"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 26 September 2012

Dirjen IAEA Cicipi Nasi Rendang Iradiasi

Pameran Nuklir di PBB Wina, Austria


Partisipasi perdana Indonesia dalam pameran Nuclear Technology for Food and Security 2012 mendapat sambutan cukup istimewa. Dalam pameran yang dihelat sejak Senin (17/9) lalu di kantor PBB Wina, Austria, itu, stan Indonesia menjadi pusat perhatian banyak kalangan.


Tidak hanya produk-produk pangan hasil iradiasi nuklir seperti gabah, beras, mangga, salak, dan kedelai yang ditampilkan, produk makana
n khas tanah air yang diawetkan dengan radiasi gamma juga membuat delegasi negara-negara anggota IAEA lainnya penasaran.

Ada rendang, semur, tahu bacem, dan tempe. Salah satu sosok paling tertarik dengan hasil kreasi dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Indonesia ini adalah Direktur Jenderal (Dirjen) IAEA, Yukiya Amano. Pria asal Jepang ini mengaku terkesan dengan apa yang telah dilakukan instansi nuklir Indonesia.

Amano menjadi orang pertama yang mencicipi langsung makanan tersebut pada pembukaan pameran yang dilangsungkan di ruang Rotunda United Nations Office, Selasa (18/9) kemarin. ’’Enak sekali. Ini (makanan) benar-benar lezat,’’ jawab Amano saat ditanya INDOPOS mengenai rasa makanan Indonesia hasil iradiasi nuklir yang dilakukan pihak Batan.

Orang nomor satu di Badan Nuklir Internasional (IAEA) ini mencicipi nasi, rendang, tahu bacem, dan tempe kering yang semua produknya merupakan hasil iradiasi nuklir. Dalam sambutannya, Amano memuji pencapaian yang telah dilakukan instansi nuklir di tanah air. ’’Saya bangga melihat dan merasakan hasil yang telah diperlihatkan dari Indonesia.

Ini semua menjadi bukti bahwa program nuklir untuk keselamatan, pangan, dan makanan di Indonesia telah berjalan sesuai alurnya,’’ ujar pria kelahiran 9 Mei 1947 di hadapan puluhan delegasi yang memadati stan Indonesia. Selain mencicipi makanan, Amano juga menjajal manisnya mangga gedong gincu Indonesia yang telah diradiasi gamma untuk tujuan karantina.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian, Haryono, memberikan apresiasi kepada instansi nuklir Indonesia, dalam hal ini Batan dan Bapeten dalam partisipasinya di pameran dan sidang umum IAEA ke-56 kali ini. ’’Pengembangan teknologi nuklir bisa berjalan ke arah semakin baik.
Kita telah membuktikannya dengan keikutsertaan di pameran nuklir untuk keselamatan pangan tahun ini,’’ tandas Haryono. Di lain pihak, Sidang Umum IAEA ke-56 di Wina telah dipilih Presiden baru yaitu Carlor Hurero, yang berasal dari Uruguay.

Acara yang dihadiri delegasi dari berbagai negara anggota IAEA seluruh dunia, dibuka oleh Presiden Conference Cornel Feruta, dengan membacakan status pelaksanaan keputusan dalam konferensi sebelumnya, yaitu sidang umum IAEA ke-55, 2011.

Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Kepala Bapeten, Dr. As Natio Lasman, terdiri atas perwakilan Instansi Batan, Bapeten, Perutap RI di Wina, dan Kemenristek. Direktur Jenderal IAEA, Yukia Amano menyampaikan pidatonya yang berintikan antara lain pelaksanaan kegiatan IAEA tahun 2011–2012.

Beberapa topik kegiatan yang perlu difokuskan, salah satunya modernisasi Laboratorium IAEA di Seibersdorf. Laboratorium tersebut perlengkapannya agar dapat lebih mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Khususnya aplikasi teknik nuklir di bidang kesehatan, pangan, air, dan lingkungan.

Dengan demikian, tujuan utama dari pemanfaatan teknik nuklir untuk tujuan damai, tetap dapat diaplikasikan. Program peningkatan fasilitas dan fungsi dari Laboratorium IAEA di Seibersdorf ini, mulai 2012 hingga 2013. Amano menegaskan, berkaitan dengan peningkatan Nuclear Safety, Security, Nuclear Emergency Preparadness, dan Verification, IAEA telah melakukan banyak hal, di antaranya meningkatkan kapasitas SDM.

Lebih kurang 100 negara dengan jumlah 12.000 orang, telah mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini menjadi perhatian IAEA, berkenaan dengan lesson learnt dari kejadian kecelakaan di PLTN Fukushima Daiichi, juga untuk mengantisipasi adanya bahaya ancaman terorisme. Amano berharap agar di masa mendatang, kegiatan ini akan tetap menjadi program utama IAEA.

(indopos.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar