terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael
Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini
diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan.
Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US
dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael
Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia
kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana
rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia
Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian
sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi
negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan,
dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh
sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih
banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan
politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya
sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah
tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam
pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan
politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya
Kedubes AS di Tehran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas)
dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian
terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi
Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon,
Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan—akhirnya para pejabat tinggi CIA
menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari
Badan Intelijen Inggris.
Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan
negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di
antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari
politik Syah Iran.
Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor
terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politikmarja'iyah(kepemimpinan
agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang
hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui
upacara-upacara kesedihan secara luas.
Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding
muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga
independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus
dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40
juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini,
ada tiga tahap program:
1.Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah
lengkap pengikutnya.
2.Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan
permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka
membenturkan Syiah dengan suni yang merupakan mayoritas muslim, lalu
menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
3.Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama,
CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang
dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian
tentang upacara kesedihan bulan Muharram.
Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
*.Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
*.Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa
perbedaan-perbedaan di antara mereka?
*.Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
*.Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan suni?
*.Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap
pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di
berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para marja'Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di
setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga
sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (paramarja')
tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak
Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi,marja'Syiah saat itu, Inggris
tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan
segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada
akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu
lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para
penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan
tirani Syah. Di Lebanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer
Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga
terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa
berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian,
dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti
slogan lama Inggris: "Pecah-belah dan Kuasai" (Divide and Rule), kami
memiliki slogan baru: "Pecah-belah dan Musnahkan" (Divide and
Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
1.Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan
aksi-aksi anti-Syiah.
2.Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi
mereka dari masyarakat muslim lainnya.
3.Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
4.Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka
sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan
danSipah-e Sahabahdi Pakistan).
5.Menyebarkan propaganda palsu tentang para marjak dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala.
Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah
tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan
memukul dada dan melakukan "upacara kesedihan" (azadari). Penceramah
dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena,
azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat
menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi
kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
1.Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan
memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang
berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke
dalam upacara-upacara azadari (wafat para imam ahlulbait).
2.Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak
mengetahui akidah Syiah.
3.Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan
mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan,
mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan
kepada para marjak dan ulama Syiah.
4.Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan
bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
5.Tampilkan praktik azadari(seburuk mungkin), sehingga muncul kesan
bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh
khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu
orang lain.
6.Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar,
termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik
azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat
ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan
memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
7.Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk
membasmi mereka secara tuntas.
8.Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
9.Berbagai topik anti-marja'iah harus disusun, lalu diserahkan kepada
para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas.
Marja'iah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan.
Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga
mudah untuk menghancurkan mereka.
M. Anis Maulachela
(ejajufri.wordpress)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar