Satelit Palapa yang diluncurkan pada 36 tahun silam, sesuai namanya, telah mempersatukan nusantara. Keberadaan satelit Palapa bagi Indonesia terbukti mempermudah komunikasi antar pulau sehingga tantangan komunikasi di negara kepulauan ini terjawab. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Biro Kerjasama dan Humas Lapan, Ratih Dewanti, saat membuka sosialisasi berjudul Satelit, Pemanfaatan, dan Dampaknya. Sosialisasi berlangsung di Balai Pertemuan Dirgantara Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (8/7)..
Satelit ternyata
tidak hanya dimanfaatkan untuk komunikasi. Ratih melanjutkan, teknologi ini
mampu memantau seluruh wilayah Indonesia
berikut sumber daya alamnya seperti yang dilakukan oleh satelit penginderaan
jauh. Satelit juga mampu mendukung mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan
bencana alam seperti Indonesia ..
Mengingat
pentingnya satelit, saat ini bangsa Indonesia sedang berupaya
mewujudkan penguasaan di bidang teknologi antariksa termasuk satelit. Indonesia
melalui Lapan telah merintis kemandirian dan menunjukan kemampuan bangsa dalam
mengembangkan teknologi antariksa.
Pengembangan satelit telah dilaksanakan Lapan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Pusat Teknologi Satelit, Suhermanto, saat menjadi pembicara dalam sosialisasi ini. Ia melanjutkan, Lapan telah berhasil membangun satelit eksperimen pertama yang bernama Lapan-Tubsat. Satelit yang diluncurkan pada 2007 dariIndia
tersebut hingga sekarang masih beroperasi dengan baik.
Pengembangan satelit telah dilaksanakan Lapan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Pusat Teknologi Satelit, Suhermanto, saat menjadi pembicara dalam sosialisasi ini. Ia melanjutkan, Lapan telah berhasil membangun satelit eksperimen pertama yang bernama Lapan-Tubsat. Satelit yang diluncurkan pada 2007 dari
Suhermanto menjelaskan, saat ini Lapan siap meluncurkan kembali dua satelit yaitu Lapan A2 dan Lapan A3. Satelit Lapan A2 bermisi untuk observasi bumi, pemantauan lalu lintas kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit ini nantinya juga akan menerbangkan reaction wheel hasil rekayasa peneliti Lapan. Satelit yang akan diluncurkan pada pertengahan 2013 tersebut akan menjadi satelit pertama yang dirancang dan diintegrasikan di Indonesia.
Sementara itu, satelit Lapan A3 akan memiliki misi yang sama dengan Lapan A2. Namun demikian, satelit ini juga akan memiliki fungsi imager yang digunakan untuk penginderaan jauh. Rencananya, satelit ini akan diluncurkan pada 2014.
Sosialisasi ini juga membahas mengenai sampah dan benda jatuh antariksa. Menurut peneliti Lapan, Abdul Rahman, saat ini terdapat lebih dari 20 ribu benda antariksa buataan yang ada di sekitar bumi. Sebanyak 33 persen diantaranya berukuran cukup besar.Sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 36 tahun peluncuran satelit Palapa. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, guru dan siswa SMA, berbagai organisasi masyarakat, perwakilan dari berbagai pemda dan perguruan tinggi. Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan Anugerah Palapa oleh Yayasan Permata Bangsa.
(www.lapan.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar