"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Jumat, 25 Januari 2013

Iranophobia, Dari Gedung PBB hingga Panggung Seni


Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-67 memaparkan tahapan produksi bom nuklir dan juga penetapan garis merah untuk Iran. Netanyahu menekankan urgensi penetapan garis merah terkait program nuklir Iran.


PM Israel itu mengatakan, "Ijinkan saya mengatakan kepada Anda mengapa harus ditentukan garis merah untuk program pengayaan uranium oleh Iran. Setiap bom terdiri dari bahan peledak dan sebuah mekanisme peledak yang contoh sederhananya adalah bom yang dengan mesiu di dalamnya meledak dengan menekan tombol dan pengaktifan fuse."
Ditambahkannya, terkait program nuklir Iran, mesiu itu adalah uranium yang telah diperkaya dan sulit bagi Iran untuk memproduksi dan mengumpulkan uranium, akan tetapi alat untuk meledakkan bahan tersebut tidak terlalu sulit.

"Perlu bertahun-tahun bagi Iran untuk memperkaya uranium sehingga mampu memproduksi bom dan untuk hal ini diperlukan ribuan sentrifugal. Akan tetapi Iran dapat memproduksi komponen peledak bom nuklir dalam satu tahun atau beberapa bulan dan alat tersebut dapat diproduksi dalam sebuah ruangan kecil seukuran kelas," ujar Netanyahu.

Dalam menjelaskan level pengayaan uranium di Iran dan seberapa dekat Republik Islam dengan produksi bom nuklir, Netanyahu kemudian mengangkat sebuah papan grafik bergambar bom dan mengatakan, "Iran telah melalui tahap pertama dan sekarang sedang memasuki tahap kedua, hingga musim semi mendatang dan paling lambat sampai musim panas tahun depan, Iran telah menyelesaikan tahap kedua dan memasuki tahap terakhir. Setelah itu hanya perlu beberapa bulan atau beberapa minggu untuk memproduksi bom nuklir pertamanya."

Para analis memandang "pelajaran produksi bom atom" oleh Netanyahu di sidang Majelis Umum PBB itu juga berarti deklarasi kepada dunia bahwa Israel memang memiliki senjata pemusnah massal. Namun di sisi lain, Republik Islam Iran telah berulangkali menyatakan bahwa program nuklirnya berstatus damai dan hal ini telah dibuktikan dalam berbagai laporan hasil inspeksi Badan Energi Atom Internasional. Klaim yang selama ini dikemukakan oleh Amerika Serikat, Israel dan negara-negara Barat soal penyimpangan dalam program nuklir Iran berasaskan asumsi.

Sontak reaksi negatif dan ledekan terhadap aksi dan lukisan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Sidang Mejelis Umum PBB masih belum reda. Dia tak henti-hentinya membahas program nuklir Iran sambil membawa gambar bom dan spidol merah. Gambar bom itu, merupakan diagram yang dibuat Netanyahu untuk mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan program pengayaan uranium Iran.

Orang-orang langsung menerbitkan gambar versi masing-masing tentang bom di internet, antara lain melengkapinya dengan gambar tokoh kartun yang membawa bom berwarna hitam dengan sumbu menyala maupun dengan film anti-nuklir, Doctor Strangelove. Majalah terkemuka New Yorker bahkan menggelar kompetisi untuk menulis keterangan bagi foto Netanyahu yang memegang diagram tersebut dan memulai hashtag atau istilah pencarian dengan menggunakan Bibi-bomb di Twitter.

Aksi Bibi itu – sapaan akrab Netanyahu – bahkan menjadi bahan tertawaan dan ejekan di media-media Israel sendiri. Harian Maariv pada hari Jumat (28/9) menulis, pidato Netanyahu di New York telah menyita lensa kamera, tapi dia harus mengetahui program nuklir Iran tidak bisa dicegah dengan diagram dan pidato.
Koran Yediot Aharonot juga menertawakan aksi Netanyahu di PBB dan menulis, Bibi telah kembali ke masa kecilnya dengan melukis karikatur itu.

Wakil Duta Besar Republik Islam Iran untuk PBB Eshaq Ale Habib memperingatkan bahwa Tehran akan membalas dengan kekuatan maksimal terhadap setiap serangan di wilayahnya. Ale Habib pada Kamis (27/9) mengatakan, program nuklir Iran bertujuan damai dan sepenuhnya sesuai dengan kewajiban internasional negara itu. Ia juga menolak tuduhan Barat dan sekutunya bahwa Tehran tengah berusaha memproduksi senjata nuklir.

Terkait ancaman rezim Zionis Israel, Ale Habib menandaskan, Iran cukup kuat untuk membela dirinya sendiri dan berhak untuk membalas dengan kekuatan penuh terhadap setiap serangan. Statemen Wakil Dubes Iran untuk PBB itu sebagai reaksi atas pidato Perdana Menteri Rezim Zionis Benyamin Netanyahu di Majelis Umum PBB.

Kebencian Zionis terhadap rakyat dan pemerintah Iran bukan hanya dilakukan di gedung PBB. Di ranah seni pun berlangsung gelombang Iranophobia. Baru-baru ini dirilis film anti Iran berjudul Argo. Film besutan Ben Affleck ini didasarkan pada tulisan Tony Mendez tentang penyelamatan enam diplomat AS dari Tehran, Iran, ketika terjadi pendudukan kedutaan besar AS oleh mahasiswa Iran tahun 1979. Film yang dibintangi langsung oleh Affleck ini dijadwalkan dirilis di Amerika Serikat pada 12 Oktober 2012.


ProdusenGeorge Clooney, Grant Heslov dan David Klawans menyiapkan sebuah proyek berdasarkan artikel pada tahun yang sama, dan keterlibatan Affleck dalam proyek ini diumumkan pada bulan Februari 2011. Syuting film dimulai di Los Angeles, California pada bulan Agustus 2011. Syuting tambahan juga berlangsung di Washington, DC, dan Istanbul.

Sebelumnya, film itu ditayangkan pada Festival Film Internasional Toronto September lalu. Skenario film ini berdasarkan dua tulisan, The Master of Disguise oleh Antonio J. Mendez dan The Great Escape oleh Joshuah Berman. Film berdurasi 120 menit ini diproduksi dan didistribusikan oleh Warner Bros. Pictures yang sebelumnya memproduksi film 300. Film anti Iran ini diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Frank Miller. Film besutan Zack Snyder dirilis oleh Warner Bros. Pictures pada tanggal 9 Maret 2007. 

(IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar