Seperti burung pipit, meski hanya satu tetes air ingin menyelamatkan kobaran api yang membakar nabiALLAH Ibrahim, sekelompok anak muda Makasar mencoba membantu Palestina dengan mengenang 65 tahun nakba. Ketika menyaksikan negara-negara arab, LIGA ARAB,PBB tak kuasa membantu Palestina bahkan menjadi penopang penjajahan Israel sepertinya usaha sekelompok mahasiswa Makasar ini sia-sia. Tapi tidak begitu seloroh Juliadi, moderator peringatan Nakba mengawali acara. Usaha ini tidak akan sia-sia, karena kita adalah para penerus ajaran para nabi, pantang menyerah pada ketidakadilan.
Sekitar 300 mahasiwa dari berbagai organisasi ektra dan intra kampus Makasar menghadiri peringatan nabkba. Acara dibuka dengan bunyi kendang dan suara gitar sekelompok mahasiwa menyanyikan lagu we “will not go down’ karya michel heart. Dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Quran, pembacaan puisi, menyanyika lagu Indonesia Raya.
Berlanjut dengan dialog publik dimulai oleh Muza Kazhim MA, pengamat timur tengah dari Universitas
Mereka telah memanipulasi sejarah dengan merekontruksi dan merevisi sejarah
Kedua dari sisi kultural, banyak propaganda disisipkan melalui film cerita maupun dokumenter, disebarkan keseluruh dunia. Inilah yang disebuh dengan control of mind.
Sisi unik Isu Palestina adalah kesucian tanah masjidil haram, sehingga sampai kapanpun tak akan berubah bagi pemeluk muslim. Karena hal tersebut, membawa dampak dari sisi perlawanan berbeda dengan perlawanan lain yang gampang di telan zaman, seperti perlawanan suku maya.
Sering kali menurut Musa, kita merasa hebat jika bisa membantu Palestina, seolah kita tidak mempunyai urasan domestik yang lebih penting. Pandangan ini salah, karena sebenarnya dengan menolong orang lain pada dasarnya kita menolong diri sendiri. Pada saat memberi, kita diberi. Orang menyangka dengan membantu Paestina yang nun jauh di
Pelajaran yang bisa diambil saat kita mencoba menolong Palestina adalah, isu Palestina bisa mempersatukan banyak gerakan baik internal dan antar umat kristen mapun Islam. Dan yang lebih peting menurut Musa, bahwa ketika kita membantu Palestina kita sedang membangun kesadaran pada jalan yang benar, jalan ini selamanya akan kita pilih sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan universal.
Sedikit berbeda dengan Idrus Taba, menurutnya kelanggengan penjajahan
Sedangkan Ir. Mujtahid Hashem lebih melihat peran legitimasi hukum Internasional PBB bukan sebagai penyelesai masalah akan tetapi malah menjadi instrumen kelanggengan penjajahan
Peringatan Nakba tahun ini di
(voiceofpalestine.net)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar