"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Sabtu, 15 Juni 2013

Begini Cara Warga Iran di Jakarta Ikut Pemilu Presiden

Ratusan warga Iran yang bermukim di Jakarta menggunakan hak pilih mereka hari Jumat untuk memilih Presiden ke-7 dalam ajang pesta demokrasi pemilu. Pemungutan suara berlangsung di gedung Kedutaan Besar Iran, yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. 


Sejak Jumat pukul 10:00 WIB, tercatat sudah puluhan orang yang menggunakan hak suaranya di gedung kedutaan. Menurut Atase Pers dan Hubungan Media Kedubes Iran, Ali Pahlevani Rad, para warga sudah mulai berdatangan sejak pukul delapan pagi tadi. 

"Kami membuka gedung kedutaan dari pukul delapan tadi. Dan sejauh ini warga yang datang sudah cukup banyak. Proses pemilu sendiri di Iran baru dimulai pukul 10.30 waktu Indonesia," ujar Ali yang ditemui VIVAnews di gedung Kedutaan. 

Ali menyebut tidak terlalu banyak jumlah warga Iran di Jakarta. Ada sekitar 300 orang yang direncanakan akan memberikan hak suara mereka pada hari Jumat ini. 

Mereka dapat mendatangi gedung kedutaan hingga pukul enam sore nanti. Sementara di Iran pemilu akan berlangsung sampai pukul 10 malam. 

"Apabila antusiasme warga tinggi, maka waktu pembukaan TPS akan diperpanjang hingga pukul 12 malam," ucapnya. 

Dia mengaku optimistis semua warga Iran di Jakarta akan menggunakan hak suaranya, karena berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya seperti itu. Dia juga menjelaskan pihak Kedutaan sudah menyebarkan informasi soal pemilu Iran yang berlangsung hari ini sejak jauh-jauh hari.

"Kami memiliki data mengenai warga Iran yang tinggal di Jakarta dan Indonesia. Oleh sebab itu kami mengirimkan informasi melalui surat elektronik dan memasang pengumuman di tempat-tempat di mana warga Iran biasa berkumpul," kata dia. 

Kemudian dia menjelaskan proses mekanisme warga Iran memilih di kedutaan. Menurut Ali, warga tinggal datang ke gedung kedutaan dengan membawa buku identitas yang dikeluarkan Pemerintah Iran atau paspor. 

"Setelah itu, pihak panitia akan mengisi sebuah form di bagian kiri surat suara yang berisi identitas mereka. Sementara surat suara tanpa identitas diberikan kepada warga untuk ditulis calon Presiden pilihannya," papar Ali.

Cap Identitas

Berbeda dengan di Indonesia yang menggunakan tinta untuk jari sebagai bukti, maka panitia pemilu akan mencap buku identitas mereka. Selain itu warga juga diharuskan menaruh sidik jarinya di surat suara sebagai bukti.

Di gedung kedutaan terdapat dua orang panitia yang merupakan warga Iran, namun bukan karyawan di sana. 

"Jadi ada tim panitia yang bukan bagian dari orang kedutaan dan tidak bekerja untuk pemerintah untuk menghitung suara. Di sini ada dua panitia. Setiap orang memiliki tugas yang berbeda, ada yang melakukan inspeksi lalu ada juga yang membantu proses registrasi," ujar Ali. 

Masih menurut Ali setelah surat suara dihitung, maka panitia itu yang menandatangani hasilnya. Kemudian data itu akan dikirim langsung ke Iran. 

Sementara untuk hasil resmi, menurut Ali, baru akan diumumkan oleh Komisi Pemilu Iran pada dua hari mendatang. Dalam pemilu Iran kali ini, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad sudah tidak boleh lagi mencalonkan diri. 

Hal itu disebabkan dia sudah dua kali menjabat sebagai Presiden. Terdapat enam kandidat yang dapat dipilih warga Iran. 

Mereka adalah Saeed Jalili, Mohsen Rezaei, Hassan Rouhani, Mohammad Ghalibaf, Mohammad Gharazi, dan Ali Akbar Velayati.


Ikut Pemilu, Warga Iran Bawa Buku Khusus


Komisi Pemilihan Umum Iran mempunyai cara khusus yang diyakini dapat mencegah terjadinya penipuan Pemilu, seperti pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari sekali. Pihak pemerintah mengeluarkan sebuah buku yang digunakan sebagai dokumen identitas dan dibawa setiap pesta demokrasi pemilu digelar. 

Demikian ungkap Atase Pers dan Hubungan Media Kedutaan Besar Iran, Ali Pahlevani Rad. Dia berbincang dengan VIVAnews pada Hari Pemilu Iran yang berlangsung Jumat, 14 Juni 2013.

Ratusan warga Iran yang berdomisili di Jakarta memberikan hak pilih pada Pemilu Presiden yang berlangsung di Kedubes Iran. Ali mengatakan setiap pemilih punya identitas dan dokumen itu memiliki banyak fungsi penting. 

"Buku ini dikeluarkan oleh pemerintah Iran kepada tiap warganya. Di dalam buku ini terdapat lembar keterangan apabila warganya telah menikah dengan mencantumkan identitas isteri dan lembar khusus untuk tempat stempel sudah mengikuti pemilu," ungkap Ali. 

Menurut Ali, buku ini akan selalu diminta oleh tim panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat seorang warga Iran akan memberikan hak suaranya di pemilu. Selain itu mereka akan memeriksa dengan seksama apabila terdapat lebih dari satu stempel pemilu. 

Namun, bagi warga Iran yang berada di luar negeri dan lupa membawa buku identitas tersebut, mereka dapat menunjukkan buku paspor sebagai identitas diri.
Selain itu, untuk mencegah adanya pemilih ganda, setiap warga wajib membubuhkan cap sidik jari di surat suara yang akan dimasukkan ke kotak suara. 

"Cara ini kami rasa ampuh untuk mencegah terjadinya kecurangan selama proses pemilu berlangsung," ujar Ali. 

Selain itu, Ali menyebut warga Iran yang ada di tanah airnya dapat menggunakan hak suara mereka di mana pun dan tidak perlu terdaftar terlebih dahulu di TPS tertentu. Ini berbeda dengan sistem pemilu yang diterapkan di Indonesia yang mengharuskan warganya untuk menggunakan hak suara sesuai dengan domisili mereka. 

"Dalam pemilu kami, setiap warga dapat memilih di TPS mana pun yang mereka mau. Kami tidak membatasi hal itu, selama mereka membawa buku identitas tersebut," kata dia.

(viva.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar