"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 25 September 2012

Melihat Stan Indonesia di Pameran ke-56 GC IAEA di Wina, Austria: Mangga Iradiasi dan Tas Batik Paling Diincar


Sunday, 23 September 2012 06:51 Stan Indonesia menjadi primadona dalam pameran General Conference (GC) IAEA yang diadakan di kantor PBB WinaAustria, 17-21 September. Tidak hanya petinggi-petinggi nuklir yang menyempatkan diri menengok stan yang digarap Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), kalangan pelajar dan orang tua juga dibuat penasaran dengan produk yang ditampilkan.



Pada umumnya, pemanfaat teknologi nuklir masih menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat, khususnya di Indonesia. Hal ini diilhami berbagai kejadian dunia seperti percobaan senjata nuklir,
kecelakaan instalasi nuklir seperti di Chernobyl, Rusia, serta Fukushima, Jepang, dan kebocoran bahan uranium di Kobe, Jepang. Ketakutan masyarakat lebih banyak pada gangguan kesehatan yang diakibatkan pengaruh radiasi yang bocor dari instalasi nuklir yang bisa berakibat pada efek kemandulan, kanker, dan lebih besar lagi adalah kematian.

Di luar risiko radiasi yang dikhawatirkan tersebut, tidak sedikit sisi positif dari radiasi dan zat radio aktif bagi kehidupan di antaranya penggunaan di bidang industri, kesehatan, pangan, dan lingkungan. Untuk mengubah persepsi positif masyarakat terhadap nuklir diperlukan strategi tepat sehingga hasilnya bisa efektif. Salah satunya edukasi kepada seluruh kalangan, khususnya generasi muda. Karena program nuklir merupakan program jangka panjang.

Nah di pameran GC IAEA ini edukasi terhadap pemanfaatan nuklir diberikan. Sebanyak 24 negara anggota IAEA berpartisipasi dalam pameran dengan tema Nuclear Technology for Food Safety and Security. Batan menjadi instansi yang merepresentasikan Indonesia dalam pameran yang dihelat di ruang Rotunda Building United Nations Office in Vienna.

Stan Indonesia menampilkan keberhasilan dalam pengembangan kualitas unggul Padi, Kedelai, Sorghum. Terkait food safety, Batan telah menghasilkan pengembangan pengawetan dengan iradiasi terhadap bahan pangan siap saji seperti rendang, semur, pepes ikan, dan pepes teri.

’’Seluruh pencapaian teknologi Batan di bidang pangan ini atas dukungan dari program IAEA melalui TC, RSA, RC, dan lain-lainnya. Produk-produk hasil pemanfaatan teknologi ini yang kami pamerkan ke publik di Austria,’’ papar Eko Madi Parmanto, kepala Bidang Promosi Batan saat INDOPOS berkunjung ke stan Indonesia, Rabu (19/9) lalu.

Pantauan INDOPOS, di stan Indonesia berukuran 12 meter persegi itu terdapat produk seperti beras sidenuk, benih padi, kedelai mutiara 1, tempe kripik, cistik tempe, tahu bacem, rendang, dan mangga gedong gincu, dan salak.

Tidak sedikit pengunjung yang penasaran dengan mangga dan salak yang dipamerkan. Mayoritas bertanya tentang manfaat hasil radiasi gamma tersebut. ’’Apa manfaatnya? Apakah aman untuk dimakan? Boleh saya coba?’’ tanya Eginwe Koano, delegasi asal Tanzani kepada penjaga stan Indonesia.

Tidak hanya dari kalangan delegasi negara-negara anggota IAEA dan pekerja di kantor PBB yang dibuat penasaran dengan produk-produk yang dipamerkan pihak Batan, pengunjung dari kalangan pelajar Austria dan kalangan orang tua juga tak kalah tertariknya.

Pada hari kedua dan ketiga pameran, kantor PBB di Wina membuka lebar-lebar kesempatan bagi publik untuk mengunjungi pameran. Hingga hari ketiga, pengunjung yang mendatangi stan Indonesia sudah mencapai lebih dari 400 orang. Selain pegawai di organisasi internasional di PBB, pengunjung dari luar yang tergolong banyak mendatangi pameran ini adalah kalangan pelajar setempat. Event ini rupanya dimanfaatkan pihak sekolah di Austria untuk program ekstrakulikuler.

Kantor PBB di Wina sendiri menyediakan tour guide bagi pengunjung yang ingin mengetahui tentang pameran dan produk-produk yang ditampilkan setiap negara peserta. Indonesia merupakan satu di antara puluhan stan paling banyak dikunjungi. Mereka penasaran dengan salah satu produk hasil iradiasi yang dikerjakan pihak Batan.

’’Ini mangga apa? Warnanya bagus sekali? Boleh saya coba tidak?’’ tanya Lisa Hutler, siswi sekolah menengah atas di Wina, Austria, penasaran. ’’Boleh kami coba mangganya? Kelihatannya enak,’’ sambung Ellen Fraeser, siswi lainnya.

Pihak stan Indonesia sendiri memberikan secara cuma-cuma mangga hasil iradiasi pada hari kedua pameran, Selasa (18/9), dan hari terakhirnya, Jumat (21/9). ’’Setiap pengunjung yang bertanya kita minta untuk mengisi buku tamu. Paling banyak diincar ya mangga. Kami tidak begitu banyak bawa mangganya. Dan hanya dibagikan pada hari kedua dan terakhir pameran,’’ ujar Farida Suryani, event organiser dari PT Gemini Mitra Gemilang yang mengelola stan Indonesia.

Ada hal lain selain produk-produk hasil iradiasi yang menarik minat pengunjung datang ke stan Indonesia. Pihak panitia stan rupanya membawa kenang-kenangan atau souvenir tas cantik bermotif batik untuk dibagikan kepada ratusan pengunjung. Tas-tas ini menjadi magnet yang mampu menyedot pengunjung. Tidak hanya tas, pihak panitia juga menyelipkan brosur, flashdisk, rendang, dan CD program nuklir Indonesia di dalam tas.

’’Banyak yang suka sekali dengan tasnya. Kami sudah bawa banyak sekali, tapi pameran belum berakhir, sudah habis,’’ terang Farida.

Di hari terakhir pameran, saat INDOPOS mengunjungi stan Indonesia, tidak sedikit pengunjung yang menanyakan tas batik tersebut. ’’Kapan mangganya diberikan untuk kami? Saya dengar dari teman saya Anda bagikan tas secara gratis. Saya sudah lihat tasnya, bagus sekali. Masih ada tidak?’’ tanya Sasha Henrique, staf IAEA asal Filipina kepada koran ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Batan, Eko Madi Parmanto mengaku puas dengan hasil akhir pameran. Salah satu yang didapat dari hasil pameran ini adalah terjalinnya edukasi terhadap program nuklir kepada kalangan muda di Austria. Menurut Eko, membangun komunikasi di kalangan generasi muda tidak hanya melalui pameran atau ceramah dan kuliah umum, tapi dilakukan melalui bahan kurikulum sekolah.

’’Hal ini sudah dilakukan di Indonesia. Kami berharap dengan keikutsertaan Indonesia di pameran ini, dapat meningkatkan bantuan IAEA dalam bentuk bantuan teknis dan pembiayaan kegiatan penelitian,’’ tandas Eko.

(batan.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar