dunia. Jadi, jika Anda positif dan optimis, maka Anda berada pada jalur yang tepat. Tapi jika Anda berada di sisi berseberangan, setidaknya GNFI dapat sedikit mencerahkan hari Anda 

Saya rasa media-media semacam ini cukup penting kehadirannya untuk menyeimbangkan berita-berita negatif yang belakangan kian santer, yang entah ada kepentingan politis atau bisnis di dalamnya. Masyarakat kita juga perlu tahu hal-hal yang positif tentang negeri ini, karena sepertinya berita negatif lebih menjual dengan rating yang cukup tinggi.

Indonesia Bercerita

Indonesia Bercerita adalah sebuah inisiatif untuk mempromosikan dan memberikan dukungan upaya mendidik melalui cerita. Sebagai bentuk realisasi, Indonesia Bercerita menyediakan podcast (mp3) yang berisi cerita-cerita anak untuk didownload secara gratis. Cerita ini diharapkan dapat membebaskan imajinasi anak untuk menemukan diri terbaiknya, sekaligus sebagai penyebaran kebiasaan bercerita sebagai proses pendidikan secara formal maupun informal. Selain itu, Indonesia Bercerita juga melakukan beberapa kegiatan lain, seperti pelatihan “pejuang pencerita”, festival para pencerita dan festival menciptakan cerita.

Salah satu kegiatan sederhana dengan dampak yang luar biasa. Seperti yang kita tahu, bahwa kebiasaan bercerita di negara kita belum semarak di negara-negara luar. Orang tua masih menitikberatkan pendidikan melalui sekolah formal, padahal saat ini sekolah formal tak terlalu efektif menerapkan pendidikan karakter, tidak semua sekolah berhasil melakukannya. Kegiatan bercerita ini juga memiliki kontribusi dalam mengasah imajinasi serta kreativitas anak. Ingin mencobanya, atau justru ingin menyumbangkan podcast? Boleh.. Kakak-kakak di Indonesia Bercerita pasti senang menerimanya.

Indonesia Berprestasi

Serupa dengan GNFI, Indonesia Berprestasi juga merupakan media yang menyediakan berita-berita positif. Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda saat ini lebih banyak melihat, mendengar atau membaca berita-berita negatif dan tidak baik tentang Indonesia. Media lebih senang mengangkat kabar yang bombastis, walaupun kadang negatif dan kurang mendidik. Karena kondisi seperti itulah akhirnya Indonesia Berprestasi lahir dan terus berkembang hingga saat ini. Indonesia Berprestasi mendedikasikan diri untuk menyediakan dan mengulas informasi dan berita positif tentang prestasi dan kebaikan Indonesia yang menginspirasi pembacanya agar ikut berprestasi. Ada berita baik apa hari ini? Cek langsung ke portal Indonesia Berprestasi, yuk!

Indonesia Mengajar

Sebuah gerakan dengan program pemerataan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil dengan mengirimkan SDM-SDM yang berkualitas. Indonesia Mengajar membantu mengisi kekurangan guru sekolah dasar khususnya di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik PT di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru (atau disebut pengajar-muda) selama 1 tahun.

Para pengajar-muda ini akan tinggal, hidup dan belajar dari masyarakat dengan bekerja di sekolah dasar dan tinggal di sebuah rumah penduduk bersama keluarga baru mereka. Gerakan ini diprakarsai oleh Bapak Anies Baswedan yang juga merupakan rektor Universitas Paramadina. Sosok yang tak kenal lelah mensosialisasikan program mulia tersebut dari satu daerah ke daerah lain di seluruh Indonesia. Dan upayanya tak sia-sia ketika melihat respon yang luar biasa dari pendaftar yang mengirimkan aplikasi. Jumlah pendaftar melebihi ekspektasi dan kuota yang dibutuhkan. Bahkan, dalam speechnya, beliau sempat menyebutkan bahwa ada seorang pemuda yang sudah menduduki jabatan sebagai manager sebuah perusahaan besar di Singapore, rela meninggalkan segala kenyamanan dan kemewahan yang ia punya untuk pergi ke daerah terpencil dan mengabdikan dirinya untuk mengajar dengan keterbatasan sarana. Ini adalah bukti, bahwa masih banyak yang peduli dengan nasib anak-anak kita, penerus bangsa yang kelak akan menyambut tongkat estafet perjuangan negeri ini. Saya bangga dengan semua orang yang ada di balik gerakan hebat ini. Saya bersyukur memiliki orang-orang seperti mereka, yang peduli nasib bangsa tanpa banyak mengumbar kata. Dada saya bergetar tiap kali mendengar lantunan kalimat yang digelorakan sosok pejuang bangsa dengan segala kesantunannya itu. Seseorang yang lebih suka menerangi daripada mengutuk kegelapan. Bapak Anies Baswedan

Saya pernah membaca salah satu tweet beliau yang membuat saya trenyuh, haru, malu sekaligus bangga.

“Kalau ada yang bilang kita lebih cepat daripada pemerintah, jawab saja kita juga wakili pemerintah.”

Menurut saya pernyataan beliau adalah sekaligus sebagai upaya untuk mempererat hubungan masyarakat dengan pemerintah, yang mungkin selama ini terkesan kurang harmonis. Bagi saya, ini adalah penekanan tentang perlunya rasa percaya di antara pemerintah dan masyarakat. Rakyat percaya pada pemerintah, begitu juga sebaliknya, pemerintah percaya pada rakyat. Dalam bentuk apa? Contohnya yang sederhana adalah seperti pernyataan Bapak Anies di atas, bahwa gerakan yang digagas dan para pengajar yang dikirimkan adalah perwakilan dari pemerintah. Tentunya perlu ada kepercayaan dari pemerintah bahwa civil society pun memiliki hak untuk berkontribusi terhadap negeri.

JALIN MERAPI

Nama JALIN MERAPI sangat populer di kalangan pengguna twitter pada waktu bencana erupsi melanda tahun 2010 yang lalu. Para relawan yang tergabung di dalamnya berupaya menyajikan data dan informasi perkembangan Gunung Merapi dan dinamika masyarakatnya. Informasi yang disajikan berasal langsung dari lapangan dan digali langsung dari dan oleh masyarakat setempat bersama jaringan relawan. Jaringan ini sebenarnya telah terbangun sejak tahun 2006, digagas bersama oleh tiga radio komunitas di Klaten (Lintas Merapi FM), Boyolali (MMC FM), dan Magelang (K FM), bersama beberapa lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian pada isu informasi dan komunikasi di lingkar Merapi. Pada masa tanggap darurat Merapi di tahun 2010 kemarin, JALIN MERAPI memperkuat dirinya dengan terlibatnya lebih banyak pihak yang bekerja bersama dalam jaringan dan dukungan pemanfaatan teknologi informasi yang lebih tepat guna, seperti website, social media Twitter dan Facebook, SMS Gateway, radio komunikasi, telepon, dan posko informasi di lapangan yang dikelola oleh jaringan kerja kerelawanan yang bekerja 24 jam sehari.

JALIN MERAPI juga memfasilitasi komunikasi untuk sesama relawan, informasi pos-pos relawan, jadwal pemberangkatan relawan, bahkan perekrutan relawan pun mereka fasilitasi. Saya sendiri mengikuti timeline mereka dan merasa jika kehadiran Jalin Merapi sangat membantu pendistribusian bantuan serta relawan. Saya kagum dengan koordinasi mereka yang rapi dan terperinci.

Kandank Jurank Doank

Yup, benar, ini adalah sekolah alam milik Dik Doank, presenter sekaligus penyanyi yang kini sudah jarang kita jumpai di televisi. Sepertinya pecinta anak-anak ini lebih fokus untuk mengurus sekolahnya yang menyediakan berbagai fasilitas serta aktivitas kreatif. Banyak fasilitas yang ditemui dalam sekolahnya yang “tidak umum” seperti lapangan, musholla, studio, perpustakaan, rumah pintar, sarana outbond, dll. Satu hal yang menarik dari coretan Kang Dik Doank.

Klik Hati

Sebuah social movement sebagai bagian dari CSR Merck yang mencoba menjembatani berbagai komunitas sosial yang tersebar di seluruh Indonesia melalui social media. Selain menjadi media informasi tentang gerakan sosial di seluruh negeri yang tak kenal henti, Klik Hati juga mengadakan kompetisi antar sesama penggerak komunitas atau lembaga sosial independen dengan hadiah uang pendanaan bagi kegiatan sosial.

PeDemu NegeRi

PeDemu NegeRi adalah komunitas yang berusaha mengajak dan menyebarkan semangat agar anak-anak negeri ini tetap “PeDe” dengan Indonesia. Caranya yaitu dengan berkarya untuk Indonesia. Kalau boleh saya berpendapat, komunitas ini hadir sebagai wadah untuk menampung kreativitas anak bangsa agar semakin mencintai negerinya. Jadi, kalau Anda punya karya musik, puisi, pantun, film, tulisan, graffiti, game, desain, tarian, foto, apapun yang bertema Indonesia, yang membuat rasa bangga dan “PeDe” pada Indonesia, Anda bisa mengirimkannya ke website mereka. Eh, mereka suka bagi-bagi hadiah juga. Kapan itu saya sempat iseng ikutan quiznya dan menang, dapet kaos ma topi, hehe.. trus beberapa waktu yang lalu mereka juga ngadain gerakan laskar PeDe, saya dan temen-temen Angel Hope ikutan. Alhamdulillah.. menang juara satu, dapet 1,5 juta (potong pajak 25%), bisa buat donasi beasiswanya adik-adik asuh yang udah nunggak beberapa bulan. Terima kasih, PeDemu negeRI 

Penyala

Gerakan perpustakaan Indonesia Mengajar yang mengajak masyarakat bukan hanya sekedar mendonasikan buku, melainkan juga memiliki bersama perpustakaan di pelosok Indonesia. Semua orang dapat berpartisipasi dalam gerakan ini, setidaknya bisa mengobati kekecewaan jika tidak lolos seleksi Pengajar Muda.

Buku-buku sumbangan untuk kebutuhan perpustakaan bisa dikumpulkan dari berbagai wilayah di Indonesia, meski pada akhirnya nanti hanya akan didrop di wilayah tempat para pengajar muda mengabdikan ilmunya. Pos-pos dibagi berdasarkan nama daerah pengajar muda, namun bukan berarti setiap daerah di nusantara tidak bisa berpartisipasi. Untuk lebih lengkapnya bisa langsung cek di sini.

Pojok Pendidikan

Pojok Pendidikan merupakan perwujudan ide dan gagasan mengenai pendidikan. Berawal dari sekumpulan anak muda yang sering ‘nongkrong’ di media daring. Sebagian dari anggotanya baru berkiprah di masyarakat setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi yang berlatarbelakang pendidikan. Pekerjaan merekapun beragam, ada yang menjadi guru, dosen, wirausahawan, designer, bahkan ada yang masih kuliah. Kegiatan dalam komunitas ini adalah berdiskusi dan bertukar ide baik yang serius atau yang bersifat santai dalam medium daring. Semua orang bisa menelurkan ide dalam era teknologi informasi ini. Untuk itulah mereka mencoba untuk merangkumnya dari kaum muda untuk menelurkan dalam sebuah wadah yang bernama PojokPendidikan.com ini.

Sejauh pengamatan singkat saya, komunitas ini memang menggalang ide dan pemikiran-pemikiran tentang konsep pendidikan yang ideal, jika tidak ingin dibilang utopis. Meski demikian, saya yakin setiap hal memang harus diawali dari ide dan pemikiran yang baik dan matang untuk kemudian dapat direalisasikan sebagai sebuah kontribusi yang cukup berarti untuk negeri. Saya dukung!! Hmm.. kapan-kapan coba ikutan gabung diskusi, ah.. siapa tahu ketemu partner yang satu visi dan misi, akhirnya ga cuma berujung pada diskusi, bisa berlanjut ke bentuk yang lebih real. Ada yang mau ikutan? 

Rumah Dialog

Sebuah komunitas yang menitikberatkan pada persatuan bangsa di tengah keragaman yang ada. Komunitas yang aktif di social media Twitter ini selalu menyampaikan Tweet yang menyebarkan semangat persatuan. Ya, saya rasa ini adalah salah satu kontribusi sederhana yang nyata di tengah-tengah maraknya ujian yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Kita mungkin berbeda warna, suku dan agama. Namun, perbedaan bukanlah akar perpecahan. Mari bersatu dalam keBeragaman, bukan keSeragaman 

Sahabat Anak

Sahabat Anak adalah komunitas yang berawal dari kegiatan Jambore Anak Jalanan yang pertama tahun 1997. Sejumlah volunteer yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, alumni dan profesional membantu pelaksanaan jambore. Tidak hanya jambore, karena Sahabat Anak juga memiliki program yang dinamakan BimBel (bimbingan belajar) untuk anak-anak jalanan di beberapa wilayah Ibukota, yaitu Prumpung, Grogol, Cijantung, Gambir, Manggarai, Tanah Abang dan Mangga Dua. Ingin tahu lebih banyak program atau menjadi relawan (sahabat anak)? Langsung saja kunjungi website mereka.

Bagi saya, komunitas ini adalah sesepuh dari komunitas pendampingan anak jalanan. Entah, mungkin karena sudah cukup lama, besar, dan mampu bertahan dengan membawa perubahan serta perkembangan yang cukup berarti.

Satu Hati

Satu Hati merupakan program peduli pendidikan yang dilakukan sebagai salah satu program Corporate Social Responsibillity PT. Amerta Indah Otsuka. Bentuk donasi pun bermacam-macam, mulai dari uang tunai, tenaga sebagai relawan, buku, RBT, badge amal avatar Twitter, sampai cara unik seperti unjuk bakat lipsync. Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang sedang marak menggalakkan CSR. Ada baiknya upaya ini kita sambut dengan positif tanpa banyak prasangka yang aneh-aneh. Ya, setidaknya upaya mereka memiliki dampak yang cukup baik untuk banyak orang.

Stop Film Esek2

Haha.. saya nggak lagi becanda, ini serius! Akun ini saya temukan di Twitter. Sebuah komunitas yang melakukan kampanye penolakan terhadap film horror semi porno Indonesia. Well.. seperti yang sudah kita tahu, beberapa tahun terakhir ini para produser berbau “bawang bombay” itu sering banget produksi film-film nggak jelas yang isinya cuma mengumbar syahwat. Dan muncullah banyak protes di masyarakat, meski masih belum mendatangkan gelombang yang sangat besar untuk mengguncang pemilik dana besar film-film macam itu. Kenapa saya masukkan dalam daftar ini? Karena saya merasa kehadiran mereka sedikit berkontribusi (menurut saya), meski mungkin memang tidak besar. Setidaknya kampanye yang mereka gagas diharapkan dapat mempengaruhi penikmat film untuk tidak lagi menonton film-film setan yang bisa goyang pinggul dan kawan-kawannya itu.

Meski begitu, pihak lain yang sangat berkontribusi terhadap perbaikan dan perkembangan film Indonesia tentunya para sineas yang terus berupaya menciptakan karya terbaik untuk negeri. Sebut saja nama Nia Dinata, Mira Lesmana, Garin Nugroho, Rudi Sudjarwo, Riri Riza, Ifa Iswansyah, Hanung Bramantyo, Ari Sihasale, John De Rantau, dan banyak deretan nama lainnya yang tetap konsisten di jalur yang benar dalam menciptakan tontonan yang bermutu sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah perfilman internasional. Hidup perfilman Indonesia!!

Hoaaa… lumayan banyak juga tulisan saya. Ah, ini belum semua, masih banyak sebenarnya komunitas-komunitas sosial, LSM dan NGO di luar sana yang rasanya tidak bisa saya jelaskan semuanya. Cari sendiri, ya Eits, tapi ini belum termasuk individu-individu yang juga ga kalah intens menyebarkan semangat positif, sebut saja Pandji Pragiwaksono dengan semangat positifnya, Bapak Anies Baswedan dengan semangat mendidiknya, Dik Doank dengan semangat juangnya, dan banyak lagi lainnya, yang lagi-lagi tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Berbicara tentang Indonesia di masa depan, apakah saya optimis kalau Indonesia nantinya akan bisa lebih baik dari sekarang? Jawabannya sudah pasti IYA!! Ya, saya tahu negeri ini masih menyimpan banyak masalah pelik yang belum terselesaikan, tapi negara mana, sih, yang nggak punya masalah? Bahkan Amerika pun masih punya tunawisma, hanya saja mungkin berbeda penanganan dengan di sini. Lalu kenapa saya masih saja optimis? Karena saya yakin setiap orang di negeri ini masih peduli, dengan sesamanya, dengan negaranya, meski kadang berseberangan dan berbeda arah. Ada yang suka ngeluh, suka protes dan mencerca. Ya, setidaknya mereka menaruh perhatian pada negerinya meski cara yang mereka gunakan tidak selamanya benar dan efektif.

Saya punya mimpi tentang negeri ini, mimpi besar untuk Indonesia di masa datang.

Di mana rakyat akan percaya pada pemerintah, begitu pula sebaliknya, pemerintah juga percaya pada rakyat.

Ada kesinambungan dan harmoni yang padu antara civil society dengan government tanpa penuh rasa curiga.

Rakyat dan pemerintah saling bahu-membahu membangun negeri.

Demokrasi tak selalu identik dengan demonstrasi.

3 pilar pembangun negeri bekerja sesuai wewenang dan kapasitasnya masing-masing. Pemerintah dengan tugas dan kewajibannya. Masyarakat memiliki hak untuk mengawasi dan mengingatkan. LSM dan NGO memberikan kontribusinya tanpa banyak campur tangan pemerintah.

Tak ada lagi demonstrasi turun ke jalan, teriakan lantang hingga bakar ban dan lempar batu. Semua aspirasi yang ada disampaikan dengan cara yang elegan. Verbal maupun tertulis disampaikan pada wakil rakyat dengan jalan diskusi dan dengar pendapat. Di sinilah moment di mana rakyat duduk bersama dengan pemerintah. Orasi tak akan basi kerena berakhir dengan sebuah diskusi dua arah. BEM sibuk susun rencana, bukan sekedar koordinasi lapangan saat demo di jalanan, melainkan sebuah rumusan dan gagasan ide yang kelak akan disampaikan saat dengar pendapat dan diskusi dengan wakil rakyat. Di sinilah pemikiran-pemikiran intelektual yang sesungguhnya menunaikan kontribusi.

Lembaga Swadaya Masyarakat atau Non Government Organization menjalankan fungsinya dengan independen dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah. Jaminan kebebasan bertanggung jawab yang diberikan pemerintah menjadi salah satu jalan bagi berkembangnya LSM dan NGO-NGO yang ada untuk semakin meningkatkan kontribusinya pada masyarakat. Yup, kontribusi tanpa birokrasi yang basi. Orang-orang yang berada di balik kegiatan ini tak perlu intervensi politik atau kepentingan lain yang tidak sesuai, cukup jalankan fungsi yang relevan, karena kita independen, netral, tak berpihak pada golongan kanan maupun kiri, tujuan kita memajukan negeri dan mengabdi pada rakyat, itu saja.

Sekedar intermezzo, beberapa waktu yang lalu saya membaca tweet yang diretweet oleh siapa juga saya lupa, hehe.. intinya dia menyampaikan bahwa pemerintah harus mendukung (menghargai) LSM yang ada saat ini. Lalu saya bertanya dalam hati, menghargai dan mendukung dari segi mana dulu? Kalau sekedar dukungan kepercayaan, saya setuju, tapi kalau sudah menyangkut dana, saya kurang sependapat. Bukankah itu artinya LSM bergantung pada kucuran dana pemerintah? Padahal menurut hemat saya, LSM atau NGO itu harus bisa mandiri. Lantas kenapa namanya Lembaga Swadaya Masyarakat? Menurut saya itu sama saja menghilangkan esensi makna sebuah LSM yang independen, sebut saja semisal NGO. Kalau masih bergantung pada kucuran dana dari pemerintah, kenapa namanya Non Government Organization? Well.. ini hanya wacana saya saja, toh setiap orang berhak beropini, kan? 

Kembali lagi soal optimisme saya tentang Indonesia di masa datang. Bayangkan, kalau saat ini begitu banyak orang-orang yang peduli denga sesamanya, bukankah ini akan semakin berkembang beberapa waktu ke depan? Sebuah gerakan kecil jika dilakukan banyak orang juga akan berdampak luar biasa. Beberapa social movement yang sudah saya rangkum ini belum semuanya, masih banyak di luar sana yang harus kita cari tahu, atau bahkan Anda bermaksud mendirikannya sendiri? Go ahead! Saya yakin setiap orang bisa berkontribusi terhadap kemajuan negeri ini. Apa passionmu? Tekuni dan ciptakan sesuatu dari sana, apapun asal yang positif.

Peduli tidak harus menciptakan sebuah perubahan yang besar, mulailah dari lingkungan sekitar sesuai kapasitasmu. Dan untuk peduli juga nggak harus bikin LSM atau komunitas sosial, kamu juga bisa mengikuti yang sudah ada, karena memang ada tipe orang yang tidak begitu memiliki passion untuk menciptakan sesuatu, meski pada dasarnya mereka memiliki kepedulian yang tinggi. Nggak semua harus jadi “creator” koq. Kalau semua menciptakan, lantas yang mengikuti siapa? Sama aja kayak kasus: kalo semua jadi EO, siapa yang jadi klien? Kalo semua bikin LSM, siapa yang jadi donatur? Iya, kan? Semua sudah punya porsinya masing-masing dan saling berkontribusi sesuai kapasitas dan passionnya saja. Indonesia memang negara yang masih muda, tapi dengan segala potensi yang dimiliki, alam, budaya, kearifan lokal, kepedulian, serta persatuan, bukan tidak mungkin negeri ini akan menjadi besar di kemudian hari. Indonesia, Young and dangerous..

So.. mau ngeluh, protes, mencerca dan menunggu perubahan? Atau menciptakan perubahan itu sendiri? Itu pilihan kamu. Be wise 

(http://kocomripat.wordpress.com/2011/07/09/indonesia-young-and-dangerous/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar