Anda tentu sudah
tahu apa kata media-media massa Amerika tentang Iran :
negeri terbelakang, totaliter, tidak demokratis, dihuni orang-orang yang kejam
dan lain sebagainya. Bagi orang-orang yang telah belajar tentang Iran dan pernah berkunjung ke Iran hal
tersebut tentu sangat bertolak belakang.
Sebelum revolusi Iran tahun 1979 dan Iran masih dikuasi oleh regim boneka Amerika, kota-kota Amerika di delta sungai Mississippi relatif lebih baik dalam pelayanan kesehatan masyarakat dibandingkan kota-kota di Iran. Namun setelah tahun 1980, kondisinya berbalik. Pemerintah
Dengan sistem pelayaan kesehatan yang baru itulah Iran mencapai kemajuan yang mencengangkan yang diperlihatkan oleh turunnya angka kematian bayi dari 200 per 1.000 kelahiran menjadi 26 per 1.000 kelahiran sementara angka kematian bayi di delta Mississippi 10 x lipat angka kematian bayi di Iran. Hal itulah yang mendorong sekelompok pekerja sukarela Amerika bulan ini terbang ke
"Kenapa tidak mencobanya (cara Iran)?" kata Dr. Aaron Shirley yang telah bekerja di delta Mississippi selama 40 tahun dan kini mengepalai upaya untuk mengakhiri sistem layanan kesehatan yang buruk di wilayah ini dimana hampir 3 dari 10 bayi yang lahir harus meninggal dunia dan masyarakatnya dihinggapi berbagai penyakit massal seperti diabetes, sakit jantung dan hanya sedikit dari masyarakatnya yang memiliki asuransi kesehatan, kondisi yang sangat jauh berbeda dengan "impian Amerika" yang ditayangkan di film-film dan "Voice of America".
Sebuah proyek kerjasama kini tengah dijalankan yang melibatkan Jackson State University (Amerika), Shiraz University of Medical Sciences (Iran), perusahaan konsultan kesehatan Oxford International Development Group, serta Jackson Medical Mall, dengan tujuan menyediakan layanan kesehatan masyarakat yang baik di kota-kota delta Mississippi. Dr. Aaron Shirley adalah ketua dari proyek ini.
"Kami berharap proyek ini dapat menciptakan saling percaya antara kedua negara," kata Mohammed Shahbazi, seorang profesor kelahiran
Yang masih menjadi kendala adalah bagaimana mendapatkan dana bagi proyek ini. Dr. Shirley telah terbang ke
"We're hoping to get somebody's attention eventually. In the meantime, everything is being scrounged," kata Shirley.
Dalam proyek ini pasien yang dirawat dibebaskan dari biaya, namun bagi para pekerja kesehatan masih belum jelas apakah akan mendapatkan gaji atau tidak mengingat kurangnya dana. Dengan proyek ini warga yang sakit bisa mendapatkan layanan kesehatan dan pengobatan di posyandu yang disediakan dimana para pekerja kesehatan yang telah dilatih (bukan dokter) memberikan layanannya kesehatan dasar seperti diagnostik awal dan tes tekanan darah sebelum diputuskan apakah pasien harus mendapatkan layanan lebih serius di klinik atau rumah sakit.
James Miller, managing director Oxford International Development Group yang terlibat dalam proyek, berharap UU kesehatan yang baru disahkan presiden Obama bisa mengakomodasi proyek ini. UU baru tersebut telah mengamanatkan dana program pencegahan penyakit senilai $15 miliar selama 10 tahun. Meski demikian ia tidak terlalu optimis mengingat proyek yang dijalankannya itu tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat. "Mereka mendanai program-program seperti edukasi penyakit diabetis dan bukan implementasi sistem kesehatan yang kini tengah usahakan dengan program ini," tambah Miller.
Jubir departemen kesehatan AS Tara Broido menolak berkomentar tentang program seperti yang tengah diupayakan Dr. Shirley namun berargumen bahwa program yang dilakukan pemerintah bersama Delta Health Alliance senilai $110 juta telah menunjukkan hasil positif, termasuk pendirian klinik-klinik gratis di Greenville. Namun Miller dan Shirley menolaknya dengan mengatakan bahwa program mereka bisa menghemat dana jutaan dolar dana masyarakat tidak perlu menjalani perawatan yang tidak perlu disamping dampak tidak langsung dari pencegahan penyakit.
Pos-posyandu juga bisa mengurangi tingkat pengobatan yang berulang, tambah Shirley. Pasien seringkali mengabaikan perawatan jalan setelah meninggalkan rumah sakit. Dengan adanya posyandu yang dekat dengan pemukiman, pasien dapat meneruskan pengobatannya tanpa harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun terlebih lagi posyandu yang beroperasi secara reguler itu mampu menekan angka kematian karena penyakit ataupun kecelakaan.
Sebanyak 11 county (setingkat kecamatan) di daerah delta
(cahyono-adi.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar