Potensi laut Indonesia yang kaya nan luas masih banyak yang belum tergali, minimnya perhatian dan kurangnya alokasi dana pemerintah menjadikan potensi itu terbengkalai sia-sia. Hal inilah yang menjadikan kekayaan biota laut indonesia surga riset bagi peneliti asing, tujuannya tidak lain untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara. Dan sayangnya ini sudah terjadi sejak lama.
Bukan hanya di lautan, semua kekayaan dan sumber daya alam di daratan pun tak lepas dari penelitian mereka, bahkan data akurat sumber daya alam bangsa ini sudah dimiliki Amerika.
Merujuk catatan Hendrajit di situs The Global Refiew, bahwa satelit-satelit pengindra Sumber Daya Alam (SDA) Amerika Serikat LANDSAT-1 sampai VII selama ini telah melintasi wilayah udara Indonesia pada ketinggian 36 ribu km di atas bumi. (Rujuk situs: GFI)
Lanjut catatan itu, Menurut Arie Sukiasto, pakar politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, dari pantauan satelit-satelit pengindra SDA tersebut, berhasil menemukan beberapa data penting bahwa mulai dari Aceh hingga Papua, ternyata penuh dengan cekungan Minyak Bumi dan Mineral Gas. Sudah barang tentu serangkaian data-data ini selain penting juga strategis dari sisi kepentingan nasional Amerika. Dengan demikian, Amerika punya referensi yang faktual dan terukur untuk menguasai daerah-daerah
Menurut Direktur Eksekutif Global Future Institute itu, gara-gara terjadinya pembantaian warga Muslim Syiah di Sampang, daerah ini mulai terungkap kandungan minyaknya yang cukup besar di
Kepekaan untuk menjaga wilayah dan kekayaan bangsa ini haruslah menjadi perhatian semua pihak, bukan hanya pemerintah saja, tapi semua komponen bangsa harus menaruh perhatian lebih bagi kepentingan anak cucu bangsa ini kedepan.
Sikap kurang setuju pihak Indonesia Maritime Institute (IMI) terhadap rencana Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang bekerja sama dalam riset kelautan dengan salah satu universitas di Eropa, perlu diapresiasi dengan baik.
Karena menurut Dondy Arafat, direktur Litbang IMI, kapal yang akan digunakan dalam penelitian itu disinyalir mencuri potensi laut Indoneisa yang masih terpendam. Kapal yang digunakan adalah kapal jenis penelitian RV S yang canggih, maka perlu dikhawatirkan mereka bisa mengambil data-data potensi di dasar laut.
"Kapal yang akan digunakan untuk riset itu dikhawatirkan akan mencuri data potensi laut
Dondy menilai penelitian geologi yang diajukan oleh pihak universitas tersebut, kalaupun berkaitan dengan prediksi iklim sangat mungkin akan dilakukan pengambilan sampel sedimen dengan 'cooring, untuk melihat ruas-ruas sedimen dasar laut yang berkaitan dengan pengaruh histori samudera akibat pengaruh fenomena fluida atasnya.
"Hal ini tentu saja sangat rawan dan bisa merugikan pihak
Belajar dari sebelumnya, kata Dondy, ada laporan dan keluhan yang disampaikan peneliti PPGL ketika menjadi counterpart kapal RVS saat riset di Timur Sumatera dan Jawa, mereka sangat tidak kompromi ketika peneliti Indonesia meminta sampel sedimen hasil cooring yang dilakukan RVS ini.
Negara-negara ASEAN saja seperti Filipina, aturan pengambilan sampel sedimen ini sangat ketat perijinan pengambilan sampel baik biota maupun sedimen. Bahkan pernah peneliti
Oleh karena itu, IMI menolak dengan tegas rencana tersebut dan meminta KKP mengehentikan rencana tersebut. Dan menyarankan agar KKP bekerjasama dengan BPPT, ESDM dan STP untuk melakukan riset tersebut, dan yakin pasti bisa, ujar Dondy Arafat
15 Januari 2013 yang lalu ada sidang Tim Koordinasi Perizinan Penelitian Asing (TKPIPA) yang dipimpin oleh Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenristek. sidang tersebut berlangsung di Museum Zoologi, Puslit Biologi LIPI, Cibinong.
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Siti Nuramaliana Prijono, saat itu dalam sambutannya menyampaikan bahwa kekayaan hayati Indonesia luar biasa potensinya, maka jangan mudah memuluskan permohonan ijin para peneliti asing.
“Maka penelitian, koleksi dan perlindungannya mutlak dijaga. Tidak hanya flora dan fauna, bahkan mikroba merupakan “sleeping beauty”, kedepan bakal menjadi besar kegunaannya," kata Siti.
Sebenarnya bangsa
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya kala itu mengatakan bahwa Kehadiran kapal baru yang canggih ini akan meningkatkan semangat dan motivasi para peneliti di PPPGL dalam menyelesaikan pemetaan geologi kelautan dan inventarisasi sumber daya energi dan mineral di seluruh wilayah perairan Indonesia serta melaksanakan berbagai kajian geologi kelautan guna mempercepat penyelesaian isu-isu nasional, terutama isu-isu kelautan yang berkaitan dengan sektor ESDM.
(islamtimes.org)
artikel terkait: Indonesia Harus Mewaspadai Manuver Udara dan Ruang Angkasa Amerika Serikat dan Jepang
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=603103463040516&set=pb.453919221292275.-2207520000.1365220501&type=3&theater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar