"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49] : ayat 13)

Rabu, 09 Januari 2013

Kami Mengungsi, Kami Butuh Guru!


Anak-anak Indonesia berada di manapun harus tetap sekolah. Kan sekolah itu haknya anak ya Sobat Teen. Makanya sedapat mungkin meskipun saat ini berada di pengungsian, Sobat Teen jemaat Syiah tetap harus sekolah dan belajar. Tapi ada masalah nih!



Guru buat mengajari teman kita jemaat Syiah yang menjadi pengungsi di Gelanggang Olahraga Sampang, Jawa Timur kurang nih. Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia yang juga mendampingi warga Syiah, Hertasning Ichlas mengatakan dua guru yang didatangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah pergi meninggalkan anak pengungsi. 
Kini, tersisa dua relawan yang mengurus pendidikan para anak pengungsi. “Kami mengalami krisis saat ini. Yang bisa kami lakukan adalah mencoba mempertahankan dua relawan yang berdedikasi untuk menjadi guru. Ini sekaligus kesempatan memberi tahu bagi relawan yang bersedia mendampingi anak-anak dan balita untuk membuat mereka terhibur lewat pendidikan. Anda bisa membantu kami di GOR Sampang bersama pengungsi,” kata Bu Hertasning.

Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia Hertasning Ichlas menambahkan para pengungsi juga mengalami krisis bahan pangan. Pasalnya, bantuan pangan dan pengobatan dari pemerintah setempat telah dihentikan sejak bulan lalu. Beberapa bayi di sana pun sakit akibat pancaroba. Total jemaat Syiah yang mengungsi pasca penyerangan di GOR Sampang mencapai 156 orang. 19 diantaranya adalah anak-anak dan 29 masih bayi. Menurut relawan, sebagian pengungsi mulai stres setelah lima bulan bertahan di pengungsian.
(teenvoice.co.id)



16 Anak Pengungsi Syiah Mengadu ke DPRD Sampang

Lantaran tak ada guru pengajar bahkan terkesan di terlantarkan, sebanyak 16 anak pengungsi Syiah mendatangi gedung DPRD Sampang, Selasa (8/1/2013). Mereka didampingi Untung Rifai, ketua komite anak.



Kedatangan anak-anak itu untuk mengadukan tentang kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan konseling untuk menghilangkan trauma kerusuhan. Saat di hadapan komisi D anggota DPRD Sampang, Untung menjelaskan bahwa pada hari pertama masuk sekolah kemarin, tak ada satupun guru pengajar yang diperbantukan di sekolah darurat.

Selain itu juga tidak adanya gizi tambahan terhadap makanan anak-anak pengungsi, bahkan makanan anak sama dengan orang dewasa. Ketiga, tidak adanya program untuk menghilangkan trauma psikologis anak korban kerusuhan.


"Kami minta jangan hanya kalau ada kunjungan saja anak-anak ini di perhatikan, tapi kalau sudah selesai gawenya diterlantarkan, sekali lagi kami minta kepada anggota DPRD Sampang segera diperhatikan nasib anak-anak pengungsi ini," jelas Untung.Mendapat keluhan tersebut, komisi D DPRD Sampang berjanji akan memanggil Dinas Dendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial. "Rencananya besok kami rapat komisi dan segera memanggil dinas terkait," kata Agus Khusnul Yakin, salah satu anggota komisi D.
(beritajatim.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar