Maraknya kasus terorisme di Tanah Air menjadi keprihatinan bagi banyak pihak, termasuk dua siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten, yaitu Bernardus Ardi dan Agur Yake, yang akhirnya membuat robot mereka namai Robot Antiteror yang dapat membantu pihak kepolisian dalam memberantas terorisme.
Robot antiteror sudah pernah dibuat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) yang digunakan oleh Densus 88 untuk menjinakkan
bom. “Tapi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli satu unit robot antiteror
buatan LIPI itu mencapai 1 miliar rupiah, sedangkan robot yang kami buat ini
harganya sekitar Rp 8 juta,” kata Agur.
Dengan menggunakan remot kontrol, robot antiteror ini dapat mengidentifikasi keberadaan barang mencurigakan dan mengambilnya.
Robot antiteror juga dilengkapi kamera pengintai yang disertai video VHF.
“Jadi, robot mudah dikendalikan dari jarak jauh dengan melihat tayangan monitor,” lanjutnya. Robot ini adalah robot generasi kedua yang merupakan pengembangan dari robot generasi pertama yang ukurannya lebih kecil.
Dalam prosesnya, Agur mengaku menemui sejumlah kendala, baik dana, peralatan, maupun waktu merakit, mengingat dirinya dan Bernardus juga masih harus mengikuti pelajaran di sekolah.
Namun, itu semua tidak menyurutkan niat Agur untuk membantu kepolisian dalam memberantas terorisme di Tanah Air. Walau belum secanggih robot buatan LIPI, namun keberhasilan dua pelajar SMK itu dalam membuat robot antiteror merupakan kebanggaan bagi putra bangsa.
(indonesiaproud.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar