Revolusi Islam Iran – sebagai sebuah gerakan besar yang mengubah perimbangan politik regional dan internasional – telah menorehkan sejumlah prestasi gemilang sepanjang 34 tahun usianya. Pada tingkat regional dan dunia, Republik Islam Iran memberikan sebuah teladan modern dari kemajuan dan pembangunan yang bersandar pada Tuhan dan kepercayaan pada kemampuan kaum muda.
Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran,
negara-negara dunia ada yang berkiblat ke Barat
di bawah pimpinan Amerika Serikat dan ada yang berafiliasi ke Timur dengan
kepemimpinan Uni Soviet. Mereka semua ingin menciptakan keamanan dan
pembangunan dengan mengandalkan salah satu dari kekuatan global itu.
Republik Islam Iran telah membuka jalan baru bagi
bangsa-bangsa di bawah penindasan dan gerakan-gerakan pembebasan di dunia.
Pengabdian dan sepak terjang sistem Republik Islam pada tingkat nasional
mencakup banyak aspek kehidupan masyarakat. Pencapaian dan pengabdian itu dapat
dikelompokkan dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sains, dan teknologi.
Prestasi utama Revolusi Islam dalam bidang politik adalah tumbangnya rezim
monarki yang berumur 2.500 tahun dan terbentuknya pemerintah demokratis
religius berdasarkan ajaran-ajaran Islam.
Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran, liberal
demokrasi Barat dianggap sebagai satu-satunya sistem dan parameter untuk
membentuk pemerintahan demokratis. Pemerintah-pemerintah Barat telah meletakkan
dasar-dasar sistem sekular dan pemisahan politik dari agama dan sejalan dengan
itu, mereka melegalkan sistem imperialisme dan kolonialisme. Sementara tujuan
utama agama Ilahi adalah untuk perkembangan dan kesempurnaan manusia
berlandaskan pada tauhid, penyembahan Tuhan, serta seruan untuk memerangi
kekufuran, syirik, dan ateisme.
Kekuatan-kekuatan arogan dunia untuk menjarah
kekayaan bangsa-bangsa tertindas, menawarkan teori pemisahan agama dari
politik. Dengan mengisolasi ajaran-ajaran agama, mereka mampu mendominasi
pemikiran, budaya, agama, dan nasionalisme masyarakat Islam serta merampas
kekayaan alam mereka. Kemenangan Revolusi Islam di Iran telah meruntuhkan teori
pemisahan agama dari politik dan Kebangkitan Islam berubah menjadi sebuah
fenomena global.
Imam Khomeini ra setelah memberi pencerahan panjang
kepada rakyat, menyerahkan nasib untuk memilih bentuk pemerintahan kepada
mereka dengan menggelar referendum. Di antara prestasi besar kemenangan
Revolusi Islam Iran di bidang politik adalah partisipasi luas rakyat Iran dalam
menentukan bentuk pemerintahan melalui referendum, dan pelaksanaan referendum
untuk memutuskan nasib konstitusi, pemilu untuk memilih presiden, dan pemilu
untuk memilih anggota parlemen. Partisipasi rakyat Iran di seluruh urusan negara masih
terus berlanjut hingga sekarang. Rakyat Iran pada bulan Juni 2013 nanti
akan kembali mendatangi tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih presiden
baru untuk empat tahun mendatang.
Di bidang budaya dan sosial, Revolusi Islam juga
menorehkan banyak prestasi besar. Pada prinsipnya, Revolusi Islam Iran merupakan sebuah revolusi budaya dan
pencapaian-pencapaian di bidang lain diperoleh menyusul adanya perubahan
mendalam di ranah sosial dan budaya masyarakat Iran. Neo-kolonialis masih
mempertahankan strateginya untuk menjarah sumber-sumber kekayaan negara lain
dan menguasai budaya mereka. Strategi kaum imperialis untuk melestarikan
dominasinya di negara-negara koloni adalah membuat Muslim terasing dari budaya
murni Islam.
Imam Khomeini sepenuhnya memahami faktor-faktor
keterbelakangan umat Islam dan berkata kepada mereka, "Barat tampak silau
di tengah sebuah lapisan masyarakat dan kami mengira tidak ada yang lain
kecuali Barat. Ketergantungan pada pemikiran dan pola pikir Barat telah menjadi
sumber dari kebanyakan ketertinggalan bangsa-bangsa dan juga bangsa kami."
Pasca Revolusi Islam, menghidupkan budaya dan nilai-nilai Islam telah menjadi
prioritas baru dan semua sarana budaya dan seni dikerahkan untuk mengembangkan
budaya masyarakat Islam. Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah
mencanangkan program melawan buta huruf. Imam Khomeini membentuk Lembaga
Kebangkitan Melek Huruf yang berhasil menurunkan secara drastis angka buta
huruf di Iran.
Sebelum Revolusi Islam, angka buta huruf di Iran
mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka itu berhasil ditekan menjadi 10
persen. Prestasi cemerlang Lembaga Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan
berkali-kali mendapat pujian dan penghargaan dari lembaga- lembaga
internasional, termasuk UNESCO. Dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan
pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun,
terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai pelosok Iran.
Pemerintah dan para praktisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan
kurikulum dan metode pendidikannya dengan belbagai hasil temuan baru di bidang
sains dan teknologi.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah
ilmiah para ilmuwan Iran
yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah ternama dunia
kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah satu indikator kemajuan
sains di setiap negara. Ironisnya, meski media-media ilmiah Barat mengklaim
dirinya bersikap secara obyektif, namun sebagian masih menolak untuk merilis
makalah ilmiah para ilmuwan Iran.
Pasca Revolusi Islam, para pakar sains dan
teknologi di Iran
berhasil mencapai kemajuan yang pesat, bahkan tergolong sebagai lompatan
ilmiah. Teknologi nano sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi
dan rumit di dunia, telah bertahun- tahun menjadi fokus perhatian dan
penelitian para ilmuan Iran.
Teknologi ini bahkan bisa memperbaiki molekul dan sel-sel badan yang rusak.
Teknologi nano biasa dimanfaatkan untuk keperluan kedokteran, pertanian,
industri, dan bidang-bidang lain. Hingga kini, Iran tergolong sebagai negara maju
di bidang teknologi nano dan berhasil memproduksi sejumlah komoditas dengan
bantuan teknologi nano.
Adapun prestasi Revolusi Islam di bidang ekonomi
jauh lebih terasa dari sektor-sektor lain. Iran sebelum kemenangan Revolusi
Islam hanya dikenal sebagai negara dengan satu produk ekspor dan sepenuhnya
bergantung pada pendapatan minyak. Kondisi ini praktis menciptakan kerentanan
bagi stabilitas ekonomi Iran.
Pada masa itu, industri-industri Iran hanya mampu melakukan
perakitan dan itupun mengandalkan para pakar Barat. Sektor pertanian Iran juga
berada pada kondisi tragis dan hasil pertanian sangat rendah. Keadaan ini
mendorong migrasi warga desa ke kota
dan menciptakan berbagai krisis baru di tengah masyarakat.
Kemenangan Revolusi Islam telah menghadirkan
perubahan besar dalam industri dan pertanian Iran. Kaum muda Iran mulai
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan pada industri minyak.
Sekarang, para pakar Iran
memimpin pelaksanaan proyek-proyek raksasa di industri minyak mulai dari
eksplorasi, pengeboran, produksi, ekspor, penyulingan, dan distribusi. Padahal
sebelum revolusi, industri minyak Iran sepenuhnya dikuasai oleh
Barat. Saat ini, para ahli Iran
telah menguasai teknologi kecakapan dan mengantongi lisensi untuk memproduksi
38 produk petrokimia. Prestasi itu dicapai di bawah sanksi ilegal Amerika
Serikat dan Barat yang diberlakukan pada sektor energi dan perbankan Iran.
Ekonomi Iran dalam beberapa tahun terakhir
melakukan berbagai upaya untuk meminimalisasi ketergantungan terhadap ekspor
minyak mentah. Kini, ekspor non minyak Iran melebihi 40 miliar dolar per
tahun. Sebagian merupakan hasil dari ekspor produk olahan minyak dengan nilai
tambah tinggi di bidang industri petrokimia. Pengalaman membuktikan bahwa
ekspor produk petrokimia dengan nilai tambah tinggi ke pasar dunia menyebabkan
masuknya pendapatan valuta asing bagi Iran.
Sektor pertanian Iran memiliki berbagai potensi
besar dan beragam. Empat musim, keragaman iklim, akses terhadap perairan
internasional, potensi tanah dan air yang besar di sejumlah wilayah merupakan
deretan potensi besar pertanian Iran.
Selain itu, adanya cadangan genetika hayati yang beragam dan langka di dunia
yang juga menjadi modal besar bagi pertanian Iran. Republik Islam memiliki
keragaman iklim. Setidaknya negeri ini memiliki 11 iklim dari 14 yang terdapat
di dunia. Keragaman ini membuat hasil produk pertanian bervariasi dari gandum,
berbagai jenis kacang-kacangan, aneka ragam buah, beras, jagung dan lain-lain.
Selain mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam
negeri, Iran
juga berhasil mengekspor produk pangan dan olahannya ke 50 negara dunia. Tidak
hanya itu, Iran
juga menyatakan kesiapannya menjalin kerjasama dengan negara lain di bidang
pengembangan industri pertanian dan olahannya. Republik Islam Iran menilai
negara-negara Islam memiliki potensi besar di bidang peningkatan kemajuan
industri pertanian dan olahannya. Dengan demikian, persatuan negara-negara
Islam akan menghilangkan ketergantungan mereka terhadap negara-negara Barat.
(IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar