Sebagai bagian dari pelaksana rangkaian kegiatan Festival Budaya Indonesia di Tehran, Ampiateater Pusat Kebudayaan Andisheh pada 19 September 2013 didatangi para peminat film yang tidak sabar menanti pemutaran film Indonesia.
Alunan musik angklung yang lagi-lagi dimainkan oleh 14 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Mutahhari Bandung dan membawakan lagu-lagu besutan artis Indonesia dan Iran memukau para hadirin. Keunikan instrumen musik tradisional Jawa-Barat yang terbuat dari bambu ini juga menyihir keingintahuan para audiens yang hadir.
Keingintahuan akan budaya Indonesia juga menjadi momentum menarik dalam acara ini. Seorang hadirin wanita tampil ke depan panggung dan menanyakan sekelumit terkait kehidupan keluarga perempuan di Indonesia yang ditanggapi oleh Dubes RI untuk Iran Dian Wirengjurit dengan jawaban serius namun penuh guyon yang semakin memeriahkan suasana amphiteater hingga beranjak ke acara resmi berupa sambutan dari masing-masing Dubes Diandan Dr. Deshiri, Deputi Bidang Riset dan Pendidikan di Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran.
Film Laskar Pelangi tampil mengawali pembukaan Festival Film Indonesia di Iran yang akan berlangsung hingga 25 September 2013 di Pusat Kebudayaan Andisheh ini.
Didirikan di Tehran pada 2009 dengan area seluas 7.000 m2, Pusat Kebudayaan Andisheh hingga saat ini merupakan terbesar dari sekitar 40 pusat kebudayaan yang ada di Iran.
Sejak Revolusi Islam 1979, Iran terus aktif menyebarkan warisan kebudayaan Persia dan Islam baik ke dalam maupun luar negeri. Andisheh saat ini mencakup 1 amphiteater berkapasitas 400 orang, teater 200 orang dan beberapa ruang galeri foto dan lukisan serta pusat pendidikan budaya. (IRIB Indonesia/KBRI Tehran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar