"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Selasa, 11 Juni 2013

Azam Irajizad, Kepala Pusat Riset Sains dan Nanoteknologi Universitas Industri Sharif

Salah satu wanita sukses di Iran adalah Dr. Azam Irajizad yang lahir pada tahun 1955 di Tehran. Dia menyelesaikan studi strata I fakultas Fisika Universitas Industri Sharif Tehran, dan melanjutkan studi sampai jenjang doktoral di universitas Sussex Inggris. Tahun 1990 dia merampungkan studi post doktoral di bidang fisika dasar sebelum mengabdi di universitas Industri Sharif. Selama tiga tahun dia dipercaya memimpin fakultas fisika di universitas yang sama dan selama empat tahun menjabat sebagai deputi penelitian fakultas fisika. Saat ini Irajizad menjadi dosen dan menjabat kepala pusat riset sains dan teknologi nano universitas Industri Sharif.


Dr. Azam Irajizad adalah wanita pertama yang menjabat sebagai dekan di Universitas Sharif. Dia juga pendiri dan kepala pusat penelitian sains dan teknologi nano. Sejak tahun 2005 dia mengajar banyak mahasiswa di bidang nanoteknologi di tingkat doktoral. Selain di Iran, dia juga menjadi anggota berbagai lembaga fisika internasional yang diantaranya berpusat di Inggris dan Amerika. Irajizad dikenal sebagai salah satu ilmuan wanita muslimah yang menonjol di dunia. Banyak makalah ilmiah yang ditulisnya dan diterbitkan oleh berbagai majalah ilmiah berstandar internasional.


Berkat prestasi dan kerja kerasnya di bidang keilmuan, Dr. Irajizad memperoleh berbagai penghargaan. Dalam festival nanoteknologi kedua tahun 2007, dia terpilih sebagai pakar unggulan. Setahun sebelumnya dia dinobatkan sebagai peneliti terbaik di bidang nano. Penghargaan sebagai peneliti terbaik dia dapatkan dua tahun berturut-turut yaitu pada 2006 dan 2007 di Universitas Sharif. Tahun 2006 dia mendapat penghargaan sebagai peneliti terbaik keempat di bidang teknologi nano. Dia menulis lebih dari 100 makalah ilmiah yang diterbitkan di majalah-majalah bergengsi bertaraf internasional. Selain itu, dia juga menggarap 38 proyek ilmiah.

Dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang pekerjaan rumah dan aktivitas keilmuannya, Dr. Azam Irajizad mengatakan, "Tidak mudah mengatur pekerjaan rumah dan aktvitas di luar dengan baik. Tapi aku selalu berusaha untuk mengatur waktu serapi mungkin sehingga bisa secara serentak melaksanakan tugas sebagai ibu dan pekerjaan di luar. Berkenaan dengan pendidikan anak, aku dan suami bersama-sama mengemban dan menjalankan tugas ini dengan baik. Anak-anak belajar di sekolah-sekolah yang cukup bagus sehingga tidak banyak memerlukan bimbingan belajar dari kami. Karena itu, aku memfokuskan perhatian pada sisi pendidikan mereka. Kami mempunyai dua putri yang duduk di perguruan tinggi. Anak pertama kami yang berusia 30 tahun sedang menempuh studi tingkat doktoral di bidang teknik elektro. Dia sudah menikah dan suaminya juga mahasiswa tingkat doktoral. Putri kedua kami berusia 26 tahun dan sarjana kedokteran umum. Kami bangga dengan mereka karena telah terbekali dengan ilmu dan sifat-sifat insani yang mulia."

Mengenai faktor keberhasilannya, Dr Irajizad mengungkapkan, bahwa keberhasilan itu ditunjang oleh kehidupan yang damai, serta suami penyayang yang setia menemani dan membantunya dalam semua hal. Suami Dr Irajizad adalah rekan kerjanya sendiri dan dosen ilmu fisika. Dr Irajizad menambahkan, "Aku merasakan kedamaian karena suamiku adalah rekan kerjaku sendiri. Kami belajar bersama dan membagi pekerjaan rumah. Kami saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah."

Saat ditanya apa yang mesti dimiliki perempuan untuk bisa terjun beraktivitas dalam masyarakat, Dr Irajizad mengatakan, "Semua harus percaya kepada diri sendiri. Pertama dia harus berusaha mengenali potensi diri lalu menyesuaikannya dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian mereka akan bisa beraktivitas dengan baik. Dalam hal ini, hal-hal yang bersifat normatif akan menemukan maknanya seperti jilbab. Jika kita ingin leluasa beraktivitas tanpa ada diskriminasi gender maka kita harus menjaga batas-batas yang sudah digariskan oleh agama termasuk masalah cara berpakaian yang layak bagi wanita muslimah. Orang harus pertama-tama menghargai diri sendiri dan martabatnya sehingga orang lain akan menghormatinya sebagai manusia yang bermartabat. Jika seorang perempuan tampil semaunya di tengah masyarakat sementara orang lain menghakimi dengan pandangan luar, maka yang muncul bukan penghormatan kepada identitas kemanusiaannya. Karena itu, perempuan semestinya tampil dengan pemikiran dan nilai-nilai insani. Masalah berikutnya adalah mereka harus memiliki tujuan. Pekerjaan luar tidak boleh berbenturan dengan kewajiban di rumah sebagai ibu dan istri. Memang bukan hal yang mudah. Tanpa komitmen tinggi salah satunya akan terkorbankan. Bagi perempuan, semua itu harus berjalan seimbang."

Dr. Azam Irajizad menyatakan syukurnya kepada Allah karena usaha dan prestasi para ilmuan dan akademisi di Iran mendapat penghargaan yang layak, khususnya berkaitan dengan dirinya dan wanita-wanita sukses lainnya. Dia juga mengungkapkan sukacita dan kebanggaannya karena semua jerih payahnya ikut membantu kemajuan negara. 



tambahan:
Wanita Sukses di Iran; Soudabeh Davaran, Peneliti Nanoteknologi
http://indonesian.irib.ir/tokoh1/-/asset_publisher/2kV3/content/wanita-sukses-di-iran-soudabeh-davaran-peneliti-nanoteknologi

Fereshteh, Dini dan Nasrin, Tiga Wanita Ilmuwan Nanoteknologi Iran
http://indonesian.irib.ir/tokoh1/-/asset_publisher/2kV3/content/fereshteh-dini-dan-nasrin-tiga-wanita-ilmuwan-nanoteknologi-iran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar