"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 29 Maret 2013

Pilpres Mendatang Iran, Target Baru Barat


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan, musuh sedang meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk menciptakan krisis seperti yang mereka ciptakan setelah pemilu presiden di Iran sebelumnya.


Berbicara di Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya, Mehmanparast menuturkan, pemilu presiden mendatang memberi harapan besar kepada musuh untuk menciptakan kerusuhan lain, tetapi mereka lupa bahwa momen itu merupakan poin untuk menunjukkan supremasi Iran.


"Pemilu presiden mendatang akan menyaksikan partisipasi luas dari rakyat yang antusias dan akan memainkan peran aktif," tambahnya, seperti dikutip IRNA.

Menurut Mehmanparast, arogansi global kini telah mengobarkan perang skala penuh terhadap Iran untuk mengisolasi negara dan menghalangi kaum muda untuk mencapai puncak keberhasilan teknologi dan sains.

"Musuh berupaya untuk menghantam Republik Islam dari dalam dan untuk alasan yang sama mereka telah menargetkan tiga unsur yang membawa kemenangan bagi Revolusi Islam," jelas Mehmanparast.

Dia menambahkan, persatuan, solidaritas dan komitmen terhadap prinsip-prinsip adalah tiga unsur di balik kemenangan Revolusi Islam.

"Musuh mencoba untuk menabur benih perselisihan dan menyulut protes warga dengan mengerahkan lebih banyak tekanan pada ekonomi," tandasnya.

"Ini adalah wajib bagi warga dari berbagai lapisan masyarakat untuk mematuhi pedoman dan perintah dari Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei," tutupnya.

Menteri Dalam Negeri Iran Mostafa Mohammad-Najjar telah mengumumkan bahwa pemilu presiden Republik Islam Iran akan digelar pada tanggal 14 Juni 2013.

Pendaftaran para kandidat presiden akan dilakukan mulai tanggal 7-11 Mei 2013. Presiden Mahmoud Ahmadinejad dipastikan tidak akan kembali bertarung dalam pilpres mengingat konstitusi menyebutkan, presiden hanya bisa menjabat selama dua periode berturut-turut.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menilai sabotese terhadap partisipasi luas rakyat Iran di pemilu presiden mendatang sebagai tujuan transparan musuh.


Rahbar Ingatkan Skenario Musuh Menjelang Pilpres


Rahbar Selasa (8/1) di depan ribuan warga kota suci Qom menekankan,"Salah satu strategi musuh untuk mencegah partisipasi luas rakyat di pilpres mendatang adalah dengan menyibukkan warga dengan berbagai isu politik, ekonomi dan keamanan, namun rakyat Iran lebih waspada dari apa yang diperkirakan musuh dan tidak akan tertipu dengan rencana usang ini."

Rahbar dikesempatan tersebut menjelaskan misi, strategi dan metode asing menghadapi pilpres kesebalas Republik Islam Iran. Beliau pun menegaskan pilpres akan digelar sesuai jadwal. "Seluruh pihak, bahkan mereka yang dari kecintaannya terhadap pemilu dengan rela memberi arahan kepada publik harus waspada dan jangan sampai terjebak dalam perangkap musuh sehingga membantu terealisasinya ambisi busuk mereka," tandas Rabhar.

Rahbar mengkritik mereka yang berusaha mendiktiken kepada rakyat bahwa pemilu tidak memiliki syarat lengkap dan menyebut sikap serta pidato seperti ini sebagai salah satu metode untuk membantu mensukseskan tujuan negara arogan. "Pemilu harus sehat dan benar-benar amanat serta para petinggi pemerintah dan pejabat non pemerintah harus mematuhi undang-undang, bertakwa dan jujur dalam menggelar pemilu yang sehat," ungkap Rahbar.

Ayatullah Khamenei seraya mengisyaratkan berbagai metode yang layak dan termaktub dalam undang-undang, memprediksikan digelarnya pemilu yang bersih dan sehat. "Komitmen seluruh pihak terhadap metode ini akan menjadi jaminan bagi terselenggaranya pemilu yang bersih, kecuali ada pihak yang bertindak di luar undang-undang seperti yang terjadi di tahun 1388 HS. Tindakan kelompok ini telah menyengsarakan rakyat dan diri mereka sendiri," tambah Rahbar.

Rahbar di pidatonya juga menegaskan bahwa partisipasi di pemilu merupakan sebuah hak dan kewajiban. "Setiap individu dan warga yang meyakini pemerintahan Republik Islam dan undang-undang dasar serta ingin menggunakan hak serta melaksanakan kewajibannya dan di antara mereka ada juga yang ingin membuktikan kelayakan mereka di depan pilihan rakyat," kata Rahbar.

Terkait kandidat presiden mendatang, Rahbar menandaskan, mereka yang ingin mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, selain harus menyadari tugas berat juga harus memperhatikan kelayakan yang diperlukan sesuai dengan arahan UUD yang dijadikan sandaran oleh Dewan Garda Revolusi.

Beliau menjelaskan, kandidat pilpres harus memiliki komitmen sejati terhadap pemerintah dan undang-undang dasar serta benar-benar ingin menerapkan UUD, karena dalam hal ini presiden akan diambil sumpah dan tentunya ia tidak dapat mengucapkan sumpah palsu.

Rahbar di bagian lain pidatonya mengingatkan bergabungnya pemerintahan arogan dunia menjatuhkan sanksi terhadap Iran dan perlawanan gigih rakyat. "Kubu arogan dunia tidak seperti masa lalu, namun kini mereka secara transparan mengungkapkan tujuan dari sanksi adalah membuat rakyat Iran lelah, memprovokasi rakyat bangkit menentang Republik Islam, meningkatkan represi terhadap pejabat Iran serta mengubah prediksi petinggi Tehran. Namun kecenderungan rakyat Iran terhadap ajaran murni Islam, revolusi dan kehormatan nasional kian hari semakin kuat. Ini bertentangan dengan keinginan musuh," tegas Rahbar. 

(irib.ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar