Anda bisa bayangkan jumlah penduduk
”Saya lebih melihat shalat jumat di Tehran seperti shalat idul fitri di Indonesia yang terpusat di satu tempat, dimana ada banyak pintu masuk universitas, dan di setiap pintu masuk terdapat ceck point atau tempat pemeriksaan, ujar Imam
Ini mengingatkan saya di jalan-jalan Mindano Philipina atau di Aceh zaman DOM. Setiap orang yang masuk kawasan universitas harus lolos pemeriksaan dengan alat detektor. Semua alat komunikasi dan elektronik tidak diperkenakan dibawa ke tempat shalat, dan di pintu luar telah disediakan tempat penitipan, tambah Imam
Dari kejauhan ketika saya berjalan menuju kompleks universitas terdengar suara gemuruh meneriakan yel-yel dalam bahasa
Sebagai tamu kehormatan, kami di antar panitia masuk ke lokasi melalui pintu khusus yang menuju ke barisan shof depan di central university. Kelompok barisan depan ini terdiri dari pejabat, menteri, anggota parlemen bahkan presiden ahmadinejad jika kebetulan ada di
Sayangnya hari itu beliau sedang di luar
Tepat sekitar jam 13.00 Kami masuk ke lokasi dan sempat mendengar pidato terakhir dari seseorang sebelum khatib jumat naik. Saat berpidato beberapakali dia meneriakan yel-yel dan shalawat yang disambut dengan gemuruh oleh ribuan jamaah sambil mengepalkan tangan ke atas.
Saya mendapat informasi jamaah jumat sudah mulai berkumpul sejak jam 10-an. Sambil menunggu masuk waktu shalat, ada banyak pidato-pidato yang berisi kecaman-kecaman terhadap amerika,
Pidato-pidato itu disampaikan untuk mengingatkan dan menjaga nilai-nilai revolusi. Demikian juga khutbah yang disampaikan khatib yang dalam doa di penghujung khutbah berisi doa-doa hancurnya
Shalat jumat di
Ketua Umum PBHMI Shalat Jumat Bersama Para Mullah di Iran
Jumat pagi, dini hari kami menginjakkan kaki di bumi para
Demikian juga dengan dengan merk makanan globalisasi seperti McDonald, PizzaHut, Starbucks, dan sebagainya tidak kami temukan. Hampir semuanya adalah local. Sungguh, ini adalah sebuah perlawanan terhadap neoliberalisme yang kongkret. Sangat kongkret, tidak hanya sekedar slogan sebagaimana di negeriku,
Hari pertama kami sampai adalah satu hari menjelang acara konferensi 6th Gathering of the Union of Islamic World Students. Peserta dari utusan Negara-negara Muslim belum semuanya hadir. Kami hanya bertemu dengan peserta dari
Setelah istirahat sejenak oleh panitia kami diajak untuk ikut sholat Jumat yang dipusatkan di kampus Universitas Tehran. Berbeda dengan Negara-negara lain yang setiap masjid bisa menyelenggarakan shalat Jumat, Jumatan di Tehran hanya diselenggarakan di satu tempat, Kampus Universitas Tehran. Dalam tafsir Syiah, yang dimaksud bilad (satu daerah dimana diwajibkan sholat Jumat) adalah dalam satu provinsi. Hal ini berbeda dengan definisi bilad dengan Negara kita, setiap kampung atau desa bisa mendirikan sholat Jumat masing-masing.
Maka tak heran jika yang jamaah Jumat di Tehran jumlahnya ribuan. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru
Sebagai tamu, kami mendapat perlakuakn istimewa oleh panitia. Kami dibawa masuk ke shaf bagian depan dimana hanya orang-orang tertentu saja yang biasanya menempatinya. Security pada saat penyelenggaraan shalat Jumat sangat ketat, sehingga tidak sembarang orang bisa duduk dalam shaf baagian depan. Shaf bagian depan dibatasi oleh plang-plang besi setinggi satu meter untuk mencegah shat bagian belakang merengsek ke depan.
Untuk masuk ke area jumatanpun pengamanannya sangat super ketat. Kami tidak boleh membawa apapun, termasuk HP, ke dalam area. Disamping itu, kami juga harus melewati beberapa pintu pemerikasaandan penggeledahan pakaian oleh petugas keamanan.
Jika bukan atas lobi panitia yang sepertinya punya hubungan khusus dengan para petinggi
Tentu kami merasa istimewa bisa masuk dalam barisan depan bersama para petinggi Negara
Khutbah diisi oleh salah satu imam besar dalam jajaran dewan revolusi
(www.pbhmi.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar