Imam Khamenei, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, "Revolusi Islam sebuah fenomena istimewa, Revolusi Islam adalah sebuah gerakan dengan tujuan dan metode tertentu. Tujuan, menegakkan Islam, memerangi kubu arogan, mempertahankan independensi negara, memulihkan kehormatan manusia, membela kaum tertindas, kemajuan dan meraih sains, pengetahuan dan ekonomi negara. Ini termasuk tujuan mulia dari Revolusi Islam. Tujuan suci ini akan terus berlanjut serta tidak akan menyeleweng."
Di tahun-tahun pertama pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran, para pengamat dan sosiolog membandingkan revolusi ini dengan Revolusi Rusia serta Perancis.
Rakyat Perancis tahun 1789 dan Rusia tahun 1917 menyaksikan pergantian kekuasaan di negaranya. Namun kedua revolusi ini tidak dapat dibandingkan dengan Revolusi Islam di Iran dari sisi cakupan
Kini 34 tahun dari kemenangan Revolusi Islam telah berlalu dan kian kentara bahwa anasir mazhab menjadi faktor pembeda revolusi rakyat
Brzezinski, politikus Amerika Serikat terkait dampak sekularisme Barat mengatakan, "Sekularisme pengendali yang gagal di Barat, di zamannya sekularisme menjadi titik awal kehancuran budaya Barat. Oleh karena itu, yang menjadi ancaman kehancuran Amerika adalah sekularisme itu sendiri."
Namun Revolusi Islam
Profesor Hamid Algar, guru besar kajian Islam di Universitas California Amerika terkait hal ini mengatakan, "Perbedaan paling penting yang membuat unggul Revolusi Islam Iran dengan Revolusi Perancis serta Rusia adalah akar mazhab dan agama. Unsur ini tidak ditemukan di dua revolusi Perancis dan Rusia. Di Iran, mazhab menjadi motor penggerak utama revolusi dan api revolusi dinyalakan dari Masjid serta akhirnya berujung pada kemenangan Revolusi Islam."
Di sisi lain, partisipasi politik rakyat di Revolusi Islam sangat tinggi dan lebih besar ketimbang revolusi lainnya. Di Revolusi Perancis, rakyat yang paling aktif hanya di kawasan
Menurut pandangan Profesor Hamid Algar, "Salah satu keistimewaan Revolusi Islam
Adapun pengalaman dari berbagai revolusi dunia lainnya menunjukkan, meski penggerak revolusi menang dengan bantuan rakyat dan berhasil menumbangkan pemerintahan sebelumnya, namun kekhawatiran utama mereka adalah bagaimana caranya mempertahankan kekuasaan dan singgasana mereka. Oleh karena itu, mereka tak segan-segan mengabaikan aspirasi rakyat. Selain Revolusi Islam, sangat jarang ditemukan pemimpin revolusi yang melibatkan rakyat untuk menentukan model pemerintahan selanjutnya.
Di Revolusi Perancis, pemimpin utama revolusi tidak jelas dan mereka yang memiliki status sosial tinggi serta kecenderungan material berada dijajaran pemimpin. Sementara di Revolusi Rusia, hingga pertengahan tahun 1917 belum ada pemimpin yang muncul. Baru ketika bulan Oktober 1917 muncullah nama-nama seperti
Berbeda dengan Revolusi Islam
Revolusi Islam
Tak lama kemudian yang terjadi di Perancis adalah kerusuhan berkepanjangan yang menimbulkan kerugian besar kepada negara serta rakyat. Akhirnya Raja Luis XVI diturunkan, kemudian dieksekusi bersama permaisurinya. Namun yang terjadi kemudian, pemerintahan Perancis kembali berbentuk kerajaan dan Napoleon Bonaparte naik menjadi raja. Kondisi ini pun berlangsung selama beberapa tahun hingga terbentuknya pemerintahan Republik. Sejatinya Revolusi Perancis pada mulanya tidak memiliki peluang untuk tetap eksis di tengah masyarakat.
Sementara di Uni Soviet, tujuan yang dicanangkan dalam revolusi tidak terealisasi. Diklaim bahwa pemerintahan Uni Soviet adalah sebuah pemerintahan rakyat dan bersandar pada gerakan warga serta komitmen terhadap kebutuhan rakyat. Tujuan ini sejak awal telah dilanggar. Setelah lima-enam tahun, peran rakyat dalam perhitungan pemerintah dihapus. Adapun di Perancis, penyelewengan dari tujuan revolusi berlangsung selama 70 tahun lebih, baru kemudian secara bertahap revolusi kembali menemukan tujuan awalnya.
Berbeda dengan kedua revolusi tersebut, Revolusi Islam
Menurut pandangan Rahbar, "Revolusi Islam sebuah fenomena istimewa, Revolusi Islam adalah sebuah gerakan dengan tujuan dan metode tertentu. Tujuan, menegakkan Islam, memerangi kubu arogan, mempertahankan independensi negara, memulihkan kehormatan manusia, membela kaum tertindas, kemajuan dan meraih sains, pengetahuan dan ekonomi negara. Ini termasuk tujuan mulia dari Revolusi Islam. Tujuan suci ini akan terus berlanjut serta tidak akan menyeleweng."
(IRIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar