Gubernur Papua Lukas Enembe hadir bersama jajaran Muspida
Papua. Dia menegaskan, semangat
ke-Indonesiaan warga Papua untuk memperkokoh integrasi Papua sebagai bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Acara juga sekaligus menjadi ajang soft launching Papua Siap Menjadi Tuan Rumah PON 2020 itu. Sehingga hadir juga atlet-atlet nasional asal Papua, seperti Okto Maniani, Patrich Wanggai, Ferry Pahabo, Gerard Pangkali; dan Metu Duaramuri. Nampak juga artis-artis asal Papua seperti Lala Suwages, Nobo Sasamu, dan Bona Pascal.
Dalam sambutannya Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, Papua bangga menjadi bagian dari
“Banyak kemajuan yang sudah dicapai Papua selama bergabung dalam NKRI. Banyak juga kontribusi Papua untuk
Lukas menandaskan, tidak ada sekat-sekat, tidak ada hitam putih, semua yang ada di Papua sama dengan semua yang ada di NKRI, semuanya sama ‘Merah Putih’.
Dia juga mengemukakan, banyak anak-anak Papua yang mewakili
Karena itu, Gubernur Lukas Enembe mengimbau agar pemerintah membei kesempatan kepada Papua untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 mendatang.
“Kami akan tunjukkan mampu menjadi tuan rumah yang baik,” tandas Lukas.
Lebih lanjut Lukas menyatakan, semangat ke-Indonesia-an masyarakat Papua akan kokoh bila diberi banyak kesempatan.
(tajuk.co)
Tangani Masalah Papua, Pemerintah Harus Libatkan Putra-Putri Tanah Cendrawasih
Pemerintah diminta segera melakukan diplomasi secara intensif dengan mengoptimalkan putra-putri bangsa yang berasal dari tanah Cendrawasih yang punya pemahaman tentang realitas sosial di Papua yang sangat baik dan rasa nasionalisme yang tinggi.
Hal ini dilakukan guga mengantisipasi pecahnya pertikaian yang melibatkan aparat keamanan di
"Kita harus mengantisipasi terjadinya pertikaian antara beberapa masyarakat Papua yang dijadikan alat oleh OPM untuk berkonflik dengan TNI kita. Di dalam negeri OPM memperalat masyarakat Papua untuk mencapai tujuan mereka dengan mengkontruksi konflik-konflik sosial, sehingga membentuk opini internasional terhadap konflik dan mendapat dukungan," kata Sosilog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina, dalam
Lebih lanjut Nia menjelaskan, semua pihak paham bahwa para elit OPM tidak ada yang tinggal di tanah Papua, semuanya berdomisili di luar negeri. Karena itu, Pemerintah harusnya belajar dari kasus sebelumnya, seperti kasus Timur-Timor dan konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh."Sehingga diplomasi luar negeri kita juga harus diintensifkan, pemerintah harus dapat menyakinkan dunia internasional bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI dan itu merupakan harga mati," urainya
Tidak sampai di situ, tegas Nia, pemerintah juga harus segera mengevaluasi kebijakan yang selama ini diterapkan dalam mencapai keadilan dan kesejahteraan di Papua dengan menggunakan pendekatan berbasis kemanusiaan.
"Jika kita kaji, permasalahan di Propinsi Papua juga terjadi di beberapa wilayah
(actual.co)
kunjungi http://www.soulofpapua.com/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar