"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 13 Agustus 2013

Relawan Indonesia Rayakan Idul Fitri Bersama Masyarakat Gaza

Relawan Indonesia yang sedang melaksanakan amanah pembangunan Rumah
Sakit Indonesia merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1434 bersama
masyarakat Gaza ditengah jauh dari keluarga dan sanak saudara serta
kondisi blokade semakin diperketat di daerah kantong Palestina itu.
Hal itu disampaikan koresponden Mi'raj News Agency (MINA) di Jalur
Gaza, Muhammad Husain, Sabtu (10/8).

"Alhamdulillah, Pada 1 Syawal 1434 atau Kamis,8 Agustus 2013, para
relawan Indonesia yang saat ini sedang mengemban amanah pembangunan
RSI telah melaksanakan shalat Idul Fitri bersama masyarakat Gaza,"
kata Husain kepada Kantor Berita Islam MINA.

Sekitar 33 relawan RSI melaksanakan shalat Idul Fitri 1434 di lokasi
terpisah. Sebagian shalat di lapangan Maidan Syeikh Zaid tepat
samping Masjid Besar Syeikh Zaid di Bayt Lahiya, Jalur Gaza Utara
yang berjarak kurang lebih 100 meter dari RSI.

Sementara sebagian yang lainnya, sekitar 12 relawan melaksanakan
shalat Ied bersama Perdana Menteri Palestina Dr. Ismail Abdussalam
Haniyah di Lapangan Sepak Bola "Yarmuk", pusat Kota Gaza.

"Meskipun para relawan datang sedikit terlambat karena jarak yang
ditempuh cukup jauh. Namun, Alhamdulillah para relawan Indonesia
ditempatkan di barisan terdepan jama'ah shalat Ied bersama
tokoh-tokoh pemerintahan baik itu para menteri, anggota parlemen,
mufti, dan lainnya," ujarnya.

Shalat Ied di lapangan Yarmuk di pimpin langsung oleh Ismail Haniyah
yang kemudian dilanjutkan dengan khutbah Ied yang juga di bawakan
olehnya.

Dalam pidato Idul Fitri, Haniyah mengucapkan selamat hari raya kepada
seluruh masyarakat Palestina khususnya di Jalur Gaza. Dia mengingatkan
kembali akan kegigihan masyarakat Gaza yang berhasil memukul mundur
para penjajahIsrael dari tanah Gaza setelah sebelumnya sempat di
kuasai beberapa tahun silam.

Petinggi gerakan Perlawanan Hamas yang sering disapa Ismail Haniyah
juga mengucapkan selamat hari raya kepada para tahanan Palestina yang
hingga saat ini masih berada di balik jeruji besi penjara penjara
Israel. Dia mengingatkan mereka bahwa kemenangan semakin dekat.

Haniyah juga menyapa serta mendoakan para syuhada Palestina yang
gugur dalam perjuangan mengembalikan kebebasan mereka.

Muhammad Husain melaporkan, setelah mengisi khutbah, sang perdana
menteri langsung meninggalkan lapangan Yarmuk. "Tidak seperti di
Indonesia, maka di Gaza Tidak ada acara salam- salaman oleh para
jamaah selepas Shalat Ied," ungkapnya.

Sebelumnya, para relawan RSI itu melaksanakan menghabiskan 10 Ramadhan
terakhir dengan melakukan iktikaf di Masjid Glebo, Jalur Gaza.
Bahkan saat puasa Ramadhan pun para relawan yang merupakan unpaid
volunteers (sukarelawan yang tidak dibayar) dari Medical Emergency
Rescue Committee (MER-C ) bekerja sama dengan Pesantren Al-Fatah
Indonesia masih menjalankan pekerjaan seperti mulai melaksanakan
mekanikal elektrikal (ME), pengecatan, pemasangan dinding batu alam
(Hajar Quds), perataan jalan dan halaman RSI, pagar dinding,main
entrance dangranolitik .
Progress RSI sendiri sudah pada tahap kedua. Pembangunan RSI
direncanakan selesai pada akhir 2013.

Husain merupakan mahasiswa Universitas Islam Gaza mengungkapkan, pada
dasarnya kebiasaan hari raya Idul Fitri di Gaza tidak terlalu berbeda
dengan di Indonesia. Seperti memakai baju baru selama hari Idul Fitri
dan berkunjung ke rumah-rumah sanak saudara dan tetangga.

Namun, ada satu kondisi yang sangat berbeda antara Idul Fitri di Gaza
dan Indonesia. Jika di Indonesia masyarakat bisa bebas "mudik" ke
kampung halaman mereka, maka di Gaza yang mayoritas masyarakatnya
adalah kaum pendatang (pengungsi) maka hal tersebut bisa di katakan
mustahil untuk saat ini.

Setelah Hamas memenangkan pemilu pada 2006, sejak Juni 2007, Israel
telah memperketat blokade jalur darat dan laut untuk mengisolasi Jalur
Gaza dari akses keluar masuk menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds
di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh
dunia.
Karena penutupan Rafah dan penghancuran terowongan baru-baru ini
dengan adanya krisis internal Mesir, Gaza kini semakin terang seperti
penjara terbuka terbesar di dunia dengan pembatasan hak-hak dasar
mereka.


Mi'raj News Agency (MINA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar